Chapter 22

511 73 31
                                    

Double update...

Happy reading....

Afflictus Syndrom, penyakit di mana penderitanya merasa selalu menderita, tidak pernah merasakan kebahagiaan bahkan di tiap detiknya, selalu merasa bersalah ketika mencoba untuk bahagia.

Seokjin di diagnosa menderita Syndrom ini sebenarnya sudah sangat lama, sebelum Seokjin mengenal Irene, setelah kematian orang tuanya, adiknya Yeri terbaring lemas di rumah sakit, membuat Seokjin tidak mengenal apa itu bahagia, sindrom itu selalu muncul ketika malam hari, ketika berada di tempat yang gelap Seokjin pasti tidak bisa bernafas, ia bertahan dengan obat-obatan selama hidupnya.

Namun, setelah bertemu dengan Irene, sindromnya jarang muncul, karena tiap hari, ia akan sangat senang mendengar Omelan Irene, itu menghiburnya, tanpa sadar ternyata obat dari penyakit Seokjin selama ini adalah Irene, istrinya. Seokjin berusaha menampik karena pada awalnya ia sangat membenci Irene, melihat wajah Irene, Seokjin menjadi teringat wajah orang tuanya yang Seokjin pikir dibunuh oleh ibunya Irene.

Sampai suatu ketika, perasaan Seokjin tak bisa lagi ia tahan, ia tidak bisa lagi menampik perasaannya, ia sudah jatuh terlalu dalam akan pesona Irene. Bertemu Irene menjadi candu baginya,  Seokjin baru sadar ternyata bahagia itu menyenangkan.

Sampai satu pikiran terlintas dalam benaknya, "Apa aku boleh merasakan ini?" Begitu pikir Seokjin.

Dia selalu merasa tidak pantas berbahagia di atas penderitaan keluarganya, sehingga ia mengambil keputusan untuk merelakan kebahagiaannya, ia memutuskan menyerahkan Irene pada Minseok, kata Minseok, ia yang akan memberi Irene pelajaran.

Seokjin seperti sudah dicuci otaknya hanya menyetujui saja ucapan Minseok tanpa tahu pelajaran apa yang akan diberikan Minseok pada Irene.

Kalau saja... Kalau saja waktu itu Seokjin tahu, niat awal Minseok adalah menghabisi Irene, sampai matipun Seokjin tidak akan pernah rela menyerahkan Irene pada Minseok.

Namun, lagi-lagi karena rasa percaya Seokjin yang teramat besar pada sang kakak, membuatnya mempercayai saja apa yang Minseok katakan.

Dan sampai sekarang, Seokjin menyesali hal itu... Setelah kehilangan Irene, Seokjin baru menyadari bahwa sebenarnya ini hukuman untuk dirinya karena telah berani mengejar kebahagiaan.

Kebahagiaan tidak ditakdirkan untuk dirinya.

"Harusnya aku sadar dari awal..." Kata Seokjin setiap berada di ruangan kosong kantornya.

________

"Kau sudah tahu?"

Mendengar pertanyaan dokter, Seokjin hanya mengangguk.

"Kau tahu kan apa obat dari penyakitmu ini?"

Lagi-lagi Seokjin mengangguk.

"Masih punya waktu, kau masih bisa sembuh."

"Hidup itu melelahkan dokter..." Jawab Seokjin pada akhirnya.

__________

Afflictus Syndrom bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, kuncinya cuma satu, bahagia. Namun yang menjadi penyebab penyakit ini merenggut nyawa seseorang adalah karena pilihan orang itu sendiri, mau menyerah akan hidupnya atau hidup untuk bahagia.

Sesederhana itu, namun bahagia bukanlah hal yang sederhana, apalagi bagi Seokjin.

__________

"Seokjin sakit parah!"

Kata-kata Wendy masih terngiang-ngiang di kepala Irene, badannya lemas seketika, kenapa di saat Irene berusaha kuat untuk melupakan Seokjin, fakta mengerikan ini justru yang ia dapatkan.

REMEDY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang