[Nama : Bellies Vara Handji
Tanggal lahir : 8 Agustus 1992
Pekerjaan : Pelukis
Alamat : Blok 5 apartemen 3 nomor 765
Orang tua : Yawan Handji, Haralies]••••••••••••••••••
[22/2/09 Ibunda Bellies, Haralies meninggal dunia.
13/6/13 Bellies tinggal di blok 5 apartemen 3 nomor 678 sendiri untuk melanjutkan kuliahnya
15/4/18 Bellies lulus dan bekerja sebagai pelukis di blok 5 hingga sekarang"Bagaimana? Menemukan sesuatu?" Ucap Han sambil berjalan mendekati Faisal
"Aku sudah menemukan identitas anak dari tersangka" Jawab Faisal
"Bellies...." Gumam Degran
"Kenapa? Apa kau mengenalnya?" Ucap Rei mendekati mereka dan melihat komputer yang tadi digunakan untuk menemukan identitas anak tersangka
"Tidak" Jawab Degran
"Siapa yang akan mengunjungi nya?" Tanya Kaley
"Aku saja" Ucap Faisal
Semuanya mengangguk mengerti
------------------------------------------------
Faisal sekarang sudah di depan pintu apartemen Bellies. Dia menekan bell nya beberapa kali tapi tidak ada yang membukanya.
Ckrk
Pintu terbuka dari ruangan sebelah (tetangga Bellies)
"Kau mencari nak Belli?" Ucap seorang wanita paruh baya disamping Faisal
Faisal melihat wanita paruh baya lalu membungkukkan badannya untuk memberi salam.
"Ah iya benar, saya temannya" Ucap Faisal
Wanita paruh baya itu mengangguk mengerti
"Biasanya pada jam segini, nak Belli tidak ada di apartemennya" Ucap Wanita paruh baya
"Kalau boleh saya tau, saat ini dia sedang berada dimana?" Tanya Faisal ramah
"Jika kau ke belakang apartemen, sekitar 500 M dari sini, kau bisa melihat danau disana, biasanya nak Belli ada disana pada jam segini" Jelas wanita paruh baya
"Terimakasih banyak bu" Ucap Faisal
Wanita paruh baya itu mengangguk tersenyum dan pergi melewati Faisal.
Tak menunggu lama, Faisal meninggalkan apartemen dan menjalankan mobilnya ke danau.
Skip
"Ini danaunya kan?" Gumam Faisal sambil melihat sekeliling
"Aku pikir aku bodoh, di depannya sana sudah terlihat jelas ada danau, kenapa aku bertanya lagi. Gila" Gumam Faisal
Faisal berjalan-jalan di sekitar danau dan sempat-sempatnya dia berlari dan berputar. Anak kecil? Sebut saja itu.
Bruk
Faisal menabrak pohon di depannya, dahinya sedikit sakit
"Argh" Gumam Faisal sambil mengelus dahinya yang mungkin terluka sedikit
Faisal menendang pohon itu
"Sejak kapan disini ada pohon?! Oy you!! Kenapa kau menghalangi ku hah? Lihatlah kau melukai dahi indahku" Ucap Faisal kesal, tidak lupa ia pun menunjuk-nunjuk pohon yang tak bersalah saat itu.
Jika danau itu sedang ramai, mungkin orang-orang yang melihatnya akan berpikir dia gila.
"Kau yang salah, kenapa malah menyalahkan pohonnya ckck" Ucap seorang gadis tiba-tiba dan duduk di tepi danau sambil membawa buku lukisnya
Faisal melihat gadis itu dan menyengir, ia pun duduk di samping gadis itu.
"Oh, apa kau seorang pelukis?" Tanya Faisal lalu melihat buku lukis yang dipegang gadis itu.
"Pakai ini" Ucap gadis itu sambil menyodorkan sebuah plester
Faisal mengambilnya dan memakaikannya sendiri.
"Apa kau Bellies?" Tanya Faisal sambil melihat wajah gadis itu
"Bagaimana kau tau?" Gadis itu membalikkan pertanyaannya
"Aku seorang detektif yang menangkap ayahmu" Ucap Faisal tak segan-segan
Gadis itu melebarkan matanya
"Eh??? Apa yang terjadi pada ayahku??" Tanya gadis itu terkejut
"Ayo ikut aku" Ucap Faisal
"Kemana?" Tanyanya lagi
"Neraka" Ucap Faisal
Gadis itu hanya diam dengan wajah datarnya, bagaimana dia bisa bercanda disaat seperti ini?
"Menemui ayahmu" Ucap Faisal
"Kau tidak menipu ku bukan?" Tanyanya lagi dan lagi
Faisal mengambil kartu identitas nya di dalam jaket
"Apa aku terlihat seperti penipu?" Ucap Faisal meledek
Gadis itu melihat kartu identitas Faisal
"Baiklah ayo" Ucap gadis itu dan berjalan
Faisal mengikuti nya
"Bellies tunggu!" Ucap Faisal dan berlari ke arah gadis itu
"Aku pikir, aku lebih tua darimu" Ucap gadis yang dipanggil Bellies itu
"Baiklah. Kak Bellies" Ucap Faisal menyengir
"Berapa usiamu?" Tanya Bellies
"Apa Kaka akan menikahi ku? Kenapa menanyakan umurku?" Ucap Faisal dengan wajah tak berdosa
Pletak
Bellies menjitak dahi Faisal
"Apa kau bodoh?" Ucap Bellies
Faisal mengelus dahinya dan menyengir. Bellies menggelengkan kepalanya
"Itu mobilku" Ucap Faisal mendekati mobilnya dan membuka pintunya untuk Bellies
"Masuklah kak" Ucap Faisal lagi
Bellies mengangguk dan menaiki mobil Faisal
Di perjalanan tidak ada yang mengeluarkan satupun, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing
"Apa ayahku baik-baik saja?" Tanya Bellies
"Dia baik-baik saja, tenanglah" Jawab Faisal
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Bellies lagi
"Lebih baik Kaka langsung bertanya pada beliau" Ucap Faisal
Bellies mengangguk mengerti. Saat sudah sampai dia akan langsung bertanya pada ayahnya sendiri.
Next>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood [END]
Action"Tolong aku" "Mereka membunuh semua orang" "Blood mereka datang kembali" "Lindungi kami, kami mohon" "TIDAK" "HEI, JANGAN TIDUR DULU" "JANGAN TIDUR KUMOHON" DUARR Bom itu kehabisan waktu, gedung hancur tak ada sisa, siapa yang selamat melarikan diri...