KEJUJURAN EUNKWANG

147 16 6
                                    

Siang itu Eunkwang dan Yuri menghabiskan waktu mereka dengan menatap layar ponsel masing-masing. Sesekali Eunkwang melihat Yuri. Di masa mereka bersama, musim panas seperti ini biasanya dihabiskan dengan makan eskrim atau memotong buah agar tenggorokan segar. Kali ini berbeda. Yuri tak melakukannya jika tak diminta.

"Yess!!" Tiba-tiba Yuri berseru girang. Eunkwang tersentak.

"Ada apa?" Katanya ingin tahu.

"Aku dapat bayaran pertamaku dari Changsub oppa. Ia memotongnya untuk biaya perbaikan kaca mobilnya" kata Yuri tersenyum.

"Gajimu dipotong, kenapa tampak bahagia?" Eunkwang heran. Yuri tersenyum sendiri menatap layar ponselnya.

"Aku bisa membayar uang sewaku, ahjussi" kata Yuri. Eunkwang mendengus pelan.

"Yuri, kau bisa menggunakan uang yang setiap bulan kuberikan. Aku bisa mencarikan rumah yang layak untukmu atau ..." Eunkwang diam "kau bisa tinggal bersamaku disini" ia tersenyum. Yuri menatapnya kasihan. Tapi ia diam saja.

Eunkwang bangkit. Sedikit menekan lengan kanannya yang perlahan membaik.

"Changsub memberimu gaji yang besar?" Tanya Eunkwang. Yuri mengangguk. "Kalau begitu traktir aku makan eskrim" pinta Eunkwang. Yuri tersenyum.

"Ayo"

***

Mereka pergi kesana. Ke toko eskrim yang jadi favorit mereka. Toko bernuansa biru dan merah muda. Duduk di salah satu sudut dekat jendela. Menikmati beberapa scop eskrim yang bukan rasa mint cokelat.

"Kau ingat waktu pertama kali kesini?" Tanya Eunkwang.

"Hmm, yeah ... aku kesini bersama Peniel oppa" kata Yuri santai

"Bukan itu maksudku. Pertama kali kita kesini. Kau bertemu si anak berkaki panjang itu" kata Eunkwang menyendok Eskrim coklatnya dengan tangan kiri.

"Jinkyu oppa? Betul juga" Yuri mengingatnya dan tertawa kecil.

"Kenapa tinggal dengannya?" Tanya Eunkwang

"Dia calon suamiku di masa depan"

"Calon suamimu kan aku"

"Jinkyu segalanya bagiku, ahjussi. Kalau bukan karena dia, aku tak akan mengetahui perbuatan burukmu hari itu" perkataan Yuri seolah menampar Eunkwang

"Jadi dia yang memberitahumu soal ..."

"Ya, dia teman dari mantan kekasih, kekasih gelapmu" Yuri menatap tajam kearah Eunkwang.

"Kau pasti sangat membenciku"

"Untunglah ada orang sebaik Jinkyu oppa yang memberitahuku" Yuri menyendok eskrim strawberi nya dengan satu sendokan besar "paman dan bibi meminta kami menikah secepatnya" kata Yuri

"Dia Trainee di SM kan?" Kata Eunkwang "aku sedang tahap pembicaraan pertukaran Trainee. Sepertinya anak itu menarik. Jika dia debut, setidaknya dia tidak akan menikah sampai usia 40 tahun dan wanita bernama Yuri akan menunggunya? Mau jadi perawan tua?" Kata Eunkwang. Yuri mendengus sebal. Ia tau ia hanya berbohon soal Jinkyu dan Eunkwang menebaknya.

"Tak perlu mengurusi urusanku. Kau punya orang lain yang harus kau kasihi bukan?" Yuri kesal

"Kau membenci Sohee?"

"Dia mencium bibir lelakiku saat itu, tidur dan melakukan hubungan yang seharusnya hanya dilakukan lelakiku, denganku saat itu. Ia memeluk tubuh lelakiku saat itu. Tentu saja aku membencinya" Eunkwang diam dan menatap Yuri dalam.

"Kau mencintaiku?"

"Aku ... membencimu. Disaat aku tak berdaya dan tak berguna, kau merayap tidur dengan wanita lain"

"Tapi perasaanku tak berubah. Aku tetap mencintai Shin Yuri" mereka diam

Hati Yuri menghangat. Ingin rasany mengatakan hal yang sama.

"Ahjussi, kau mencintai wanita itu?" Tanya Yuri tajam.

"Aku ..." Eunkwang ragu. Tapi ia menatap Yuri dengan pandangan menyesal "aku berjanji untuk tak meninggalkannya"

Yuri memejamkan mata. Rasanya ingin pergi dari sana dan berteriak seperti Taekwang dalam drama School favoritnya. Ia sudah menduganya, tapi hatinya masih saja sakit setiap kali ia tau kenyataan itu.

"Itulah kenapa akhirnya aku akan meninggalkanmu, ahjussi ... aku tak akan kembali dan berjuang. Aku tak peduli lagi. Karena tempatku bukan disana bersamamu" Mata Yuri berkaca-kaca "aku akan menikah dengan Jinkyu Oppa walau harus menunggu dua puluh tahun dan menjadi perawan tua"

"Kau tak bertanya kenapa aku tak bisa meninggalkannya?"

"Aku tak membutuhkan pertanyaan dan jawaban itu, ahjussi" bibir Yuri bergetar menahan marah "jika kau mencintaiku, kau akan meninggalkannya. Jika kau mencintaiku, kau akan memperjuangkanku. Jika kau mencintaiku, bukan perasaannya yang harus kau jaga, tapi perasaanku!. Kau mengatakannya dengan jelas. Kau tak bisa meninggalkannya. Itu artinya bukan aku yang ada di hatimu!" Tangis Yuri pecah lagi.

Eunkwang tak melakukan apa-apa. Ia membiarkan Yuri menangis sampai ia dapat menenangkan diri.

"Yuri ..." Yuri mengangkat wajahnya dan menghapus air matanya.

"Sudah hampir gelap, sebaiknya kita pulang. Aku sudah membayar tagihan eskrimnya" Yuri bangkit dan bersiap pergi. Eunkwang menahannya.

"Kim Sohee sedang sakit" kata Eunkwang. Yuri diam "bahkan kematian bisa datang kapan saja menjemputnya"

Yuri tercenung. Hatinya gelisah bukan karena kasihan. Tapi bingung. Pernyataan Eunkwang tetap tak bisa jadi alasan dia berhak menyakiti perasaan Yuri. Tapi ...

***

Dalam perjalanan pulang, Yuri diam2 menarik jadi kelingking Eunkwang. Ada sedikit kelegaan terselip di hatinya. Eunkwang sudah berani untuk jujur.  Eunkwang diam saja, membiarkan Yuri bertindak sesukanya.

DEAR MY AHJUSSI 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang