Annyeong!
Happy Reading gaid 💜
*****
Chapter 11
Dari dalam mobil Airin duduk manis memandangi jalanan lewat jendela tapi tidak dengan jantungnya yang dari tadi sedang berdisko.
Setelah mampir dari restoran untuk mengisi perut Airin yang tiba-tiba berbunyi, kini Raka akan mengantarkan ia pulang.
Bersyukur Airin tidak jadi ditahan di rumah lelaki itu, meskipun ia yakin belum bisa selesai berurusan dengan Raka.
Setelah dekapan hangat Raka serta perkataan yang terdengar tulus di Indra pendengarannya beberapa waktu lalu, lelaki itu langsung bergegas mengambil kunci mobil dan menarik Airin masuk kedalam mobil.
Belum ada satu kata pun yang keluar dari mulut Raka, lelaki itu diam saja namun peka. Terbukti saat mendengar cacing-cacing di perut Airin yang berdemo meminta makan, tak lama Raka langsung menghentikan mobilnya di restoran.
Mobil Raka kini berhenti di depan pagar rumahnya membuat Airin terdiam lalu menoleh ke arah Raka dengan wajah bingungnya.
Serasa ada yang patut dipertanyakan.
"Tau dari mana lo rumah gue? Gue kan belum ngasih tahu alamat jalan atau nomor rumah gue ke lo"
"Nebak aja. Gue tebak juga kamar lo dilantai atas yang jendelanya ketutup tapi gak pernah ke kunci"
"Raka lo serem"
"Apa yang salah? Kan gue lagi nebak-nebak aja"
"Buka kuncinya gue mau keluar"
Raka mengabaikannya.
"Kasih gue kesempatan buat milikin lo, jadi pacar lo." ucap lelaki itu tersirat sedikit permohonan.
"Kenapa. Kenapa harus gue?"
"Gue udah bilang gue suka sama lo"
"Ya kenapa lo bisa suka sama gue ?"
Raka terdiam cukup lama sebelum akhirnya menjawab juga.
" karena lo cantik""Thanks!" Ketus Airin
"Gue serius!"
"Stop it! Gue capek beberapa minggu belakangan debat sama lo terus. Lo! selalu maksa gue buat jadi pacar atau apalah itu. Gue itu gak suka di paksa, dan lo pemaksa!"
"Gue kasih lo waktu 1 x 24 jam buat lo setuju jadi pacar gue secara sukarela atau gue berbuat hal nekat buat jadiin lo milik gue"
"Egois!"
"Yes i am" Raka menyeringai bersamaan dengan kunci pintu mobil yang terbuka.
Airin bersegera membukanya dan keluar, sorot mata yang menatap Raka dengan sebal Airin menutup pintu dengan kencang.
Pergerakan Airin yang tengah membuka pagar rumah terhenti kala ponselnya berdering.
Un know is calling...
Airin membiarkannya, tapi lagi-lagi panggilan masuk dari nomor yang sama, akhirnya ia mengangkat telepon tersebut.
"Pin hp gue tanggal lahir lo" seru orang diseberang lalu panggilan dimatikan.
Sempat terdiam tapi detik berikutnya Airin paham. Gadis itu mengarahkan pandangannya ke mobil Raka yang baru saja pergi.
"Dia tahu nomor gue juga?" Airin bermonolog.
*****
Airin menaiki anak tangga secara terburu-buru saat tahu maksud si penelpon. Di rumah tidak ada orang, mama dan papanya sudah pergi tadi siang ke luar negeri untuk sepekan kedepan dan bodohnya Airin menunggu mama menjemputnya. Untung ia tidak lumutan.
Memasuki kamarnya, Airin membuka laci meja belajarnya dan mengambil benda persegi itu lagi setelah ia simpan dua minggu yang lalu.
Menyalakan daya ponsel, dan mengetikkan digit angka yang katanya menjadi PIN ponsel berlogo apel milik Raka dan lebih tepatnya tanggal lahirnya.
190404
Terbuka.
Airin mengotak-atik ponsel itu dengan membuka beberapa aplikasi, dari sosial media yang tidak ada yang mengejutkan sampai pikirannya tertuju untuk membuka galeri. Ia tahu ini privasi sih, tapi bagaimana ya, jiwa keingin tahuan Airin kian memuncak.
Menggulir terus menerus, sejauh ini tidak ada yang aneh, karena kebanyakan foto-foto di ponsel Raka berasal dari wa. Gulir paling bawah, tiga foto terakhir adalah foto yang menarik kembali rasa keingin tahuannya.
Ketiga foto tersebut sama, yaitu foto seorang gadis yang diambil dari samping dari jarak jauh, bedanya masing-masing foto di zoom dan di crop beberapa kali. Sehingga gadis di dalam foto semakin terlihat dekat dan buram secara bersamaan.
*****
Masa pengenalan lingkungan sekolah atau sering disebut sebagai MPLS tepatnya di hari ketiga MPLS adalah awal atensinya terfokus pada gadis berambut panjang yang lepek karena keringat. Dari jaraknya yang cukup jauh saja ia yakin bahwa gadis itu kepanasan, mereka sebagai murid baru SMA Cakrawala ini tengah duduk di lapangan yang luas dibawah terik matahari yang mulai naik.
Gadis itu sibuk mengipas-ngipasi wajahnya dengan kipas berkarakter. Memandangi setiap gerak-gerik gadis yang tengah sibuk menggerutu, mengabaikan audiens dan tidak memikirkan akibat dari tidak memperhatikan tersebut.
Ia tidak peduli, bahkan rasanya sangat malas berlama-lama di bawah terik matahari dengan suara bising dan bau keringat disekitarnya, ia akan membolos tapi niat tersebut di urungkan kala ada gelenyar aneh dan nyaman secara bersamaan kala melihat gadis itu beberapa menit lalu.
Gadis dengan rambut lepek, kulit putih, wajah memerah karena kepanasan dan gerutuannya.
Gadis itu berdiri dari kursinya dan berjalan ke depan, saat sudah berdiri dipanggung, sampai mata keduanya bertubrukan, tidak berlangsung lama bahkan hanya beberapa detik namun gelenyar aneh di dadanya bertambah riuh.
Jantungnya berdegup kencang.
Gadis itu memegang mic, dengan tersenyum manis dia memperkenalkan diri,
Dan dari sana Raka tahu bahwa gadis berambut lepek yang menarik atensinya itu bernama Airin Gracylia.
*****
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUR
Teen FictionAmour || by: @binarly Airin terkejut saat ingin pulang ke rumah ia melihat seorang pemuda tengah dipukuli secara membabi buta dan lagi pemuda berpakaian serba hitam itu mengeluarkan pisau yang mengkilap diantara gelapnya malam yang dikelilingi oleh...