Suara gesekan brankar terdengar di lorong rumah sakit. Seorang dokter memberi nafas buatan dengan menekan bagian dada Faisal, perawat yang lain membantu dengan menggunakan Ambu bag.
Setelah sampai di depan ruangan UGD, beberapa perawat menahan Rei untuk tidak masuk dan menunggu di luar. Rei menurut dan duduk di bangku tunggu depan UGD.
Setelah 2 jam Rei menunggu, para rekannya datang.
"Bagaimana keadaan Faisal? Dia baik-baik saja bukan? Tak ada hal yang serius bukan? Apa yang dokter--" Ucap Kaley yang terpotong oleh perkataan Rei
"Dokter belum keluar jadi aku tidak tau keadaanya" Ucap Rei lalu menyenderkan tubuhnya
Degran duduk di samping Rei dan menenangkan Rei yang sedikit terisak sedangkan Han terus memeluk Kaley yang benar-benar menangis.
Beberapa polisi datang dan menjaga sekitar ruangan.
Setelah 4 jam menunggu, sama sekali belum ada yang tau keadaan Faisal. Dokter masih bercengkrama di dalam sana.
Seorang Jaksa tiba-tiba datang.
"Detektif Rei" Panggil Jaksa itu dengan cemas
Rei mengangkat wajahnya dan menggeleng pelan.
Jaksa itu mendekat ke arah pintu UGD, mengusap kasar rambutnya tanda frustasi.
"Tenanglah, semua akan baik-baik saja" Ucap Han menepuk-nepuk pundak Jaksa itu
"Bagaimana bisa aku tenang, sepupuku di dalam sana" Ucap Jaksa itu
Jaksa Farhan, dia seorang Jaksa berbakat dan dihormati dari semua blok. Lelaki dengan mata hitam pekat dan terlihat tajam, alis tebal dengan bagian kiri yang terbelah, hidung yang tajam. Selalu bertanggungjawab dan tegas dalam hal apapun.
Dia sepupu dari Faisal, ayahnya adalah Kaka kandung dari ibu Faisal. Jarak umurnya hanya 4 tahun jadi tidak perlu di ragukan lagi kedekatannya dengan Faisal. Sangat dekat.
~
Hari sudah malam, belum ada dokter atau perawat yang keluar sejak tadi.
"Aku akan mengecek hal yang lain" Ucap Han dan diangguki oleh semua rekan
Han berjalan menuju lobi rumah sakit lalu mendekati seorang perawat wanita.
Seakan mengerti dan mengetahui siapa Han, dia langsung mengatakan sesuatu pada perawat yang ada disampingnya.
"Silahkan pak lewat sini" ucap perawat itu dan menunjukkan jalan pada Han.
~
Ceklek
Pintu ruangan UGD terbuka, terlihat seorang laki-laki dengan jas putih khas dokter. Rei dan rekannya mendekati dokter itu.
"Bagaimana keadaan Faisal?" Tanya Jaksa itu mewakilkan semua orang
"Keluarga pasien bisa membicarakan ini di ruangan saya" Jawab dokter itu
Jaksa Farhan dan Rei mengikuti dokter itu dan duduk
"Racun arsenik bersarang ditubuhnya tapi---" Ucap dokter itu lalu terpotong oleh ucapan Jaksa Farhan
"Arsenik?" Tanya Jaksa Farhan cemas
"Biarkan dokter menjelaskannya" Ucap Rei yang diangguki oleh Jaksa Farhan
"Syukurlah, arsenik belum terikat pada jaringan tubuh yang lain. Kami akan melakukan hemodialisis untuk membuang zat arsenik dalam darah. Selain itu, saya sarankan pasien melakukan terapi khelasi dengan obat-obatan succimer dan dimercaprol untuk mengikat zat arsenik dalam darah agar kemudian bisa dibuang melalui urine" Jelas dokter itu
"Jadi tidak ada hal yang perlu di khawatir kan dok?" Tanya Rei
"Kalau itu saya belum pasti, kita lihat bagaimana keadaan pasien beberapa hari" Jawab dokter itu
"Namun bisa saja pasien akan mengalami penyakit jantung. Kita berdoa saja" lanjut Dokter
Rei dan Jaksa Farhan mengangguk mengerti dan berterimakasih kepada sang dokter.
Rei mendekati rekannya sedangkan Jaksa Farhan masih bercengkrama dengan sang dokter.
"Bagaimana? Apa yang dikatakan dokter?" Tanya Kaley
Rei menjelaskan semuanya yang dikatakan dokter tadi.
Kaley terduduk lemas di bangku tunggu, Degran melihat ke arah langit rumah sakit sedangkan Rei hanya menunduk.
Han tiba-tiba datang sambil membawa sebuah dokumen.
"Aku menemukan sesuatu" Ucap Han
Next >>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood [END]
Action"Tolong aku" "Mereka membunuh semua orang" "Blood mereka datang kembali" "Lindungi kami, kami mohon" "TIDAK" "HEI, JANGAN TIDUR DULU" "JANGAN TIDUR KUMOHON" DUARR Bom itu kehabisan waktu, gedung hancur tak ada sisa, siapa yang selamat melarikan diri...