Happy reading...
Seokjin sudah berada di gubuk tempat Min Seok membawa Irene, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan Irene ataupun Minseok. Seokjin masuk dan melihat ada bekas tali dan sebuah kursi di dalam sana.
"Ternyata benar, tadi Irene disekap di sini." Ujar Seokjin.
"Apa dia berhasil kabur? Atau justru dibawa kabur?" Tanya Yoongi.
"Kita belum bisa memastikannya, tapi karena ini sudah masuk ke dalam kasus pembunuhan, kurasa kita harus menghubungi polisi." Ujar Wendy.
Seokjin mengerang kuat.
"Siaall!!!" Teriak Seokjin frustasi.
"Kau tenang dulu hyung, Irene pasti ketemu." Yoongi berusaha menenangkan Seokjin, walaupun ia tahu kalau itu mustahil.
"Kumohon, lakukan apapun untuk menemukan Irene, bawa dia kembali dalam keadaan sehat, kumohon..." Ucap Seokjin memandang lurus ke depan, dan berjalan tak tentu arah.
"Kau mau ke mana Hyung?" Sahut Yoongi, namun tidak mendapat jawaban apa-apa dari Seokjin.
"Dia butuh waktu sendiri Yoon, berat baginya untuk menerima kenyataan ini begitu mendadak, biarkan dia sendiri." Ujar Wendy.
Yoongi mengangguk dan menatap hampa punggung sendu sahabatnya itu.
~~~
Seokjin sudah berada di tepi pantai tempat ia dan Irene pergi terakhir kali.
Seokjin tersenyum miris, dan menatap hampa laut luas di depan sana.
"Aku tidak menyangka, kalau hari itu menjadi hari terakhir kita bertemu, kalau aku tahu, mungkin setidaknya aku bisa lebih bersikap baik padamu. Hah... Kalau dipikir-pikir, aku ini sangat bodoh ternyata... Haha..." Seokjin sangat frustasi, terlihat dari nada bicaranya, dia tidak tahu harus berlaku apa menghadapi kenyataan yang begitu bertubi-tubi datangnya ini.
"Sekarang aku mengerti maknanya kata hati ren, kalau dipikir-pikir, aku bahkan belum pernah memanggilmu dengan sebutan baik sebelumnya, cih... Bodoh! Bodoh!!!" Seokjin mengacak-acak rambutnya frustasi.
Apa mau di kata, nasi sudah menjadi bubur, Seokjin tidak bisa melawan kehendak takdir, takdir yang mempertemukan dia dengan Irene, takdir juga yang memisahkan mereka, namun, apa Seokjin masih punya hak untuk meminta Irene kembali lagi ke sisinya setelah perlakuan buruknya selama ini?
Tidak ada yang tahu. Itu semua rencana Tuhan.
~~~
5 tahun kemudian.
"Kerjakan semuanya sekarang!!! Saya mau, malam ini juga berkasnya ada di meja saya!!!" Teriak seorang pria berpenampilan lusuh, dengan kumis yang tidak dicukur dan rambut berantakan.
Seorang wanita mungil masuk dengan membawa rantang makan siang, dia menatap sendu orang yang sedang memarahi karyawannya itu.
"Kalian keluarlah!" Ketus pria itu.
Setelah semua karyawan keluar, wanita mungil tadi memasang senyum yang sangat cerah, kiranya mampu menyihir orang yang melihatnya untuk ikut tersenyum, tapi tidak pernah berhasil untuk orang yang akan dia temui ini.
"Oppa!"
"Oh, yeri-ah? Ada apa ke sini?" Jawabnya sembari mengurut pelipisnya.
"Aku bawa makan siang untuk Oppa, ayo kita makan bersama."
"Tapi Oppa tidak lapar Yeri-ah, kau makan sendiri saja ya."
"Oppa, aku sudah jauh-jauh ke sini, masa Oppa tega tidak mau makan bersamaku?" Yeri cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEDY (END)
FanfictionAku memang menginginkan jalan keluar. hanya ada satu jalan keluar, tapi... Apa jalan keluar satu-satunya ini justru menyesatkanku?