Chapter 23

1.3K 54 0
                                    

Chapter 23

Kata Raka. Airin akan menjadi wanita yang akan Raka sukai dihari ini dan hari-hari berikutnya. Tapi tidak tahu juga kedepannya bagaimana. Bagi orang asing perasaan Raka terlihat begitu jelas, tidak perlu diragukan lagi kalau cowok dengan kaos putih dengan celana navy selutut itu adalah sang kekasih yang perasaannya mendominasi dalam hubungan dua sejoli tersebut.

Setelah Rasya memutus sambungan telepon dari Deka, Raka dengan segera mengambil kunci motor berangkat menuju ke kafe tempat Deka dan Airin berada. Terlepas Deka dan Raka adalah sepupu, tapi dari kedatangan cowok itu kesini sudah jelas kalau ia sedikit marah.

"Raka, ayo pulang" ajak Airin.

"Iya, setelah gue ketemu Deka"

Airin berdecak. Sudah 15 menit Raka duduk disampingnya sejak cowok itu datang, tapi kepergian Deka sudah hampir setengah jam. Raka kekeuh menunggu Deka yang setau Airin pamit untuk membayar pesanan mereka.

Airin tahu Raka tidak dalam mood yang baik sekarang.

Tapi mau bagaimana ya? Masa Raka tidak suka Airin pergi ke kafe dengan sepupunya sendiri. Aneh.

"Ya udah, lo tungguin aja sampe Deka dateng, gue mau pulang" Tukas Airin, merapikan tas dan berdiri.

Airin berdiri di depan cafe sembari membuka aplikasi pemesan ojol.

Mendengus kesal. Kedatangn Raka sia-sia sekali karena cowok itu hanya duduk diam dari saat ia datang sampai Airin keluar kafe. Airin tidak berharap diantar pulang oleh Raka, Airin hanya mau Raka tidak diam saja. Ya begitulah intinya.

Airin menoleh lagi kedalam kafe.

Ia hanya ingin melihat keadaan didalam.

Tak lama gadis itu tersentak kaget karena sebuah helm terpasang dikepala mungilnya secara tiba-tiba.

Memasang tali pengaman helm dan memastikan Airin memakai helm dengan benar, tak lupa Raka juga menyisipkan beberapa helai rambut Airin yang menutupi sebagian wajah.

"Jangan mau diajak orang lain keluar kalo dia gabisa mastiin kamu pulang lagi kerumah" ucap Raka yang kini sedang memakai helm.

Raka menggandeng Airin ke arah motor cowok itu berada, menaiki dan emastikan Airin sudah naik juga nyaman, menarik tangan Airin sampai melingkar di pinggang Raka.

"Aku pacar kamu Rin. Hubungin aku aja kalau kamu butuh seseorang atau sekedar bosen, bisa?"

Airin diam saja.

Sedangkan Raka yang telah menunggu beberapa detik jawaban Airin akhirnya bersiap dengan motornya.

"Aku cemburu. Gak suka kamu sama cowok, selain aku" lanjut Raka berbicara, sebelum ia benar benar menancap gas motornya berlalu dari kafe.

Raka dan kata-katanya membuat rasa bersalah dalam diri Airin muncul. Seperti batu besar yang menghantam dadanya keras tapi beberapa persen juga menumbuhkan rasa menggelitik seperti banyak kupu-kupu berterbangan yang mana membuat Airin senang.

Entah kenapa.

Raka menghentikam motor besarnya di sebuah taman dekat rumah Airin, taman yang ramai dan sejuk diwaktu bersamaan. Banyak anak kecil yang bermain bersama pendamping mereka ada juga beberapa anak muda yang terlihat sedang berpacaran seperti mereka.

Raka datang menghampiri Airin yang sebelumnya ia biarkan duduk di bangku pinggir taman usai mereka sampai, cowok itu membawa plastik transparan.

Habis membeli roti bakar

AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang