"Huh huh huh"
Faisal mengerjapkan matanya perlahan.
"Shh" lirih Faisal, kepalanya sangat sakit sekarang.
Setelah dirasa kepalanya sudah tidak terlalu sakit, Faisal melihat sekeliling ruangan.
"Eh?" Gumamnya
Ruangan gelap, sepi, dan berdebu. Besi besi berjulang tinggi menghalangi pintu masuk, ya! Sebuah sel penjara.
Faisal memberontak tubuhnya namun sayang itu tidak berpengaruh. Tangannya terikat oleh tali di belakang, kakinya bergantung di atas. Eh? Apa ini? Apa Faisal digantung?
"Ah" Faisal meringis kesakitan saat tubuhnya mencoba memberontak lagi, luka ditubuhnya cukup parah, darah kering juga menghiasi tubuhnya dan lagi saat ini dia tidak memakai baju, hanya celananya yang terpasang.
"Diamlah, jika Kaka bergerak lagi itu akan membuat lukamu semakin terbuka" Ucap seorang gadis dibawahnya
Faisal mengernyitkan dahinya, dia menengok ke arah samping bawah dan melihat seorang gadis dengan memakai seragam sekolahnya lengkap, kaki nya diikat oleh rantai besar sehingga membuat kaki manisnya memar.
"Kaka sudah tidur selama beberapa hari, hampir 1 Minggu mungkin" Ucapnya lagi
"Ehhhh????? Satu Minggu?" Ucap Faisal terkejut.
Bagaimana bisa? Apa yang terjadi padanya? Dia memutar ingatannya lagi.
Faisal POV
Flashback
22.11.21
09 PM"Padahal aku bisa pulang sendiri dengan taksi" Ucap Bellies yang berada di sampingku
"Tidak apa-apa ka, lagipula ini sudah malam tidak baik seorang perempuan cantik berkeliaran sendiri" Ucapku sambil menggodanya dengan menaik turunkan alisku.
Bellies hanya memutar bola matanya malas. Setelah itu sempat terjadi keheningan.
Tiba-tiba sebuah mobil hitam mendahului ku dengan cepat dan berhentiku tepat di depanku sehingga membuatku menancap rem dengan mendadak.
"Ah" lirih Bellies
"Kaka maaf" Ucapku sambil menatap Bellies yang sedang memegang dahinya
"Tidak apa-apa" Ucap Bellies
Aku mengangguk dan melihat ke arah luar jendela, beberapa orang keluar dari mobilnya. Aku tak bisa melihat jelas saat itu, jalanan sangat gelap hanya ada lampu remang disana dan ditambah lagi mereka menutup wajah mereka dengan topeng.
Aku hendak keluar namun Bellies menahan tanganku.
"Jangan" Ucapnya sambil menatapku khawatir
"Aku tidak akan terluka, tenang saja ka" Ucapku lembut tapi Bellies tetap menahan ku untuk keluar
"Jika sesuatu terjadi padaku, Kaka harus lari oke?" Ucapku lagi
"Tidak" Jawabnya
"Aku percaya padamu ka, tetaplah hidup" Ucapku dan melepas tangan Bellies dengan lembut
Aku melihat sekilas wajah Bellies yang khawatir dan takut, membuatku ingin tetap di sampingnya dan lari bersama tapi aku juga harus melindunginya.
Aku membuka pintu mobilku dan keluar. Melihat orang-orang yang di depanku dengan tajam.
"Apa yang kalian lakukan?!" Ucapku dengan nada tinggi
"Hanya ingin bermain" Jawab salah satu dari mereka
Aku mengerutkan kening.
Tunggu. Bermain? Eh? Blood? Ahh sial, seharusnya aku menelepon rekanku dulu, tolong aku tidak ingin mati muda. Ucapku dalam hati
Salah satu mereka mendekatiku dan bersiap meninju tapi beruntung aku bisa menangkisnya.
Tak lama mereka menyerangku bersamaan, ini curang!
Bugh
Aku meninju rahang lawan
Bugh
Bugh
BughMenangkis, menendang, meninju itu yang aku lakukan sekarang.
Aku mengelap bibirku yang sedikit berdarah. Pendengaran ku menangkap langkah kaki dari belakang dan...
Srett
Sebuah pisau merobek lengan kemejaku.
Dia terus saja melawanku dengan benda tajam itu, aku berusaha menangkisnya. Rencanaku hanya satu, membawa lari Bellies.
Aku memegang lengan lawan dan membalikkan tubuhnya secara paksa sehingga membuat lengannya menimbulkan bunyi pertanda lengannya itu patah. Pisau yang di pegangnya terjatuh. Aku memukul nadi dilehernya dan membuatnya tak sadarkan diri.
Merasa aman, aku mendekati mobilku dan berniat masuk namun...
Grepp
Seseorang memukul kepalaku dari belakang dengan sebuah kayu.
Brukk
Aku terjatuh, kepalaku berdenyut sakit. Seseorang yang memukulku, dia mengeluarkan sebuah suntikan. Tiba-tiba aku merasa sesak nafas, dadaku naik turun tidak karuan, mataku memburam dan gelap.
Flashback end
"Uhuk.. uhuk.. uhuk.." Aku tiba-tiba saja terbatuk saat mengingat apa yang terjadi padaku.
"Ka? Kaka tidak apa-apa?" Tanya seorang gadis dibawahku, terlihat wajahnya sangat khawatir.
Tapi aku tidak menjawabnya, bahkan saat ini aku tidak bisa bernafas dengan benar bagaimana bisa aku menjawabnya?.
Aku mendengar sebuah gesekan lantai ke arah pintu sel pertanda gadis itu berjalan.
"Tolong! Aku mohon tolong Kaka itu!!" Teriak gadis itu.
Aku mendengar seseorang berjalan mendekati nya, dia membuka pintu sel dan masuk tak lupa dia menguncinya kembali pintu sel itu.
"Kau sudah bangun ternyata" Ucapnya padaku
Aku masih tidak menjawab, mataku memburam, kepalaku rasanya pening, dan lagi nafasku yang semakin berat.
"Turunkan saja dia" Ucap seorang wanita di balik sel
"Baiklah" Jawab pria itu
Dia menurunkanku, tapi tidak melepaskan ikatan tali di tanganku.
Dia mengambil sebuah rantai dan mengikatnya di pergelangan kakiku.
"Buka juga ikatan tali di tangannya" Ucap wanita itu lagi
"Kau ini! Selalu menyuruhku! Sialan!" Ucap pria itu kesal tapi tetap menurut dan melepaskan tali di tanganku.
Aku memegang dadaku
"Huh huh huh" lirihku
"Sepertinya jika kita membiarkannya dia akan mati beberapa menit lagi" Ucap pria itu santai
"Berikan dia obat penahan sakit saja" Ucap wanita itu dan pergi
"Ck! Kau menyusahkan" Ucap pria itu lalu mengeluarkan sebuah suntikan di balik jubahnya
Dia menyuntikku dengan cairan yang tidak aku ketahui apa itu. Namun itu bisa meredakan rasa sakit di dadaku walau sedikit.
Dia pergi, keluar dari sel tak lupa menguncinya dan pergi.
Gadis yang tadi meminta pertolongan mendekatiku.
"Ka? Kaka bisa mendengarku?" Tanyanya
Aku menatap wajah lucu dengan pipi yang chubby nya dan mengangguk lemah.
Lama-lama nafas ku sudah normal, sakit kepalaku juga sudah berkurang namun aku mengantuk.
"Kaka, aku mohon saat kau tidur bangunlah dan tolong aku, aku sangat takut" Ucap gadis itu
Aku mengangguk lemah dan tertidur, terasa gadis itu mengusap rambutku dengan lembut. Anak yang manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood [END]
Azione"Tolong aku" "Mereka membunuh semua orang" "Blood mereka datang kembali" "Lindungi kami, kami mohon" "TIDAK" "HEI, JANGAN TIDUR DULU" "JANGAN TIDUR KUMOHON" DUARR Bom itu kehabisan waktu, gedung hancur tak ada sisa, siapa yang selamat melarikan diri...