Rei, Kaley dan Degran sudah sampai di kantor polisi.
"Dimana detektif Han dan detektif Faisal?" Tanya Rei kepada salah satu polisi
"Oh, selamat siang bu detektif. Detektif Han dan detektif Faisal sedang ada di ruang tunggu" Jawab polisi itu
"Baiklah, terimakasih" Ucap Rei dengan senyum ramahnya
Merekapun langsung masuk ke dalam ruangan tunggu, terlihat Faisal sedang menjahili Han sedangkan Han hanya diam tak bergeming sambil melihat ponselnya.
"Berhenti bercanda, dimana orang itu?" Ucap Kaley
Han dan Faisal melirik Kaley
"Dia di penjara, mau langsung di introgasi?" Ucap Faisal
Rei mengangguk
"Kita introgasi sekarang, tak ada waktu" Jawab Rei
Han menyuruh salah satu polisi untuk membawa tersangka ke tempat introgasi setelah itu mereka berlima menuju tempat introgasi.
Rei masuk ke dalam ruangan introgasi sedangkan yang lain bersama 2 polisi di luar ruangan atau lebih tepatnya hanya melihat dari arah jendela.
"Pak Yawan Handji, umur 45 tahun, bekerja sebagai sopir taksi, tinggal sendiri di Blok 2 nomor 645 sejak 3 tahun yang lalu" Ucap Rei sambil melihat sebuah kertas di papan alas
"Iya" Ucapnya sambil tertunduk takut
"Pemilik plat nomor kendaraan 44-71 benar?" Tanya Rei
"Iya" Jawabnya
"Kau yang menculik petugas polisi?" Tanya Rei datar
Yawan mengangkat kepalanya
"Saya tidak pernah melakukan itu" Ucap Yawan gelisah
"JANGAN BERBOHONG!!!" Ucap Rei marah
"Saya tidak membunuh siapapun, saya benar-benar tidak tau apa-apa" Ucap Yawan semakin gelisah
Rei mengerut kan alisnya, membunuh? Aku hanya tanya penculik bukan pembunuh.
"Apa maksudmu? Aku hanya bertanya apa kau yang menculik petugas kami?" Ucap Rei datar
Yawan terkejut, melebarkan bola matanya
"Apa yang kau sembunyikan?" Tanya Rei
Yawan hanya diam tak bersuara
Rei bangun dari duduknya, mendekati Yawan dan mencengkeram kerah bajunya
"Apa yang kau maksud? Membunuh? Membunuh siapa?" Ucap Rei dengan nada yang semakin datar
"Aku tidak---"
Bugh
Rei memukul Yawan hingga terjatuh dari kursi. Rei kembali mencengkeram kerah Yawan dan mendorongnya ke dinding.
"Apa susahnya berbicara jujur hmm?" Ucap Rei datar namun matanya sangat tajam hingga membuat Yawan bergidik ngeri
Han masuk ke dalam, menarik Rei menjauh dari Yawan.
"Tenanglah, kau bisa membunuhnya detektif" Ucap Han kepada Rei
"Aku saja yang menginterogasinya" Ucap Degran lalu berjalan dan duduk di kursi
"Bangun" Ucap Degran datar kepada Yawan yang tersungkur di lantai
Han, Faisal, Kaley dan Rei keluar ruangan dan melihat dari jendela.
Yawan bangun dan duduk di kursi di depan Degran.
"Ancaman?" Tanya Degran
Yawan mendongakkan wajahnya ke arah Degran dan menatapnya.
"Itu benar" Ucap Degran lagi
----------------------
Han dan rekannya diluar terkejut
"Apa? Ancaman? Bagaimana bisa?" Tanya Rei bingung
"Bagaimana bisa pikiran Degran benar dengan apa yang terjadi pada tersangka" Ucap Faisal terkejut
"Dia memang Degran kita" Ucap Kaley tersenyum
----------------------
"Baik, apa ancaman mereka?" Tanya Degran
Yawan terdiam ragu
"Kami akan melindungimu dari ancaman mereka" Ucap Degran
"Anakku" Ucap Yawan
"Dimana anakmu?" Tanya Degran
"Blok 5, dia tinggal sendiri disana karena pekerjaannya" Ucap Yawan
Degran melihat ke arah Faisal, Faisal menggangguk mengerti dan keluar ruangan mungkin untuk mencari tau tentang anak Yawan.
"Apa yang mereka inginkan?" Tanya Degran
"Membunuh petugas itu atau anakku yang akan dibunuh" Ucap Yawan takut
Semua orang yang ada di ruangan itu terkejut, Rei berniat masuk tapi dihalangi oleh Han.
"Sebentar lagi" Ucap Han pada Rei
Rei mengangguk dan melihat kembali
"Dimana jasad petugas kami?" Tanya Degran
"Mereka membawanya, aku tidak tau kemana" Ucap Yawan
Degran melihat ke arah mata Yawan, ya benar, tidak ada kebohongan sama sekali.
"Ceritakan" Ucap Degran
"Saat aku pulang, aku melihat mereka sedang duduk santai di ruang tengah" Jelas Yawan
"Berapa orang?" Tanya Degran
"2 orang. Mereka memakai jubah dan topeng, yang satu wanita dan yang satu lagi seorang lelaki" Jawab Yawan
"Bagaimana kau tau mereka wanita atau lelaki padahal mereka memakai topeng?" Tanya Degran
"Mereka memakai topeng tapi hanya separuh jadi aku masih bisa melihatnya" Jawab Yawan
"Lanjutkan" Ucap Degran
"Mereka mengancam ku lalu menyuruhku untuk mengikuti kemauan mereka. Aku mengantar mereka ke sebuah cafe tapi sebelumnya aku menjemput sekitar 3 orang tampilannya sama seperti sebelumnya, kami mengikuti salah satu petugas polisi. Lelaki yang memakai topeng itu melawan petugas, orang yang tadi aku jemput memasukkan petugas ke dalam mobil, kami menuju pertambangan no 8 di blok 1. Mereka menyuruhku membunuhnya dengan ancaman anakku lagi, aku takut anakku terbunuh jadi terpaksa" Jelas Yawan
"Setelah itu?" Tanya Degran
"Mereka membawa jasad polisi pergi dan menyuruhku untuk pulang dengan taksi" Jawab Yawan
"Lalu mobilmu?" Tanya Degran
"Aku rasa mereka menghancurkan nya" Jawab Yawan
Degran mengangguk dan berdiri dari duduknya
"Tapi kau tetap seorang pembunuh dan kau berhak memilih seorang pengacara" Ucap Degran
"Anakku, bagaima---"
"Kami akan melindunginya" Ucap Degran memotong ucapan Yawan
Degran keluar dari ruang introgasi, melihat ke arah rekannya
"Kerja bagus bro" Ucap Han dan merangkul Degran keluar ruangan untuk menemui Faisal
"Bawa dia" Ucap Rei kepada salah satu polisi
"Baik Bu" Jawab polisi itu
Rei dan Kaley keluar ruangan menyusul para rekannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood [END]
Action"Tolong aku" "Mereka membunuh semua orang" "Blood mereka datang kembali" "Lindungi kami, kami mohon" "TIDAK" "HEI, JANGAN TIDUR DULU" "JANGAN TIDUR KUMOHON" DUARR Bom itu kehabisan waktu, gedung hancur tak ada sisa, siapa yang selamat melarikan diri...