Chapter 01

15.7K 1K 8
                                    

*****
Chapter 01

Kantin SMA Cakrawala menjadi tempat terpadat pada jam istirahat, bagaimana tidak padat kalau seluruh siswa mengunjungi kantin yang luasnya terbilang tidak seberapa.

Kantin Cakrawala sebenarnya ada dua yaitu kantin kelas X dan XI di gedung dua dan kantin kelas XII di gedung tiga. Namun sudah 2 Minggu kantin di gedung tiga sedang direnovasi karena ada kerusakan akibat kebakaran yang sempat terjadi.

Karena padat itulah ketiga gadis itu berbagi tugas. Airin dan Maudy bertugas memesan makanan dan minuman sedangkan Risa bertugas menjaga meja mereka agar tidak ditempati orang lain.

Keduanya telah selesai memesan, berjalan kearah meja pojok yang diduduki Risa, dengan membawa nampan yang isinya berbeda Airin membawa minuman dan Maudy membawa makanan mereka berjalan penuh kehati-hatian.

Sedikit kesulitan berjalan dengan membawa nampan karena kantin yang begitu padat hari ini. Sampai segerombolan kakak kelas berjalan sambil bercanda sehingga salah satu dari mereka menyenggol lengan Airin.

Prang!!!

Minuman yang Airin bawa tumpah tentu saja gelas beling itu juga pecah dan berserakan

Airin yang panik segera mengumpulkan pecahan beling tersebut agar tidak memakan korban.

Airin memekik kala ia dipaksa berdiri dengan cara menjambak rambutnya. Tanpa sengaja membuat beling yang sedang ia genggam menggores tangannya.

Orang yang menjambak Airin menatap tajam. terlihat jelas amarah yang sebentar lagi akan meledak, Airin melirik seragam orang itu yang basah begitu juga seragam miliknya.

"Bego banget si lo! Bawa begituan aja gak becus!!" Murkanya pada Airin.

Dia Vanya anak kelas XII-kakak kelasnya yang cantik namun kasar dan sadis, Vanya tak segan untuk membalas setiap dendamnya. Dan ini tentu bukan pertama kali Vanya memaki orang lain secara terang-terangan. Lalu sebentar lagi Airin yang mendapat giliran untuk dimaki habis-habisan.

"Maaf kak gu-eh saya gak sengaja" Airin meralat ucapannya mencoba lebih sopan.

"Heh denger baik-baik! Dengan lo minta maaf gak akan bikin kering seragam gue!" Vanya kesal melepaskan tangannya pada rambut gadis itu, Vanya melampiaskan amarahnya dengan menendang nampan yang tergeletak di dekat kakinya.

"Saya udah minta maaf, seragam saya juga basah kak. Permintaan maaf saya emang gak bisa bikin seragam kakak kering, tapi kalau aja kakak gak nyenggol lengan saya dan lebih memperhatikan sekeliling pasti minumannya gak akan tumpah dan seragam kakak juga akan baik-baik aja"

Vanya ingin menyahut namun di dahului oleh Maudy yang kini manatap Vanya horor, ia tak terima melihat sahabatnya di perlakukan seperti itu.

"Tau lo! jangan mentang-mentang kakak kelas jadi berasa paling bener. Awal mulanya itu dari lo, biangnya ya dari lo! Jadi gak usah nyalahin orang lain gitu deh."

"Gue yang korban disini lo gak usah sok tahu"

"Yaudah kan temen gue juga udah minta maaf! Kenapa drama banget sih. Mau lo apa lagi hah?!"

Vanya tersenyum miring, mengambil teh kemasan botol yang tersedia di meja lalu meyiram Airin secara kasar membuat air itu terciprat kemana-mana. Bahkan sekarang seragam Maudy ikut basah karena terkena cipratan.

"EH- DASAR SETAN!" Umpat Maudy yang speechless dengan tingkah nenek lampir di hadapannya.

Maudy menggeram marah, gadis itu tentu tidak terima, tanganya menjambak rambut jelek milik Vanya, sontak membuat kakak kelasnya memekik kesakitan lalu menjambak balik rambut Maudy.

"AAAKH SAKIT BEGO!"

Suasana kantin yang memang riuh kali ini bertambah riuh dan tidak terkendali dengan drama mereka yang dipertontonkan secara gratis.

Airin berusaha menjauhkan Maudy dari Vanya, Risa pun sekarang ikut melerai mereka, namun bebal! gadis itu sudah sangat brutal.

"Udah dong! Maudy nanti pak gandi kesini!!" Airin membawa pak Gandi selaku guru BK untuk menghentikan Maudy yang mengamuk.

"Iya Udy udah heh. UDY!!"

"Nenek lampir sok cantik!!" maki Maudy pada Vanya

"Dih! gue emang cantik"

"Cantik kaga peot iya lo!!"

"Dari pada lo sama temen-temen lo dekil"

"NENEK LAMPIR!"

"APA LO DEKIL!"

Airin tak kehabisan akal untuk melerai keduanya. Ia mengambil ember berisi air cucian piring milik mang Jojo-penjual bakso pentol di kantin Cakrawala dan menyiramkan air ke mereka berdua. Dengan mata terpejam, bibirnya merapalkan do'a semoga saja dengan tindakanya mereka bisa berhenti dan tidak diamuk balik karena tindakannya.

Vanya dan Maudy yang hendak mengumpat terhenti kala umpatan dengan suara yang terdengar menusuk itu lebih dulu terdengar. Seolah sudah mewakilkan mereka.

"Bangsat"

Suasana kantin seketika menjadi hening, Vanya dan Maudy berhenti dan sudah diam bak patung. Dan semua orang yang melihat itu berharap para gadis pembuat drama hari ini akan baik-baik saja terutama Airin-sang tersangka.

Airin perlahan membuka matanya namun seketika jantungnya seakan berhenti berdetak lalu kemudian berdetak jauh lebih cepat seakan ingin keluar, tangan yang masih menggenggam ember kosong itu genetar, Tuhan Airin sangat takut dan ingin kabur sekarang!

Raka Grahadiaz cowok galak, egois, berandal dan bisa dibilang paling ditakuti di Cakrawala dan yang mengerikan lagi Raka tak pandang bulu soal lawannya.

Namun kini wajah dan seragamnya telah basah karena perbuatan gadis yang tengah menunduk dengan tangan yang menggenggam ember milik mang Jojo yang sudah kosong.

"Gakusah pada bikin drama lo sialan!" Raka membentak dengan kasar cowok itu menendang meja sampai terjungkal.

"Bocah dua ini yang bikin drama Rak" Vanya tetap pada pendiriannya tidak ingin disalahkan.

"M-ma maaf" Airin dengan suara yang bergetar ketakutan hanya bisa meminta maaf dan menunduk.

"Maaf" Maudy ikut meminta maaf, bagaimanapun juga meminta maaf adalah jalan keluar paling instan untuk menghindari amarah Raka yang sangat menakutkan. Meskipun ia sendiri tidak yakin akan itu.

Raka berdecak menatap Airin nyalang, tujuan mengisi perut telah hilang begitu saja, karena moodnya yang telah dirusak.

Raka meninggalkan kantin yang malah membuat semuanya makin terkejut dan keheranan.

Begitu saja?

Biasanya jika diusik Raka akan mengamuk dan membalas dendam meski itu hanya kesalahan kecil, tidak peduli orang tersebut telah meminta maaf atau belum bukan pergi begitu saja seperti saat ini.

*****

TBC

Mars, 11 Maret 2021

AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang