Happy reading...
"Bu... Ayah kenapa sangat jahat pada kita bu?"
"Ayah tidak jahat sayang, apa yang kita lihat dan dengar, belum tentu itu kebenarannya."
"Kalau belum tentu kebenarannya, lalu dari mana kita menemukan kebenaran ibu?"
"Dari hati sayang. Kamu ingat ya... Kebenaran datang dari hatimu, dan dari hatilah tumbuh keyakinan. Kamu cukup percaya hatimu saja, jangan biarkan otakmu mempengaruhi hatimu..."
_________
Irene terbangun dengan nafas yang memburu.
"Lagi-lagi aku mimpi ibu..." Gumam Irene.
Irene berpikir sejenak.
"Benar, tidak seharusnya aku membenci ibuku karena dari sebuah foto, tidak... Itu bisa saja tidak benar.. Aku harus mencari kebenarannya, aku tidak mau ibuku disalahpahami seperti ini." Lanjut Irene
Flashback...
Irene membuka kotak sesuai dengan perintah Seokjin, dan betapa terkejutnya dia melihat foto ibunya bersama laki-laki lain.
"Ini..."
"Iya, itu ibumu, dan ayahku."
Irene terduduk lemas tak berdaya.
"Tidak mungkin."
"Kebenaran sudah di depan matamu! Jangan mencoba mengelaknya."
"Bisa saja mereka tidak sengaja bertemu."
"Hahah! Tidak sengaja bertemu di dalam kamar hotel? Apa itu masuk akal?"
Irene terdiam mendengar penuturan Seokjin.
Flashback end...
SeokJin bangun dengan perut keroncongan, dia menuju dapur untuk mencari makanan, namun di dapur dia dikejutkan dengan Irene yang sudah berada di sana, sedang memasak.
"Tumben sekali kau bangun pagi, aku kira ibumu tidak pernah mengajarkanmu hal seperti ini karena hobinya adalah tidur dengan laki-laki lain, entah berapa banyak laki-laki yang sudah ditiduri ibumu selain ayahku, ckck." Ucap Seokjin.
Irene menggenggam erat tangannya, namun dia memilih untuk tidak menjawab dan fokus pada pekerjaannya.
SeokJin geram dengan tingkah Irene. Dia kemudian mencengkram kuat pergelangan tangan Irene.
"Kalau orang bicara padamu itu di jawab!!"
"Apakan tadi itu sebuah pembicaraan yang harus ku Jawab? Bukannya itu sebuah hinaan yang kau lontarkan? Oh... Orang sepertimu yang hanya mempercayai apa yang ia lihat saja tidak akan pernah mengerti perasaan seseorang, aku hampir lupa, kalau aku sedang bicara dengan orang yang tidak memiliki hati sepertimu..." Lawan Irene.
Irene sekarang tidak gentar untuk menatap mata Seokjin ketika bicara.
"Kauu!!!" Geram Seokjin semakin memperkuat cengkeramannya.
Irene berusaha keras menahan sakit, supaya tidak terlihat lemah di mata Seokjin. Seokjin melepaskan pergelangan tangan Irene dengan kasar, dan meninggalkan dapur.
Sepeninggalan Seokjin, Irene melihat tangannya yang merah akibat ulah Seokjin.
"Awh.." Ringis Irene.
_______
Seokjin makan makanannya, namun dia tidak mendapati kehadiran Irene.
"Di mana orang itu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
REMEDY (END)
FanfictionAku memang menginginkan jalan keluar. hanya ada satu jalan keluar, tapi... Apa jalan keluar satu-satunya ini justru menyesatkanku?