Chapter 15

7.4K 514 24
                                    

Hai apa kabar?
Kalau aku sih, kabar baik
Semoga kalian juga yap ❤️

Maaf baru bisa update
T_T

Btw my bf cakep amat ci
🤠

Cuzz langsung baca ajadehJangan lupa vote dan komen fwen!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuzz langsung baca ajadeh
Jangan lupa vote dan komen fwen!

Chapter 15

Raka merebahkan dirinya, menjadikan paha Airin sebagai bantal. Meski sebelumnya sempat berdebat karena Airin bersikeras untuk kembali ke sekolah, namun akhirnya gadis itu tetap kalah. Raka tidak akan membiarkan Airin lepas dari jangkauannya. Sedang sakit Raka bertambah egois, menjadi sangat-sangat manja dan posesif.

Terbukti dari satu jam yang lalu, Airin tidak dibiarkan kemana-mana oleh Raka. Satu jam Airin duduk berselonjor dengan memangku kepala bayi besar itu, sedangkan tangan Airin digenggam Raka sampai berkeringat.

Terhitung sudah dua kali Airin menginjakan kaki di rumah bernuansa Eropa yang megah namun terasa sangat sunyi, bedanya kali ini Airin melihat pembantu yang menyambutnya dan menyediakan minum, tidak seperti terakhir kali.

Bi Santi datang membawa nampan berisi bubur dan teh hangat yang sempat Airin pesan, tentu saja untuk si bayi besar.

"Makasih bi"

"Iya neng, sama-sama" sahut bi Sani lalu keluar kamar.

"Raka, bangun" ucapnya, tangan Airin terulur dan mengelus rambut Raka, itu upayanya membangunkan Raka.

Raka membuka matanya yang mana langsung membuat keduanya bertatap-tatapan. Airin salah tingkah sedangkan Raka tersenyum tipis melihat gadisnya.

"Cantik banget sih" ucapnya, Raka bangun mengubah posisi menjadi duduk.

"Emang."

"Makan dulu"

"Suapin"

"Lo cuma demam bukan struk" Lugas Airin tega. Sedang Raka yang mendengarnya dengan malas memakan bubur tersebut.

Airin bangun, meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku apalagi bagian paha sampai kaki Airin yang sedikit mati rasa. Kakinya mendekat ke arah meja belajar yang tertata rapih di sudut kamar lelaki itu, beberapa foto berbingkai terpanjang di sana. Airin mengambil salah satunya. Senyumnya terbit begitu saja.

Ganteng dari dulu ternyata.

"Ngomong-ngomong, udah dua kali gue kesini, tapi ga liat Ka Fika atau keluarga lo yang lain. Pada kemana Ka?" Ucapnya menoleh ke arah Raka.

"Kuliah di luar"

"Wuih.. keren sih." Ucap Airin takjub.

AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang