Chapter 18

6.4K 417 35
                                    

Chapter 18

"Pagi sayang" sapa Raka begitu Airin menampakkan diri dengan seragam Cakrawala yang melekat ditubuhnya.

Airin tidak memedulikan sapaan itu, dan memilih menutup pagar rumahnya rapat-rapat. Raka dengan Ducati hitamnya, lelaki itu memakaikan helm begitu Airin didekatnya.

"Tumben bawanya motor, kemana mobil lo?" Tanya Airin basa-basi saja, karena sebenernya tidak peduli juga.

"Ada, cepet naik yang"

"Gak usah panggil begitu"

"oke by"

"Raka!"

"Dalem by"

"Ck,nyebelin" Airin jengah memilih mengabaikan, dan menaiki motor besar itu dengan berpegangan tangan dengan Raka.

Bermenit-menit Airin telah duduk diatas motor, Raka belum juga menyalakan mesin membuat Airin mengernyit. "Kok gak jalan sih?" Tanyanya heran.

"Duduk yang bener Rin" decak Raka bernada rendah yang cukup terdengar oleh Airin. Dibalik helm fullface yang lelaki itu kenakan, Raka nempak menakutkan dengan wajah menahan marah.

Cukup sabar selama ini karena gadisnya tak pernah bisa menurut, bahkan Airin seringkali berusaha keras menolak kehadirannya. Tapi kali ini berbeda, Raka marah karena Airin duduk dan memposisikan dirinya terlalu terbelakang dan tidak berpegangan, dari kaca spion Raka bisa melihat Airin yang sedang bersedekap dada.

Airin sedikit membenarkan rok dan beberapa helai rambut yang berantakan, "udah bener kok" sahutnya setelah merasa ia siap.

"Gak masalah lo nolak gue, tapi jangan sampe bahayain diri sendiri bisa kan?" Kelakar Raka, mengambil kedua tangan Airin dan melingkarkan kedua tangan tersebut di perut lelaki itu.

Cukup terkejut karena Raka menarik kedua tangannya tiba-tiba, yang mana membuat ia menubruk bahu bidang berlapis jaket bomber dengan parfum khas lelaki itu. Dan kini selain tangannya yang melingkar sempurna, posisi duduknya juga semakin rapat pada Raka.

"Gue gak mau lo kejengkang, selain sakit itu juga malu-maluin" tandasnya, lalu menancap gas meninggalkan pekarangan rumah Airin.

Airin tentu saja mencibir kesal setelah mendengarnya. Raka melihat dari spion, gadis itu melirik sebal kearahnya.

Dengan jalanan yang cukup senggang hari ini perjalanan ke sekolah menjadi lebih cepat dari biasanya dan hari masih terlalu pagi bagi Raka untuk datang ke sekolah. "Udah sarapan belom?"

"Hah?"

"Udah sarapan belom?" Ualngnya dengan lebih kencang dari sebelumnya, maklum suaranya pasti tenggelam oleh deru motor yang berlaku lalang.

"Udah, pake roti"

"Gue belom" sahut Raka, memberi tahu.

"Udah, pake roti. Budeg lo ya?" Seru Airin.

Bisa diperjelas tidak sih, sebenarnya yang budeg itu siapa?

"Kita mampir beli sarapan dulu nanti"

"Ha? Mau ngapain?! Kita kan sekolah."

Cantik-cantik bolot. gumam Raka, terkikik geli melihat tampang bodoh Airin yang terlihat dari kaca spion.

"Raka lo bawa gue kemana?!" Teriak Airin kala mereka berbelok, padahal seharusnya SMA Cakrawala sudah berjarak 15 meter di depan mereka tadi. Tidak henti-hentinya Airin bertanya pada Raka yang tak kunjung dapat jawaban juga.

AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang