Yuri tersenyum manis.
"Masuklah" katanya pada Eunkwang. Eunkwang masuk dan menutup pintu. Ia melihat dua mangkuk bekas ramyeon dan dua kaleng bir kosong.
"Yuri, kau mabuk?" Eunkwang menatapnya khawatir. Yuri menggeleng.
"Tidak oppa" katanya terus tersenyum.
"Setengah mabuk?" Eunkwang berkeras. Yuri menggeleng lagi.
"Kenapa kau datang kemari malam-malam? Kau merindukanku?" Tanya Yuri
"Kau mabuk. Setengah mabuk" Eunkwang duduk menyerahkan sebuah bungkusan.
"Aaaah ramyeon. Kau pasti lapar tengah malam. Kenapa kebiasaan itu belum hilang?" Yuri membuka plastik yang diserahkan Eunkwang "kau mau kumasakkan ramyeon?" Katanya.
Yuri baik sekali malam ini entah ia sadar atau tidak. Ia tersenyum sepanjang bicara dengan wajah memerah dan bau alkohol.
Ia bangkit dan menyalakan kompor. Ia menyadarinya dan memasak ramyeon yang dibawa Eunkwang dengan baik.
"Lihat kan? Aku tidak mabuk" katanya masih sambil tersenyum. Eunkwang merasa lucu. Tapi ia tetap menyantap ramyeon yang dibuat Yuri dengan lahap menggunakan tangan kirinya. Yuri memperhatikannya makan.
Ramyeon itu habis. Eunkwang mengangkat mangkuk dengan sebelah tangan dan menyeruput kuahnya.
"Kau akan gendut besok" kata Yuri. Ia mengambil tisue dan mengelap sudut bibir Eunkwang. Yuri memandangi wajah Eunkwang dengan tatapan penuh cinta. Pipi Eunkwang bersemu merah. Jantungnya berdetak cepat. Yuri melakukannya dari jarak yang sangat dekat.
"A .. aku ..." kata Eunkwang tergagap "aku akan pulang. Tidurlah" Eunkwang bangkit. Yuri ikut bangkit. Ia menarik ujung kaus Eunkwang dan mengecup singkat bibir lelaki itu sambil tersenyum lalu menjatuhkan tubuhnya ke pelukan Eunkwang. Yuri tertidur. Kali ini seharusnya Yuri bisa mendengar betapa riuh irama jantung Eunkwang. Eunkwang menyeretnya ke tempat tidur.
"Kau tidur seperti orang pingsan" kata Eunkwang susah payah karena hanya pakai sebelah tangan. Ia menyelimuti Yuri dan duduk di sampingnya. Tersenyum menatap wanitanya itu sambil memegangi tangannya.
"Aku pasti sangat bodoh karena pernah menyakitimu" katanya pelan. Ia membelai lembut wajah Yuri.
"Aku akan membawamu pulang. Aku berjanji"
Ia duduk lama disana dan memandangi Yuri sampai puas. Ia tak melakukan apa-apa hanya menggenggam tangan Yuri dan sesekali membelai wajahnya. Ia menatap lekat-lekat wanita itu. Sampai tiba waktunya pulang. Ia bangkit dan mengecup kening Yuri dengan lembut.
"Terima kasih untuk Ramyeon dan ciumanmu malam ini. Saranghae" Eunkwang mematikan lampu dan menutup pintu.
***
Keesokan paginya Yuri terheran-heran dengan mangkuk ramyeon yang berjumlah tiga di atas meja. Ia memanggil Jinkyu.
"Oppa, apakah kita makan tiga mangkuk ramyeon semalam?" Tanya Yuri
"Tidak, aku makan satu. Aku hanya beli dua bungkus" Kata Jinkyu sambil mengeringkan rambutnya.
Yuri semakin heran
"Lalu ini mangkuk siapa?" Katanya. Tak ada kaleng bir lain disana.
"Aaaah, kau pasti mabuk dan merebus ramyeon lain. Sudahlah" Jinkyu mengacak-acak rambut Yuri dan turun kembali ke kamarnya.
Yuri berusaha mengingat-ingat kejadian semalam. Tapi ia tak mendapatkan apa-apa.
"Aku mabuk?rasanya tidak. Apa aku memang mabuk?" Ia mengangkat bahu dan bergegas membereskan bekas makannya.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/260600171-288-k552798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY AHJUSSI 3
FanficChangsub berusaha sekeras mungkin agar Yuri bisa kembali dengan Eunkwang. Tapi ada perasaan aneh yang semakin lama semakin menghangat setiap kali ia berurusan dengan Yuri. "Oppa kau tau kau tak boleh menyukaiku, kan?" Changsub mengangguk cepat. Ia t...