Chapter 8

547 80 68
                                    

Happy reading...

Seokjin tidak bisa tidur, dia kemudian keluar kamarnya dan menuju dapur untuk mendapatkan segelas air. Sebelum sampai dapur, mata Seokjin teralihkan pada satu objek yang entah sejak kapan mampu membuat hari Seokjin sedikit bewarna.

"Kau kenapa di sini?" Tanya Seokjin.

Tidak ada jawaban.

"Kalau orang bertanya itu dijawab!" Seokjin mulai kesal.

Tidak ada jawaban.

Seokjin kemudian menghampiri objeknya tadi.

"Yak! Bae Irene!" Kesal Seokjin.

Namun, masih tidak ada jawaban.

Setelah melihat dari dekat, Seokjin hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kau bahkan bisa tidur sambil duduk di depan tv seperti ini? Luar biasa sekali." Ucap Seokjin keheranan.

Seokjin kemudian mendekati Irene, dia memandang lekat wajah teduh Irene ketika tertidur itu.

"Cantik." Tanpa sadar bibir Seokjin berucap sesuai perintah hatinya, bukan otaknya.

"Kau masih bisa tertidur pulas seperti ini, di saat bahaya bisa saja datang padamu kapan saja, luar biasa sekali." Lanjut Seokjin.

Tangan Seokjin kemudian menyentuh lembut rambut Irene yang berantakan, namun tiba-tiba Irene membuka matanya. Seokjin terkejut dan terjungkal ke belakang.

"Kau mau apa?!" Kaget Irene dan menyilang kan tangan di dadanya.

"Aku... Aku... Aku mau membangunkanmu! Enak sekali kau tidur, tapi tv tidak dimatikan, kau kira biaya listrik gratis??" Jawab Seokjin berusaha memberi alasan.

Padahal dengan kekayaan Seokjin, mungkin perusahaan listrik saja bisa dibelinya, lagi-lagi itu hanya alibi supaya tidak terlalu malu. *Ckck

"Pelit sekali!" Keluh Irene.

"Memangnya kau mau membayarnya?"

"Ya tidak... Aku mana punya uang."

"Kalau begitu, cepat matikan TV nya dan kembali ke kamarmu! Lihatlah Lampu di rumah ini semuanya menyala, kau mau merugikanku?"

Irene mencibir Seokjin.

"Dasar Pelit!" Cibir Irene.

"Aku masih bisa mendengarmu ya!"

Irene terkekeh, namun dia tidak peduli, dia segera mematikan tv dan lampu sebelum Seokjin kembali mengomelinya.

"Hey!! Aku masih di sini, hidupkan lampunya!" Ucap Seokjin gugup.

"Kau bilang aku harus matikan Lampu, bagaimana sih?"

"Tolongg... Tolongh... Hidupkan lampunya... Aku... Aku ti...dak bisa bernapas."

Irene kaget mendengar suara lemah Seokjin, kemudian segera menghidupkan lampunya.

"K-kau... Kau tidak apa-apa?" Tanya Irene segera menghampiri seokjin.

Seokjin keringat dingin, dia terduduk lemas.

"Tolong..."

"Kau kenapa?"

Setelah tersadar, Seokjin langsung berdiri dan meninggalkan Irene tanpa penjelasan.

"Dia kenapa?" Bingung Irene.

Seokjin masuk ke dalam kamarnya, dia membuka laci meja di samping tempat tidurnya kemudian mengambil beberapa tablet obat dan meminumnya. Setelah meminum obat itu barulah Seokjin bisa bernafas lega.

REMEDY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang