Kini Han, Rei, Kaley, Faisal dan Degran sedang ada di markas. Emm ya hanya mereka.
Semenjak Degran memberikan pesan aneh itu dan Han menjelaskan semuanya, mereka bergeming tidak ada yang mengeluarkan suaranya satupun atau lebih tepatnya menunggu Degran berbicara.
Tapi sepertinya Faisal sudah tidak tahan dengan keadaan seperti ini.
"Oke cukup! Aku tidak bisa seperti ini terus. Apa yang terjadi?" Ucap Faisal dengan wajah kesal
Semua orang menatap Degran yang sedang menunduk tenang sambil meminum coffee nya.
"Han, apa yang terjadi?" Tanya Kaley sambil melihat Han tapi nyatanya Han malah mengangkat bahunya tidak tau
Degran mendorong coffee nya ke arah pinggir lalu melipatkan kedua tangannya di atas meja
"Orang tuaku hilang" ucap Degran dengan tenang
"Hilang?!!!!" Ucap Rei dan Faisal berbarengan, sedangkan Kaley dan Faisal hanya memasang wajah terkejut
Degran mengangguk
***
Flashback...
8 Juli 2007
21.08Ceklek..
Pintu kamar terbuka menampilkan seorang anak laki-laki berumur 11 tahun, dia berjalan lunglai menuju dapur untuk mengambil air. Mengambil botol di atas meja, menuangkannya pada cangkir.
Gubrak..
Suara meja jatuh yang berasal dari kamar orang tuanya membuat bising.
"Apa ibu dan ayah sedang bertengkar?"
"Tidak mungkin, jika mereka bertengkar itu hanya akan meninggalkan perdebatan"Seketika pikiran anak itu berkecamuk, takut... Dia ketakutan...
Anak itu mengambil pisau dapur, berjalan menuju kamar orang tuanya. Membuka sedikit pintu dan mengintip.
Terlihat sang ibu sedang meminta ampunan "tolong maafkan aku, bunuh aku saja tapi jangan lukai anakku, aku mohon" itu kalimat yang di lontarkan dari mulut ibunya.
Anak itu membuka pintu perlahan, saat melihat ke arah kiri tepatnya pojok ruangan terlihat sang ayah yang sudah berlumuran darah dan mempunyai 7 tusukan di tubuhnya. Mengerikan...
Ke7 orang yang berdiri angkuh di depannya itu emm seseorang yang menerima kalimat ampunan dari ibunya melihat tajam pada anak itu.
Salah satu dari mereka yang memakai topeng separuh wajah mendekati anak itu dan membisikkan sesuatu "897" tidak lupa dengan senyum seringainya yang menakutkan, karena ketakutan anak itu mengeluarkan pisaunya yang dari tadi di sembunyikan di belakang tubuhnya
Sreett..
Hanya luka goresan kecil yang di terima paman topeng separuh wajah itu. Dia menatap anak laki-laki dengan tatapan membunuh, anak laki-laki itu mendorong jauh paman bertopeng, berlari menuju ibunya dan memeluknya.
Sang ibu menenggelamkan wajah anak itu di dalam dekapannya
"Tolong, jangan sakiti dia" ucap sang ibu
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood [END]
Action"Tolong aku" "Mereka membunuh semua orang" "Blood mereka datang kembali" "Lindungi kami, kami mohon" "TIDAK" "HEI, JANGAN TIDUR DULU" "JANGAN TIDUR KUMOHON" DUARR Bom itu kehabisan waktu, gedung hancur tak ada sisa, siapa yang selamat melarikan diri...