Chapter 11

471 79 12
                                    

Happy reading...

Malam semakin larut, tapi Seokjin enggan untuk pulang, entah apa yang sedang ia pikirkan, tapi rumah rasanya tidak nyaman sekarang.

"Apa kau tidak lelah?" Tanya Irene pada Seokjin.

"Tidak." Jawab singkat Seokjin.

"Ini sudah larut, ayo kita pulang."

"Aku masih ingin di sini."

"Ini dingin Seokjin, kita di pantai ini sudah seharian penuh, dan aku lapar."

Seokjin melirik Irene yang berada di sampingnya.

"Ya sudah.." Seokjin beranjak tanpa menunggu Irene.

Irene mendengus dan tetap mengikuti Seokjin dari belakang, sampai mereka memasuki mobil Seokjin.

Seokjin melajukan mobilnya tanpa banyak omong.

"Kau kenapa? Apa ada masalah?" Tanya Irene.

"Tidak."

"Aku bukannya bermaksud lancang ya... Tapi seorang yang aku kenal pernah berkata, kalau kita punya masalah dan bisa menyelesaikan masalah itu sendiri maka tidak apa-apa untuk disembunyikan. Tapi... Jika sudah tidak bisa diselesaikan sendiri, berbagilah pada yang lain, mana tahu mereka punya solusi." Ucap Irene.

Seokjin menatap Irene, lama sekali, sampai Irene menegurnya.

"Heyyyy... Kau sedang menyetir, fokus ke depan."

Setelah tersadar, Seokjin segera mengalihkan perhatiannya kembali ke jalanan.

"Jika saja... Jika saja ada sesuatu yang buruk terjadi padamu, apa kau akan menyalahkan orang yang menyebabkan hal tersebut?"

"Aku tidak mau munafik, tentu saja aku akan menyalahkan orang itu... Tapi yang lebih utama, aku akan mengikuti kata hatiku, aku akan percaya apa yang hatiku perintahkan. Karena hati, selalu menunjukkan kebenaran."

"Kau itu sebenarnya apa sih?"

"Maksudmu?"

"Tidak apa-apa."

Seokjin kembali fokus menyetir, sampai dia berhenti di sebuah restoran kecil, memang tidak terlalu mewah, namun terlihat sangat nyaman.

"Kenapa berhenti di sini? Bukannya kita mau pulang ke rumah?"

"Aku lapar."

Setelah mendengar jawaban Seokjin, Irene tidak berani membantah lagi dan memilih untuk mengikutinya.

Di dalam restoran, Seokjin tampak akrab sekali dengan pemilik restoran tersebut.

"Seokjinie... Kau datang? Kenapa sudah lama tidak datang? Aku dengar kau sudah menikah ya? Kenapa tidak bilang bibi?"

"Satu-satu dulu bi, gimana Seokjin bisa jawab?"

Bibi pemilik restoran terkekeh.

"Pertama, Seokjin memang sudah menikah, itu dadakan sekali bi, makanya cuma keluarga dekat saja yang datang, dan sekarang Seokjin bawa istri Seokjin, ini dia, Irene." Ucap Seokjin menarik Irene untuk lebih mendekat ke arahnya.

Irene terkejut, dan hanya tersenyum salah tingkah.

"Ya ampun, cantik sekali, kau pintar pilih istri Seokjinie..."

"Biasa saja bi, bibi berlebihan."

"Ih, ini mana bisa biasa? Dia cantik sekali."

"Terimakasih bibi atas pujiannya, memang orang ini matanya sedikit rabun bi." Ucap Irene dengan nada bercanda.

REMEDY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang