Chapter 17
Gio dan Harnum telah menjelaskan semuanya pada Airin yang sebelumnya tidak tahu apa-apa mengenai Gio dan masalalunya. Bahwa Vanya adalah kakaknya, yaitu anak dari mendiang istri Gio sebelum menikah dengan Harnum.
Fakta itu membuat Airin tergoncang, tentu saja. Dan perihal pertengkaran keduanya Bu Fei selaku guru BK tidak menindak lanjuti atas permintaan Gio dengan alasan, masalah ini sudah termasuk ke dalam masalah keluarga dan mesti diselesaikan secara kekeluargaan juga. Namun Vanya dan Airin tetap diberi hukuman berupa membersihkan lingkungan sekolah selama tiga hari berturut-turut karena sudah membuat keributan.
Airin duduk di balkon kamar memeluk lututnya. Tak melakukan apapun kecuali hanya diam dengan tatapan kosong. Segala perlakuan buruk dan alasan Vanya begitu membenci Airin telah menemukan titik terang.
Vanya adalah kakaknya. Dan fakta mengejutkan lainnya adalah Vanya yang mulai besok akan tinggal bersamanya di rumah ini, bersama kedua orangtuanya. Dngan kata lain, mereka akan tinggal satu rumah dan menjadi keluarga yang sesungguhnya.
Ketukan dari luar menyadarkan Airin dari lamunan, lantas Airin berjalan dan membukanya. Menampakkan Gio yang tersenyum mendekati Airin dan mengelus rambut puterinya.
"Maafin papa" Ujarnya tersirat rasa bersalah. Bagaimanapun juga Gio salah menyembunyikan ini semua dari Putri tercintanya.
"Papa gak salah"
"Vanya itu putri papa, begitu juga Airin. Papa sayang sama kalian, papa tahu Vanya lebih dari siapapun, papa juga percaya Airin lebih dari apapun. Papa minta maaf atas perbuatan Vanya ya sayang? papa cuma gak suka lihat kalian berantem, begitu juga mama."
"Karena mulai besok Vanya akan tinggal disini sebagai kakak kamu, tolong terima dia ya? Sayangi dan hormati Vanya. Nanti kalau Vanya berbuat salah ke kamu atau ke siapapun, Airin bisa bilang ke papa."
Airin membalasnya dengan senyuman, matanya sudah berair sedari Gio mengucap kata maaf, tidak ada yang bisa ia katakan ataupun dijanjikan untuk sekarang, karena mengingat segala perbuatan Vanya, Airin tidak menjamin akan menerimanya dengan baik, apalagi sampai memberinya rasa hormat dan kasih sayang. Itu akan terasa sulit karena segala ucapan yang Vanya berikan telah membuat hatinya perih.
"Airin capek pa. Mau tidur"
Gio tersenyum tulus memandangi wajah Putri tercinta, lalu mengecup sayang kening Airin.
Di sela-sela pintu yang sebentar lagi tertutup Gio berbalik, memberi ucapan selamat malam pada Airin.
"Selamat malam anak papa yang paling cantik"
*****
Mengantuk dan ingin segera tidur hanyalah alasan Airin untuk menyendiri lagi di kamarnya yang sunyi dan gelap dengan lampu yang sengaja ia matikan. Duduk di atas karpet berbulu serta kepalanya bersandar ke sisi kasur. Pikiran dan hatinya belum juga merasa tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUR
Teen FictionAmour || by: @binarly Airin terkejut saat ingin pulang ke rumah ia melihat seorang pemuda tengah dipukuli secara membabi buta dan lagi pemuda berpakaian serba hitam itu mengeluarkan pisau yang mengkilap diantara gelapnya malam yang dikelilingi oleh...