*****
Chapter 10
Hari ini kelas XI 2 sedang pelajaran olahraga. Airin berlari ke koridor mengambil bola voli yang terlempar saat anak kelasnya latihan bermain voli.
Ia berjongkok dan meraih bola tersebut, namun bola itu tertahan oleh sebuah kaki yang dilapisi sepatu mahal dan dengan cepat perpindah ke tangan si pelaku.
"Hai!" Sapanya
Airin terperangah untuk beberapa saat sebelum tanganya dengan lancang memukul lengan orang itu. "Deka?"
"Ganteng"
Netra coklat Airin memperhatikan penampilan Deka dari ujung rambut sampai kaki, dari mulai rambut yang sedikit acak-acakan, seragam dan almamater khas Cakrawala yang dipakai, sampai sebuah sepatu bermerek terkenal yang menghalangi Airin saat mengambil bola.
"Ngapain lo? apa-apaan juga lo pake baju sekolah gue"
"Ternak Lele. Mau bantuin gak?"
"Ngaco! Jadi lo pindah sekolah ke sini nih ceritanya?"
Deka dengan tampang sok mengyugar rambutnya lalu menaik turunkan alisnya yang mana membuat Airin bergidik ngeri.
"Airin ah lama banget ditungguin–Eh aduh~ ada siapanih ganteng banget si a a"
"Sejak kapan lo jadi orang Sunda Malih!"
"Sejak kapan juga nama gue jadi Malih?"
"Hai cantik kenalin gue Deka, nama panjang gue Dekaaaaa~ kalo nama lengkap Deka Prabukusumo, neng cantik bisa panggil gue bubu, baby, honey, sayang, sweety, darling, pokoknya terserah ajalah"
"Oke a, nama neng Maudy Kasanova biasa di panggil Udy. Tapi kalo buat aa khusus, panggil Sweetheart aja. Ahay!"
"Dasar para ulat bulu") hardik Airin tak habis pikir.
"Aa jomblo, neng jomblo kenapa kita gak ke KUA aja?"
"Ciee ngajak ke KUA.. ayo cuss~ngeng~mberr kita otw"
"Balik lo Dy. Balik! Jangan sampe lo lupa arah jalan pulang terus jadi butiran atom"
Airin menjewer telinga dan menarik lengan Maudy dengan paksa. Airin jamin sahabatnya itu sudah lupa kalau sudah mempunyai tunangan. Memang dasar si ulat bulu:)
"A-aakh sakit Ai-njing! kuping gue copot entar!"
"Ish lo mah merusak citra gue di depan Dekaaaa!!"
"Heh ganjen! Mau lo gue aduin ke tunangan lo!" Airin menjitak jidat Maudy.
"Ish jangan keras-keras napa nanti yang lain pada tau. Malu gue masa masih kelas sebelas udah tunangan-tunangan!!"
"Bodo amat Dy, terserah. Ora urus. Bhay!"
*****
Airin berdiam diri di halte yang dekat dengan sekolahnya, hari ini hujan turun secara tiba-tiba saat waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 bersamaan dengan bel pulang yang berbunyi.Mamanya-Harnum tak kunjung datang menjemput, membuat Airin yang menunggu kehadirannya sedikit merasa kesal.
Pasalnya sudah dihubungi dari tadi tetap tidak ada balasan ataupun meneleponnya balik.
Bibirnya sibuk misuh-misuh sendiri tak karuan, tak lupa tangan yang juga sibuk mengusap-usap seragam yang lama-kelamaan menjadi basah sehingga hawa dingin pun mulai menyeruak masuk menusuk kulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUR
Teen FictionAmour || by: @binarly Airin terkejut saat ingin pulang ke rumah ia melihat seorang pemuda tengah dipukuli secara membabi buta dan lagi pemuda berpakaian serba hitam itu mengeluarkan pisau yang mengkilap diantara gelapnya malam yang dikelilingi oleh...