Han memasukkan beberapa peluru ke dalam pistol lalu menyimpannya di belakang jubah.
Memikirkan rencana Degran yang tadi siang dia katakan kepada kami semua, itu benar-benar tidak mungkin. Bagaimana bisa? Dia melakukan strategi menangkap pelaku tanpa senjata? Benar, mereka tidak menggunakan kekerasan fisik tapi itu sangat beresiko jika kita tidak membawa senjata satu pun bukan? Bagaimana jika mereka tiba-tiba menyerang kita menggunakan sesuatu yang berbahaya? Han tidak mau mati muda!.
"Han!" Panggil Rei di seberang jalan
Han menengok ke arah Rei dan menghampirinya.
"Ada apa?" Tanya Han
"Tidak, hanya memanggil" Jawab Rei dengan cengirannya
Han menatap Rei dengan datar, ahiya! Dia lupa! Rei memanggilnya tanpa embelan detektif, itu artinya tidak ada hal yang dapat dibicarakan bukan? Han benar-benar bodoh.
"Ayo" Ucap Rei lagi
Han dan Rei berjalan menuju apartemen mereka yang kebetulan sangat dekat, di samping apartemen Han adalah apartemen Rei. Bagaimana bisa? Hey apa kalian lupa? Mereka teman sejak kecil.
"Soal strategi Degran kau tidak setuju bukan?" Ucap Rei
"Bagaimana kau tahu?"
"Aku juga sama"
"Benarkah? Itu bagus. Jadi apa yang akan kita lakukan besok?"
"Ikuti strategi Degran"
"Kau bilang kau tidak setuju tapi--"
"Bawa senjata"
"Apa Degran akan tahu?"
"Tidak mungkin"
"Baiklah"
Han mengangguk mengerti. Tak salah dia berbincang dengan Rei, apa yang dia pikirkan pasti terpikir juga oleh Rei. Keren.
Saat mereka sedang berbincang di sebuah jalan sempit dengan ruko yang sudah ditutup berjejer di samping mereka, tiba-tiba ada seseorang berdiri di depan mereka emm mungkin sekitar 5 meter dari sana.
"Paman? Apa kau butuh sesuatu?" Tanya Rei bingung
Han mengenggam tangan Rei
"Jangan mendekati nya, aku rasa dia berniat buruk" Ucap Han
Rei menatap Han bingung lalu mengalihkan wajahnya untuk melihat lebih lekat laki-laki di depannya. Rei menyipitkan matanya, mencoba fokus dan berteman dengan gelap agar bisa melihat wajah pria itu.
Rei melebarkan matanya, mengeratkan genggaman Han, wajahnya mulai panik, merogoh jasnya yang ternyata tidak membawa senjata.
"Blood" Ucap Rei lalu disuguhi oleh wajah Han yang begitu terkejut
"Jangan bercanda"
"Tidak, itu benar"
Tangan Han yang terbebas dari genggaman Rei, dialihkan kebelakang jas panjangnya itu, mengambil pistolnya namun belum dikeluarkan.
Pria itu berjalan pelan menghampiri mereka.
Srek srek srek
Besi panjang di tangannya bergesek dengan tanah yang agak berbatuan itu. Di ujung besi terdapat bercak darah yang begitu tebal. Apa dia sudah membunuh orang?
"Apa mau mu?" Tanya Han datar tapi terdengar begitu tajam
"Hanya.... Menjadikanmu pembunuh sayang" Jawab pria itu
Han menarik tubuh Rei kebelakang punggungnya nya.
"Diamlah, dari gerakannya dia mempunyai bela diri" Ucap Han pelan dan hanya bisa di dengar oleh Rei
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood [END]
Azione"Tolong aku" "Mereka membunuh semua orang" "Blood mereka datang kembali" "Lindungi kami, kami mohon" "TIDAK" "HEI, JANGAN TIDUR DULU" "JANGAN TIDUR KUMOHON" DUARR Bom itu kehabisan waktu, gedung hancur tak ada sisa, siapa yang selamat melarikan diri...