Thanks buat 370 votenya ♥️🥰 Tingkatkan lagi yaaau ♥️ Tapi masih ada aja nih yang komen next, up, lanjutnya 😥
***
Awalnya Shanum sempat terkejut karena tiba-tiba dicium Akbar tepat di bibir. Namun kemudian, ia mencoba menikmati ciuman lembut itu lantas memejamkan matanya. Ia menerima kecupan demi kecupan yang Akbar alamatkan ke bibirnya. Bahkan tanpa sadar tangannya tergerak untuk melingkari pundak Akbar.
Keduanya seakan terhanyut oleh ciuman itu. Bibir dan lidah mereka masih asyik bergerak memainkan bibir lawan. Sementara tangan Shanum yang tadinya hanya melingkari leher Akbar, kini sudah berpindah menjadi menekan tengkuk lelaki itu. Sedangkan tangan Akbar sendiri, sudah memeluk pinggang Shanum mesra.
Akbar melepaskan pagutan bibirnya ketika menyadari Shanum yang sepertinya hampir kehabisan napas. Ia beri kesempatan Shanum untuk menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Selagi Shanum melakukan hal itu, ia menyenderkan wajahnya di lekukan leher Shanum seraya menikmati aroma lembut yang menguar dari rambut Shanum.
Kupu-kupu terasa berterbangan di perut Shanum karena Akbar mencium dan juga memeluknya seperti tadi. Ia membalas ciuman Akbar karena ingin membuktikan apakah ia benar-benar mempunyai perasaan terhadap laki-laki itu. Dan sepertinya memang benar, jantungnya tak berhenti berdegup kencang selama mereka berciuman tadi. Yang itu artinya ia memiliki feeling terhadap Akbar.
Ingin rasanya Shanum tak percaya, tetapi dadanya yang tidak berhenti berdebar saat berdekatan dengan Akbar telah menjadi bukti. "Maafin aku, Dra. Maaf karena aku telah jatuh cinta sama Abang kamu. Semoga kamu gak marah sama aku ya, Dra," batin Shanum berbicara.
Bukan maksud Shanum mau melupakan Andra, bukan pula mau menggeser posisi lelaki itu di hati dan hidupnya. Akan ada tempat tersendiri untuk Andra di hatinya. Karena biar bagaimanapun Andra adalah cinta pertamanya juga ayah dari anak yang ada dalam kandungannya. Sementara Akbar adalah suaminya dan akan menjadi ayah pengganti untuk anaknya.
Shanum tersentak dari lamunan singkatnya ketika merasa pipinya kembali dicium. Ia juga bisa melihat kalau Akbar seperti ingin mencium bibirnya lagi. Dengan senang hati ia menyambut ciuman dari Akbar. Sehingga kini mereka kembali berciuman dengan begitu lembut tapi juga intens.
Tok tok tok
Shanum refleks mendorong dada Akbar ketika telinganya menangkap suara pintu kamar yang sedang diketuk dari luar. Wajahnya memerah karena salah tingkah. Seraya mengusap bibirnya yang tampak basah, ia turun dari atas tempat tidur guna melangkah menuju pintu. Bisa ia lihat kalau ada mama mertuanya di ambang pintu kamar mereka.
"Ada apa, Ma?"
"Di luar ada orang tua kamu, Sayang," sahut Elya seraya tersenyum. Ia melirik ke dalam kamar untuk mencari keberadaan Akbar. Keningnya sontak mengernyit pertanda bingung ketika melihat Akbar yang tampak terkekeh tanpa suara di atas tempat tidur.
"Kamu gak gila 'kan, Bar?" tanya Elya. Karena merasa penasaran, Shanum pun ikut menoleh ke dalam kamar. Alhasil wajahnya langsung merona ketika matanya bertatapan dengan mata Akbar. Ia teringat kembali ciuman yang baru saja terjadi di atas kasur itu.
"Omongan Mama sembarangan aja. Masa anak sendiri dikatain gila," sahut Akbar tak terima.
"Ya habisnya kamu ada-ada aja. Buruan sana samperin mertua kamu."
"Iya, Ma."
Akbar melangkahkan kakinya menghampiri mereka. Lantas ia menggamit pinggang Shanum yang tentu saja sempat membuat istrinya itu terkejut. Sementara Elya malah mengulas senyum karena apa yang Akbar lakukan itu.
"Sepertinya kamu sudah mulai bisa menerima Shanum ya, Bar. Semoga aja kalian berdua bisa saling mencintai," doa Elya dalam hati.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Wedding
RomanceFollow dulu sebelum baca!!! Dan bacalah selagi on going. Karena jika sudah tamat akan langsung dihapus beberapa bagian. Jadi jangan telat baca! Positif hamil? Membahagiakan bukan? Tentu saja iya, bagi wanita yang sudah memiliki suami. Kehamilan ada...