three

2K 192 4
                                    


Setelah pertengkaran yang terjadi antara Jepri dan Bubu. Mereka tidak bertemu lagi semenjak itu.

Seminggu kemudian, Bubu merasa menyesal karena telah mengatakan bahwa ia benci pada Jepri. Ia mendatangi rumah Jepri berniat untuk meminta maaf.

TING TONG

"Jeprii, keluar dong. Bubu mau minta maaf. Jeprii!!" teriak Bubu dari luar pagar rumah.

"Jangan jangan Jepri masih marah lagi. Aduhh, gimana ya?"

"Pulang dulu aja deh."

Ketika sampai di rumah, Bubu melihat mamahnya sedang telfonan dengan orang di seberang sana.

"Halo jeng, gimana nanti sore arisannya jadi? Dirumah siapa?"

"Aduh maaf jeng, saya lupa mau ngasih tau. Saya udah gak bisa ikut arisan lagi. Sekarang sekeluarga pindah ke New York, soalnya Hans ngurus bisnis disini." jawab orang di seberang sana.

Ayah Jepri bernama Aldi Hans.

"Loh, sejak kapan jeng?"

"Baru berangkat tadi pagi. Maaf lho jeng gak sempet pamit dulu. Tadi buru buru soalnya."

"Iya, hati hati jeng. Jaga diri ya. Salam buat yang lain." tutup Siska, mamah Bubu.

Ternyata dari tadi Bubu lagi nguping guys.

"Siapa mah?"

"Itu, tante Rosa ngabarin kalo sekeluarganya pindah ke New York tadi pagi, ngurus bisnis katanya."

Fyi, tante Rosa itu mamahnya Jepri.

"Lohh, Jepri ke New York? Kok gak kabar kabar ke Bubu dulu sih."

"Ya mamah gak tau bang."

Bubu seketika menangis, ia pun berlari ke kamar.

"Jep, kok Jepri ninggalin Bubu sendirian sih. Kan Jepri udah bilang kalo gak bakal ninggalin Bubu." Bubu bermonolog sendiri sambil sesegukan.

"Jepri masih marah ya sama Bubu? Maafin Bubu ya Jep, Bubu gak bakal ulangin lagi."

Hari itu, Bubu menangis seharian karena Jepri meninggalkannya ke New York tanpa pamit.

Semenjak kepergian Jepri, Bubu menjadi anak yang pendiam, pemurung, bahkan gampang takut.

Kerap kali di sekolah, ia mendapat pembullyan dari teman sekelas bahkan kakak kelasnya karena sikapnya yang cenderung keliatan penakut. Ia tidak berani ngelawan penyebabnya adalah ia takut dibully lebih parah lagi.

Sebenarnya Bubu itu lumayan bisa beladiri. Orang tuanya sudah memasukkan Bubu ke klub taekwondo. Cuma ya gitu, nyali Bubu tidak terlalu besar untuk melawan mereka.

Pernah satu hari, teman temannya sangat keterlaluan, mereka jahil menaruh tas Bubu di atas pohon. Tentu saja Bubu tidak bisa mengambilnya, karea ia saja masih pendek waktu itu.

Berjam jam Bubu berusaha mengambil tasnya. Sampai akhirnya ada satpam yang mendatanginya.

"Dek, kok gak masuk ke kelas? Kok malah disini?"

"Itu pak, tas saya ada di atas pohon. Boleh tolong ambilin gak bang?" jawab Bubu takut.

Satpam itu pun mengambil tasnya Bubu. Setelah itu Bubu segera masuk ke kelas, dan ternyata sudah ada guru matematika yang sedang mengajar. Mana gurunya galak banget.

"Darimana aja kamu jam segini baru dateng?" teriak guru itu.

Bubu sebenarnya ingin menjawab dengan jujur, hanya saja saat itu ia mendapat ancaman dari teman sekelasnya.

"Anu Bu, itu saya tadi dari anu." jawab Bubu ragu.

"Sekarang kamu keluar, berdiri di bawah tiang bendera sampai jam istirahat."

Teman temannya yang mendengar ucapan guru itu lalu menertawai Bubu.

Kasian banget woi, Bubu udah dibully, diancem lagi. Enaknya diapain tuh temennya. /suara hati author

Ketika sampai di depan kelas, tiba tiba saja ada kakak kelas yang secara sengaja mendorong Bubu sampai jatuh.

"Sorry ya, gak sengaja." kata kakak kelas itu sambil ketawa.

Bubu disitu hanya bisa diam, sampai akhirnya kakak kelas itu pergi.

"Jep, Bubu capek dibully terus. Coba aja Jepri disini, pasti Bubu gak bakal dibully. Tolong cepet balik kesini Jep, lindungi Bubu lagi kayak dulu." ucap Bubu sambil meneteskan air mata.

Bubu tidak pernah bercerita ke keluarganya bahwa ia sering dibully. Ia tidak ingin membuat keluarganya terutama mamahnya khawatir.

Karena itu, sejak masuk SMP Bubu menjadi anak yang bandel, nakal, suka berbuat onar. Semua itu dilakukan Bubu supaya ia tidak dibully lagi oleh siapapun. Ia juga menolak dipanggil dengan panggilan Bubu lagi sejak itu.

Di rumah, Bubu tetap menjadi anak baik. Dia tidak pernah memperlihatkan sifat nakalnya di rumah. Tapi lama lama juga ketahuan sih. Orang mamahnya aja dapet surat panggilan dari sekolah.

"Spadaaa, eh ada mamah." ucap Bubu cengengesan sama mamahnya yang ada di ruang tengah.

"Gak usah cengengesan kamu bang. Sini duduk."

"Aduh bau baunya gak enak nih."

"Kamu di sekolahan nakal ya bang? Sering buat onar."

"Apaan? Aku gak pernah nakal mah."

"Jangan bohong, mamah tadi dapet surat panggilan dari sekolahan."

"Aduh aduh mah, perut aku sakit. Mau ke kamar mandi dulu." ucapnya sambil lari secepat kilat.

"HEI BANG, SINI DULU KAMU. JANGAN LARI HEI. AWAS AJA YA KAMU." teriak mamahnya dari bawah.


.
.
.
.
.
.
.
.
.








.

Maaf ya kalo feel-nya kurang dapet, semoga suka.
Oh iya, chapter 2 dan 3 author bikin buat masalalu mereka dulu. Next chapter bakal balik lagi ke kehidupan mereka sekarang.

Happy Reading

Friendship | Jaeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang