Story

556 70 5
                                    

"Dimana wanita itu?" Tanya Han

"Dia sudah pulang" Jawab Faisal

"Pulang?" Tanya Han lagi

"Dia pasti terkejut dengan kabar ini, lagipula dia sendiri sudah bicara dengan ayahnya" Jelas Faisal

Han mengangguk mengerti

"Tenang saja, aku akan mengunjunginya besok" Ucap Faisal

Skip

Kini Faisal sedang berada di pinggir danau, ya tadi dia pergi ke apartemen Bellies tapi tidak ada jadi dia memutuskan untuk kembali ke danau.

Faisal melihat Bellies yang sedang duduk di tepi danau, dia pun mendekati Bellies.

"Halo ka" sapa Faisal

Bellies melihat Faisal sekilas dan kembali melanjutkan acara lukisnya itu.

"Kaka melukis danau ini?" Tanya Faisal

"Ya" Ucap Bellies

"Woah indah" Ucap Faisal

Bellies menyimpan buku lukisan di dalam tasnya lalu menatap Faisal

"Why are you here?" Tanya Bellies

"Emm I'm worried about you, maybe" Jawab Faisal terkekeh

"Take it easy, i'm fine" Ucap Bellies

Faisal mengangguk tersenyum

"Ka, kau mau mendengar sebuah cerita?" Ucap Faisal

"Cerita?" Tanya Bellies bingung

"Aku membuatnya sendiri" Ucap Faisal

"Baiklah ceritakan" Ucap Bellies

Faisal tersenyum senang dan mulai bercerita.

"Suatu hari ada seekor babi kecil kelaparan" Ucap Faisal

"Wait, kenapa harus seekor babi?" Tanya Bellies

"Because ... I'm a pig oink oink" Jawab Faisal dengan gaya si imutnya itu

"Oke disini ada 1 manusia dan 1 babi" Ucap Bellies terkekeh

"Okeoke terserah Kaka, aku akan melanjutkan ceritanya" Ucap Faisal

"Baiklah lanjutkan" Ucap Bellies

"Dia memakan semua makanan di rumahnya sampai habis, tapi dia masih lapar lalu dia memakan rumput dan binatang lain di sekitarnya. Dan lagi-lagi dia masih lapar, dia memakan rumahnya serta barang-barang di dalamnya. Tapi sayang dia masih lapar sedangkan di sekitarnya sudah tidak ada yang bisa dia makan" Jelas Faisal

"Lalu apa yang dia lakukan?" Ucap Bellies antusias

"Dia memakan orang tuanya" Jawab Faisal

Bellies diam tak bergeming

"Tapi setelah beberapa waktu, dia merindukan orang tuanya" Ucap Faisal dengan wajahnya yang di sedih-sedih kan

Bellies masih diam, mencerna semua cerita Faisal

"Namun tiba-tiba..... Buarrrr" Ucap Faisal mengagetkan

"Akhhhh, kau mengagetkan ku babi kecil" Ucap Bellies sambil mengelus dadanya

Faisal tertawa terbahak-bahak

"Oke sorry" Ucap Faisal yang di angguki Bellies

"Perutnya bucat dan mengeluarkan rumah, tanaman, binatang lain bahkan orang tuanya. Dia sangat senang karena semuanya sudah kembali tapi pada akhirnya dia mati karena ya Kaka tau sendiri perutnya bucat" Jelas Faisal terkekeh

"Jadi.. apa makna dari ceritamu?" Ucap Bellies datar

"Kita tidak boleh serakah, mengambil semua yang ada di dunia ini dan merelakan hal yang berharga hanya untuk kemauan kita sendiri" Jelas Faisal

"Walau kita membenci hal itu, kita tidak boleh menghancurkan nya?" Tanya Bellies

Faisal mengerutkan dahinya lalu mengangguk.

"Jika itu adalah hal yang berharga, kenapa kita harus menghancurkan nya? Apalagi untuk kemauan sendiri.
So intinya Sebenci-bencinya hal itu jika itu berharga we have to protect it" Jelas Faisal tersenyum

Bellies memalingkan wajahnya ke arah danau

"Cerita konyol mu itu ternyata tersimpan hal yang indah" Ucap Bellies

"Aku bangga pada diriku sendiri" Ucap Faisal sambil mengibaskan rambutnya kebelakang

"Baiklah baiklah" Ucap Bellies terkekeh

Faisal mengangguk dan memberikan ibu jarinya pada Bellies

"But.. kau mau membantuku?" Ucap Bellies lalu menatap Faisal

"Bantu apa ka?" Tanya Faisal

"Orang yang menjebak ayahku, tangkaplah dia" Ucap Bellies

"Tentu saja, aku akan menangkapnya" Ucap Faisal sumringah

"Tapi bagaimana kalau dia melawan saat kau menangkapnya? Atau sampai berniat membunuh?" Ucap Bellies

"Itu tidak akan terjadi, aku pastikan itu" Ucap Faisal tenang

Bellies mengangguk lalu memalingkan wajahnya lagi ke arah danau

"Apa seorang detektif diperbolehkan membunuh?" Tanya Bellies

"Tidak.. tapi jika itu untuk melindungi sendiri tidak apa-apa" Jawab Faisal

"Ah begitu?" Ucap Bellies sambil mengangguk

Faisal mengangguk dan memalingkan wajahnya ke arah danau. Sesekali Bellies menatap sekilas Faisal begitu pun dengan Faisal.

Di tepi danau, senja itu melihat kedua insan yang sedang bercengkrama dan sesekali tertawa. Tapi, senja tidak tau there will be something that makes the two humans cry.

Next>>>


Blood [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang