fifteen

1.1K 126 4
                                    


Keesokan harinya.

Winwin datang ke kelas dengan pipi berbekas tamparan.

"Lo gak papa Win??" ucap Taeyong saat Winwin duduk di bangkunya.

"Gak papa."

Saat ditanya beberapa kali tentang keadaannya, Winwin hanya mengatakan bahwa dia tidak apa apa. Taeyong merasa tidak enak karena berpikir bahwa dia lah penyebab ini semua.

Akhirnya saat istirahat sekolah, Taeyong, Jaehyun, Doyoung dan Johnny mendatangi bangku Winwin.

"Win, lo kalo kenapa napa bilang aja sama kita."

"Aku nggak papa. Saranku, lebih baik kalian jangan temenan lagi sama aku. Aku takut kalo kalian dimarahi papahku lagi." ucap Winwin sedih.

"Gak bisa gini dong, gue gak tega liat lo gak ada temen. Apa lo gak capek Win?"

"Iya, aku emang capek. Tapi aku bisa apa? Papah dari dulu emang udah gitu."

"Ntar kita coba bantu ngomong deh sama papah lo."

***

Kelima orang itu melangkah untuk memasuki sebuah rumah. Mereka memutuskan untuk mendatangi tempat ini bersama.

"Ngapain kalian kesini???" tanya seorang pria.

"Kita mau ngomong sama om."

"Gak ada yang perlu diomongin. Win, kamu bener bener gak bisa dibilangin lagi ya. Papah kemaren bilang apa? Jangan bergaul lagi sama mereka!!!!"

"Tapi pah..."

"TAPI APA HAH??"

"Om stop marah marahin Winwin. Bukan maksud saya lancang. Apa om gak kasian liat Winwin gak punya temen dari dulu. Dia kemana mana selalu sendiri om. Waktu istirahat bukannya makan dia malah diem di kelas, baca buku. Beda sama teman lainnya yang asik main waktu istirahat."

"Tau apa kamu tentang anak saya?!?!?!?!"

Mereka seketika terdiam. Bingung hendak berkata apa.

"Sudah, kalian pulang saja!!! Masuk Win!!!"

Winwin hanya mematung.

"PAPAH BILANG MASUKK!!!!" teriak papah Winwin.

Akhirnya Winwin berjalan pasrah menuju rumah. Saat baru saja berjalan beberapa langkah, Taeyong kembali mengeluarkan pendapatnya.

"Saya sudah kenal Winwin dari SMP om."

Winwin dan papahnya kembali menghentikan langkah dan menengok ke belakang.

"Saya pikir dulu Winwin gak mau temenan karena ngerasa aneh buat temenan saya. Saya berusaha menjaga jarak agar Winwin tidak merasa terganggu. Tapi ternyata Winwin gak temenan karena memang dilarang sama om." ucap Taeyong.

"Saya juga kenal Winwin dari SMP om. Winwin gak ada temen di SMP. Setiap ada temen yang ngajak dia buat main, dia selalu nolak. Katanya dia harus belajar. Apa om gak kasian sama Winwin yang terus om kekang? Apa om gak kasian liat Winwin selalu kesepian? Tolong ngertiin Winwin om. " ucap Johnny.

"Walaupun saya sama Doyoung baru kenal Winwin di SMA, tapi saya bisa liat om bahwa selama ini Winwin kesepian. Tolong perbolehkan Winwin berteman dengan yang lain."

"Apa om tau? Bahwa saat bersama teman lainnya, dia keliatan canggung om. Mungkin karena gak terbiasa di tengah keramaian. Ini bisa berpengaruh buat masa depannya om." ucap Doyoung.

Untuk beberapa saat, Papah Winwin hanya terdiam. Seperti memikirkan setiap ucapan yang dikeluarkan keempat orang tadi.

"Apa benar Win selama ini kamu merasa tertekan karena sikap papah?"

Winwin hanya diam.

"Kenapa kamu gak pernah bilang sama papah?" ucap papahnya dengan sorot mata yang sedih.

"Maaf pah, Winwin takut kalo nanti papah justru marah lagi ke Winwin dan lebih memperketat lingkup kehidupan Winwin."

"Maaf nak, selama ini papah gak peduli sama diri kamu. Papah terlalu mengkekang kamu. Papah hanya khawatir kamu salah pergaulan."

"Winwin bakal jaga diri pah."

"Apa kamu yakin?"

"Yakin pah, mereka ini temen yang tulus temenan sama Winwin. Mereka gak berteman hanya untuk memanfaatkankan kepintaran Winwin."

Papah Winwin memandang ke arah keempatnya secara bergantian.

"Maafkan saya anak anak. Karna saya sudah menghina kalian. Tapi tolong jangan ajak Winwin bolos seperti kemarin."

"Iya om, maaf karena sudah mengajak Winwin bolos. Saya hanya ingin Winwin punya teman."

"Saya bersyukur Winwin punya teman yang peduli seperti kalian. Coba kalo kalian dan Winwin tidak ngomong, pasti saya tidak tau kondisi anak saya sendiri."

"Tidak apa om, kami senang Winwin diijinkan untuk berteman dengan kami."

"Sudah, ayo masuk ke dalam. Mamahnya Winwin tadi masak banyak, kalian sekalian makan disini saja."

Doyoung seketika berbinar, karena sejak tadi dia merasa kelaparan.

"Tidak usah repot repot om." tolak Taeyong.

"Lhoo, rejeki kok lo tolak sih. Orang gue laper juga." ucap Doyoung sewot.

"Nahh itu temen kalian kelaperan. Ayo makan disini saja, takutnya dia pingsan nanti." ucap papah Winwin sambil tertawa.

"Ayok om." Doyoung nyelonong masuk tanpa mempedulikan yang lain.

"Dasar gak punya malu." ucap Taeyong, Jaehyun, dan Johnny.

Mereka pun makan bersama.

"Ngomong ngomong, kalian kembar ya?" tanya papah Winwin pada Taeyong dan Jaehyun.

"Siapa? Saya sama dia om?" tanya Taeyong.

"Iya, kalian mirip soalnya. Kembar ya?"

"Nggak om, amit amit saya punya kembaran bentukan kayak dia." ucap Taeyong.

"Hehh, lo pikir gue ikhlas punya kembaran kayak lo??" sewot Jaehyun.

"Yaudah dong, gue juga gak ikhlas."

Keduanya malah berdebat di meja makan.

"Mereka emang gitu pah, hehe." ucap Winwin pada papahnya.
















Haii, author kembali update. Buat kalian yang mungkin berada di posisi seperti Winwin, tetap semangat ya. Kalian mungkin bisa ngomong pelan pelan ke ortu. Mereka pasti bakal paham.
Fighting💪💪


Happy Reading

Friendship | Jaeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang