Chapter 21

6.8K 411 43
                                    

Happy reading 🥳

Chapter 21

"Astaghfirullah" Kaget Airin setelah membuka tirai lantaran melihat wajah yang sangat akrab di ingatannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaghfirullah" Kaget Airin setelah membuka tirai lantaran melihat wajah yang sangat akrab di ingatannya.

Raka

"sialan lo Nya!" Umpatnya memandang ke arah Vanya serta membanting sapu yang sedari tadi ia genggam. Entah kenapa, Airin hanya ingin meluapkan rasa kesal, dan kelegaannya saja.

Jendela diketuk lagi dari luar. Airin menyuruh Vanya untuk melanjutkan kegiatan memasak mie yang belum sempat ia ceburkan kedalam panci.

Untuk sekarang Vanya hanya akan menurut saja. Tidak ada kemauan untuk melawan atau membantah Airin sedikit pun.

*****

Ditatap sedingin dan seintens oleh Raka sedari tadi membuat Airin hanya bisa berpura-pura memandang sekelilingnya. Entah kenapa tapi gadis itu merasa takut sehingga tidak bisa bersikap galak seperti biasanya.

"Habisin" ujar Raka saat Airin berhenti memakan makanannya.

Ngomong-ngomong setelah kejadian drama maling dan hantu itu Airin membuka jendela dan keluar dari sana karena Raka tak kunjung masuk meski jendela sudah terbuka. Raka hanya menatapnya sekilas dan mengisyaratkan Airin untuk ikut bersamanya.

Sehingga disinilah mereka berada sekarang. Restoauan seafood yang berada di dekat alun-alun kota.

Restauran seafood yang ramai akan pengunjung, pemandangan malam yang berkilau sebab sinar lampu dari gedung-gedung serta kendaraan yang berlalu-lalang,
meja nomor 6 yang terasa sunyi,
dengan gadis berkuncir kuda,
serta piama yang tertutupi oleh Hoodie hitam milik sang kekasih.

Airin menutupi tatanan rambut yang menurutnya berantakan dengan kupluk Hoodie, dan melanjutkan makan dengan menunduk setelah sadar penampilannya kini menjadi perhatian setiap pengunjung yang ada.

Mau protes oleh Raka tapi ini salahnya juga karena mengabaikan telepon yang masuk dan ajakan pria itu siang tadi. Benar-benar mustahil jika Raka bertindak tanpa memaksa.

Sadar jika Airin tidak bersikap seperti biasa, Raka  mencoba mengatur rautnya.

"Jendela kamar lo ke kunci" Ucap Raka memulai pembicaraan.

Airin mengangguk mengiyakan.

"Lo ga buka jendela selama 20 menit"

"Karena gue ga ada diruangan. Gue pindah kamar"

"Dia ngerebut kamar lo?"

AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang