Chapter 24

489 90 47
                                    

Happy reading...

Irene berjalan keluar rumah, dia duduk di teras sembari menunggu seseorang, pakaiannya sudah rapi sejak tadi. Pikirannya kembali pada obrolan dirinya dan Seokjin malam tadi di taman.

"Kau jangan pedulikan aku, balaslah aku sesukamu, aku tidak serapuh itu kau tahu? Jangan berhenti, jadi jahat jangan setengah-setengah dong, ayo balas aku, aku memang pantas untuk itu." Ucap Seokjin sembari tersenyum.

Irene menghela nafas beratnya, setelah itu, ia mendengar suara klakson mobil.

"Hey, ayo, kenapa melamun di situ?" Suara seseorang.

Irene tersenyum, "Iya tuan sibuk." Jawab Irene.

Irene masuk mobil dan mulai memasang sabuk pengamannya.

"Tumben hari ini kau menerima ajakanku pergi, memangnya kau tidak sibuk lagi?" Tanya Irene.

Jinyoung tersenyum, "Sudah lumayan senggang." Jawabnya.

Irene mengangguk.

Jinyoung menjalankan mobilnya, sekitar setengah jam, mereka sampai di tempat tujuan, sebuah restoran bintang lima.

.......

"Kau mau pesan apa?" Tanya Jinyoung.

"Samakan saja."

"Humm, baiklah.",

Jinyoung mulai memesan makanan kepada pelayan. Irene menatap Jinyoung dalam.

"Btw, tumben kau mengajakku makan duluan, ini jarang sekali loh." Ujar Jinyoung.

"Kita makan dulu." Jawab Irene pelan.

Setelah makanan sampai, mereka makan dalam diam. Sampai makanan habis pun hanya Jinyoung yang mengajak Irene bicara, sebaliknya Irene hanya menjawab seadanya saja.

"Jadi... Kamu mau bicara apa?" Tanya Jinyoung sembari menghapus sisa makanan di mulutnya.

"Aku... Aku mau memberikan jawaban atas lamaranmu." Jawab Irene, kali ini ia belum berani menatap mata Jinyoung.

Irene kembali mengingat obrolan panjangnya dengan Seokjin malam tadi.

"Aku sudah dilamar." Ucap Irene menatap lekat wajah Seokjin.

Seokjin berusaha memaksakan senyum, "Oh ya? Bagus dong... Selamat." Jawab Seokjin.

"Kau tidak apa-apa kalau aku menerimanya? Dalam segala sisi, dia jauh lebih baik darimu."

"Tentu... Punya hak apa aku melarangmu, pergilah, terima lamarannya, dan hidup bahagia. Jangan lihat kebelakang lagi."

"kau serius?"

"Humm... Aku akan segera mengurus surat cerai kita, kau bisa menikah setelah itu. Namun, kau terima dulu lamarannya, jangan buat orang baik menunggumu terlalu lama."

"Apa dengan aku menikah, kau bahagia?"

Seokjin lagi-lagi tersenyum.

"Aku tidak mau munafik, mana ada yang bahagia melihat orang yang dicintainya menikah dengan orang lain? Tapi aku juga tidak mau jadi egois, aku cukup tahu diri, dia akan selalu memberikanmu kebahagiaan, dan sebaliknya, aku hanya bisa memberikanmu rasa sakit, aku lebih tidak suka itu, aku tidak suka menjadi sumber dari kesedihanmu. Jadi, majulah, kejar orang yang benar-benar akan membuatmu bahagia."

Bibir Irene bergetar, "B-baik... Jika inginmu begitu, kau jangan menyesalinya, kau jangan berusaha menghindarinya nanti, aku akan hidup bahagia dan aku akan menjamin itu."

REMEDY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang