Pagi itu seperti biasa, Yuri membantu Eunkwang memenuhi terapinya. Kondisi tangan Eunkwang membaik. Ia hanya merasa kesemutan, tapi belum bisa menggerakkan tangannya.
"Kau menikmati liburanmu?" Tanya Eunkwang. Yuri tak menjawab. Hanya mengangguk pelan. Ia bahkan masih belum mau bertatapan lama dengan Eunkwang.
Eunkwang tak melanjutkan pertanyaannya.
"Hari ini tunggulah dirumah. Aku harus menemui seseorang" kata Eunkwang.
Yuri merasa heran. Siapa orang yang akan ditemui Eunkwang?. Ia bahkan melibatkannya dalam urusan pekerjaan beberapa hari lalu. Tapi hari ini dia tak menginginkannya ikut serta. Pikiran Yuri melayang kemana-mana.
"Ahjussi ... tak membutuhkan bantuanku hari ini?" Yuri membuang harga dirinya karena ingin tau. Eunkwang menoleh dan menatapnya.
"Kau penasaran?" Eunkwang meminta Yuri menurunkan lengannya dan menatap lekat-lekat wanita yang menghindari pandangannya itu "aku ada janji makan siang dengan Sohee. Kau mau ikut? Akan kutambahkan daftar orang yang hadir. Kami sudah mereservasi tempat".
"Tidak. Terima kasih" Yuri mengangkat kembali lengan Eunkwang dan memperbesar volume video perawat Lee yang sedang ia tonton. Ia menundukkan wajahnya semakin dalam. Ia tak berhak marah. Tapi hatinya panas. Sepanas cuaca pagi hari itu.
"Yuri ..." Eunkwang mengangkat dagu Yuri "kau sangat membenciku?" Yuri menepis tangan Eunkwang. Yuri diam saja. Matanya berkaca-kaca. Ia mungkin hanya bingung karena mencintai dan membenci di waktu bersamaan.
"Terapimu sudah selesai, ahjussi" Yuri mundur tak menghiraukan pertanyaan Eunkwang "aku akan menyiapkan pakaianmu".
***
Sohee beberapa kali mengoleskan pemulas bibir hari ini. Ia tak ingin terlihat pucat. Ia menunggu Eunkwang menjemputnya.
Mobil Eunkwang berhenti tepat di depannya. Ia masuk di bangku penumpang. Di sebelah Eunkwang.
"Kau sudah siap?" Eunkwang memastikan.
"Ya, Oppa" kata Sohee pelan
Mobil melaju tenang. Mereka menuju suatu tempat.
***
Eunkwang pulang sore itu dan tak menemukan Yuri di mana-mana.
"Yuri?" Panggilnya. Tak ada jawaban. Telepon genggam dan tas nya ada di tempat. Tapi Yuri tak terlihat.
Eunkwang menatap kamar kosong yang dulu ditempati Yuri. Apakah ia ada di dalam?. Eunkwang memutar kenop pintu dan menemukan Yuri tertidur disana. Ia masuk perlahan dan menatap tubuh wanita kesukaannya itu dengan seksama. Ia duduk di tempat tidur dan membelai wajah Yuri. Ia mendekatkan wajahnya mengecup pipi Yuri. Yuri terbangun dan terkejut Eunkwang ada disana. Ia mendudukan posisinya.
"Ahjussi?!" Katanya. Eunkwang menempelkan ibu jarinya di bibir Yuri dan memagut bibir Yuri dengan segenap perasaannya. Yuri diam saja, ia tak bereaksi apa-apa. Tapi tiba-tiba air matanya berjatuhan. Eunkwang menatapnya.
"Mianhae" katanya sambil mengusap air mata Yuri.
"Aku membencimu, ahjussi. Membencimu" tangis Yuri pecah. Ia menangis dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Eunkwang merengkuh tubuh Yuri dan membiarkan Yuri menangis di pelukannya. Ia membelai rambutnya dan mengecup kepalanya dengan lembut. Hatinya terluka, bahkan Yuri tak menginginkannya lagi. Ini semua salahnya.
***
Malam itu Eunkwang mengantarnya pulang.
"Istirahatlah dengan baik" kata Eunkwang. Yuri diam saja. Ia turun dari mobil dan berlalu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY AHJUSSI 3
FanfictionChangsub berusaha sekeras mungkin agar Yuri bisa kembali dengan Eunkwang. Tapi ada perasaan aneh yang semakin lama semakin menghangat setiap kali ia berurusan dengan Yuri. "Oppa kau tau kau tak boleh menyukaiku, kan?" Changsub mengangguk cepat. Ia t...