Faisal POV
Aku mengerjapkan mataku perlahan, rasa pusing masih terus berlangsung bahkan ini malah bertambah sakit.
Aku membetulkan posisi dudukku, memegang leherku yang terasa pegal mungkin karena aku tidur dengan posisi yang kurang semestinya.
"Kaka sudah bangun?" Tanya seorang gadis di sampingku
Aku menatapnya dan tersenyum
"Kaka masih sesak nafas?" Tanyanya lagi
"Kaka baik-baik saja" Ucapku berbohong, jujur aku masih merasakan dadaku yang bergemuruh panas tapi aku tidak ingin melihat gadis itu menatapku dengan khawatir
"Ngomong-ngomong kenapa kau bisa disini?" Tanyaku padanya
"Aku tidak tau, tapi aku ingat waktu itu ada yang menculikku" Jawabnya
"Jelaskan lebih rinci" Ucapku dengan antusias
"Saat itu aku baru pulang les dan berjalan pulang, namun aku mendengar seseorang meminta tolong di semak-semak, jadi aku mendekatinya. Tapi saat aku mendekati suara itu, tak ada siapapun hanya ada alat rekaman disana lalu tiba-tiba ada yang membekam ku dari belakang dan berujung di penjara disini dengan rantai yang terus mengait kakiku" Jelas gadis itu dengan sendu
"Ahiya! Kaka bisa lihat kesana" Ucapnya lagi sambil menunjuk ke arah sel penjara yang berbeda.
Aku terkejut, disana masih ada dua orang lagi. Salah satu mereka terlihat seperti pegawai kantor dan satu lagi seorang laki-laki yang memakai baju seragam sekolah.
"Masih ada, lihatlah ke depan" Ucap gadis itu lagi
Aku melihat ke depan tepatnya sel penjara yang berbeda. Seorang perempuan terduduk lemas disana.
"Dia seorang pemain violin" Ucap gadis itu
Aku benar-benar terkejut. Apa ini? Kenapa? Siapa yang mengurung mereka?
"Argh.." rintihku
Dadaku terasa panas kembali, aku bahkan bisa merasakan detak jantungku yang tidak teratur. Sakit kepala mulai menyerangku, bukan hanya itu kini aku merasa mual.
"Ka! Kaka!" Ucap gadis itu dengan sedikit berteriak dan khawatir
Terdengar suara gesekan rantai dari sel penjara sebelah. Mereka melihat ku dari jauh.
"Hei! Kau tidak apa-apa?!" Tanya pria dengan kemeja putihnya
"Kulitmu memerah dan bengkak! Apa yang sebenarnya mereka berikan padamu!" Ucap gadis violin di seberang sana
Aku mengabaikan ucapan khawatir mereka. Aku lebih fokus apa yang aku rasakan sekarang, memukul-mukul dadaku yang terasa sesak. Aku tak mempunyai riwayat penyakit, tapi apa ini? Rasanya aku ingin mati saja, ini benar-benar sakit.
Grek
Suara pintu sel penjara terbuka, terlihat seorang gadis dengan topeng yang menutup mata kirinya berjalan menuju Faisal.
Dia berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tubuhku. Aku menatap lentik matanya sekilas, aku pernah melihat mata dan bibir ini.. tapi dimana?
Tatapannya sangat lembut, aku bisa merasakan lewat matanya dia terus meminta maaf padaku.
Tak lama seseorang lagi datang dengan topeng yang menutup separuh wajahnya dan mendekati ku.
"Aku tidak tau sampai kapan kau akan bertahan sebelum rekanmu itu datang" Ucapnya datar
Aku mengernyitkan dahiku bingung
"Maaf, kami memberikan mu arsenik" Ucap perempuan yang berjongkok di depanku
Aku pernah mendengar suaranya! Tapi... Siapa? Dimana?.
"Aku harap kau tetap hidup hingga mereka datang menolongmu" Ucapnya lagi berbisik
Kedua orang bertopeng itupun keluar dari sel. Aku masih mencerna apa yang mereka katakan.
Tunggu! Arsenik?! Itu... Tidak mungkin!
"Argh" teriakku... Sesak, aku seperti sedang berada di ujung jurang saat ini.
Aku mengeratkan bajuku dengan keras, keringat dingin mulai membasahiku. Aku sudah tidak kuat, racun ini benar-benar menyiksaku.
Bruk
Aku terjatuh lemas, masih terdengar sayup-sayup tangisan di dekatku.
"Ka! Bertahanlah! Jangan dulu mati!" Ucap gadis di sampingku sambil menggoyang-goyangkan tubuhku
"Kau seorang detektif bukan? Tolong jangan menyerah dan bantu kami! Ayo keluar dari sini bersama!" Teriak gadis violin
"Nak!! Di dekat pintu sel ada sebuah suntikan! Tolong suntik dia dengan itu, cepat!!!" Teriak pria dengan kemeja itu
Gadis disampingku menjauh dan beberapa detik kemudian dia mendekatiku.
"Paman! Aku tidak tau caranya! Bagaimana ini!" Ucap gadis itu panik
Grek
Suara pintu sel terbuka lagi, seorang perempuan dengan topeng yang menutup matanya kini kembali lagi dengan raut wajah khawatir.
Dia mengambil alih suntikan dari tangannya gadis itu. Menopang kepalaku di pahanya lalu menyuntikkan ku dengan sebuah cairan yang dapat menenangkan ku.
Setelah selesai dia menyimpan suntikkannya dan mendekati wajahnya ke wajahku. Hanya beberapa Senti jarak di antara kami.
Dia membuka topengnya sedikit, air matanya turun dengan diam.
"Maafkan aku, aku terpaksa" Ucapnya
"Kaka-------" lirihku lalu gelap
Faisal POV end
*****************************
Yoooo, halo semua! Aku kembali untuk menyapa^^
Makasih udah dukung aku sampai sini, makasih banget dan maaf kalo ada kekurangan dalam cerita:D
Racun arsenik umumnya digunakan untuk keperluan pertambangan, termasuk tambang batu bara dan peleburan tembaga. Dalam sektor industri pertanian, senyawa ini digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat pupuk dan pestisida. Nah, di kawasan perindustrian inilah kadar racun arsenik disinyalir menjadi lebih tinggi dan berbahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood [END]
Action"Tolong aku" "Mereka membunuh semua orang" "Blood mereka datang kembali" "Lindungi kami, kami mohon" "TIDAK" "HEI, JANGAN TIDUR DULU" "JANGAN TIDUR KUMOHON" DUARR Bom itu kehabisan waktu, gedung hancur tak ada sisa, siapa yang selamat melarikan diri...