Happy reading...
Pagi yang indah, rasanya kata itu yang tepat untuk menggambarkan suasana pagi di rumah keluarga Kim.
Seulas senyum terkembang manis di bibir Seokjin saat melihat suaminya masih tertidur lelap di sampingnya.
Tidur Irene mulai terganggu karena diusik cahaya matahari, membuatnya mau tidak mau membuka matanya.
"Good morning Istriku..." Sapa Seokjin.
Irene tersipu malu, dan menyembunyikan wajahnya di balik selimut, Seokjin hanya bisa terkikik geli.
"Kenapa?"
"Tidak ada."
"Pipimu memerah." Goda Seokjin.
"Enak saja."
Seokjin memeluk Irene, "Nyamannya..." Gumam Seokjin.
Irene tersenyum dan membalas pelukan Seokjin.
"Sudah, ayo bangun." Ujar Irene sembari melepaskan pelukan Seokjin.
"Aku masih mau memeluk istriku." Seokjin cemberut.
"Aku mengerti, tapi istrimu ini harus membuat sarapan."
"Besok ku pastikan untuk menyewa pembantu." Keluh Seokjin.
Irene tersenyum gemas, dan mengecup singkat kening Seokjin.
"Morning kiss." Ucap Irene.
Seokjin tersenyum jahil, "Harusnya kan di sini..." Ujar Seokjin sembari menunjuk bibirnya.
"Yak!" Irene lagi-lagi tersipu malu, kemudian pergi meninggalkan Seokjin.
Seokjin tersenyum gemas.
~~~
Seokjin menuju meja makan dan melihat Yeri ada di sana, dia langsung menepuk keningnya.
"Yerim-ah..." Panggil Seokjin.
Yeri yang dipanggil tidak menyahut, terlihat masih cemberut.
"Pagi-pagi adik Oppa sudah cemberut saja... Nanti cantiknya hilang loh."
"Masih ingat punya adik?" Kesal Yeri.
"Maafkan Oppa, kemarin Oppa panik dan tidak ingat kalau kau masih di bandara."
"Huh... Kalau saja kau tidak pulang membawa eonnieku, tidak akan ku maafkan Oppa."
"Jadi kau memaafkan Oppa?"
"Berterimakasihlah padaku." Sahut Irene yang mulai menghidangkan nasi goreng yang sudah ia buat.
"Benar eonnie, lagian eonnie mau saja sama si keras kepala itu."
Irene terkekeh, "Karena tidak ada yang mau, makanya eonnie pungut yer."
Yeri dan Irene tertawa karena berhasil mengejek Seokjin, orang yang diejek langsung cemberut.
Setelah aksi saling ejek itu, mereka sarapan dengan nikmat. Sesekali Seokjin dan Yeri memuji masakan Irene.
~~~
"Hari ini kau mau ke mana?" Tanya Irene sembari membuka pintu kamar.
"Aku mau ke rumah sakit."
"Apa Seokbai sudah sadar?"
"Belum, makanya aku mau menjenguknya."
"Kalau begitu, aku ikut."
"Jangan, kau masih sakit."
"Aku tidak apa-apa."
"Aku tetap tidak mengizinkan, kau tidak mau ke rumah sakit kemarin, jadi dengarkan aku kali ini, kau harus istirahat yang cukup di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEDY (END)
FanficAku memang menginginkan jalan keluar. hanya ada satu jalan keluar, tapi... Apa jalan keluar satu-satunya ini justru menyesatkanku?