Chapter 02
Airin dan Maudy nampak tak bersemangat mereka berdua sangat gusar memikirkan nasib mereka besok, tentu saja itu karena sesorang bernama Raka.
Di kantin cowok itu memang langsung pergi namun mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan Raka untuk kedepannya sangat cemas masa-masa indah SMA yang akan menjadi suram karena satu kesalahan.
Semua orang di SMA Cakrawala sudah tahu apa resikonya kalau mengusik Raka. Lelaki itu kasar dan kejam, dia benci diusik dan tak pandang bulu.
"Mau sampe kapan si kita disini? Udah ayo ah pulang!"
"Bacot banget mulutnya! Mau ngapain si lo dirumah? hah?! Ngajak pulang terus. Lagian itu rumah lo gak bakal kabur kemana-mana Ris" Maudy jengah dengan satu sahabatnya yang dari tadi cerewet sekali mengajaknya pulang, namun tak urung ia pun bangun dan berjalan keluar kelas diikuti Airin dan Risa tentunya.
"Kalian gatau seberapa kangennya gue sama kasur, sekarang gue ngerasa kasur gue lagi nangis karena nungguin gue belom pulang-pulang"
"Najis!"
"Kasur bau ompol aja lo kangenin!"
"Sorry yaw sayang gue ke kasur gak mandang fisik"
"Bucin kok ke kasur!"
Langkah ketiganya melambat lalu berhenti secara bersamaan, di samping kanan Risa terdapat ruangan musik dengan pintu yang tertutup, sekolah sudah sepi namun sayup-sayup mereka mendengar sesuatu.
Hiks... Hikss
Ketiganya saling tatap dengan raut wajah yang tak terbaca, bulu kuduk ketiganya meremang, sedetik kemudian berlari terbirit-birit menuju gerbang dengan teriakan nyaring, sangat nyaring sampai membuat telinga pendengarnya pengang.
"Aaaaaaaaaaakkhh!!!!"
"KYAAAAAAA!!"
"Mamaaaaaa!!!"
Ketiganya berhenti di halte depan sekolah dengan napas yang memburu.
"I-itu apaan anjirr"
"Creepy banget woy! Padahal masih sore"
"Kan dari tadi gue ngajak pulang juga. Ngeyel si lo berdua"
"Aaa bikin takut aja sumpah!!"
"Tapi itukan suara nangis, bisa aja kan suara manusia bukan jurik"
"Yakali, orang-orang juga udah pada pulang. Kalaupun menusia kenapa coba suara nangisnya pelan banget kan jadi bikin merinding"
"Eh sumpah gue takut!!"
"Samaa woy!!"
"Huaaa.... mamaaaaaa!!
Sedangkan di lab fisika seseorang kembali menutup pintu kala melihat tidak ada siapapun di luar. Orang itu menutup pintu kembali, menatap datar seseorang di pojok ruangan tengah menangis lirih dengan penampilan yang jauh dari kata baik.
"Sentuh dia lagi, lo tau sendiri akibatnya" desisnya.
***
Sudah seminggu sejak Vanya ngamuk di kantin dan hari-hari berikutnya tidak kelihatan dari pandangan Airin karena ia juga malas memperhatikan kakak kelasnya itu, namun kini Airin terjebak dengan nenek lampir itu.
Vanya bersama empat orang temannya menghadang Airin saat berjalan keluar toilet. Vanya menatap Airin dengan senyuman sinis tak lupa juga dengan tatapan meremehkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUR
Teen FictionAmour || by: @binarly Airin terkejut saat ingin pulang ke rumah ia melihat seorang pemuda tengah dipukuli secara membabi buta dan lagi pemuda berpakaian serba hitam itu mengeluarkan pisau yang mengkilap diantara gelapnya malam yang dikelilingi oleh...