24. Saling Menyayangi

5.7K 493 25
                                    

Warning!!!

Jangan baca cerita ini di saat siang hari jika kalian berpuasa 🤗😂

***

"Mau ngapain?" tanya Shanum ketika melihat Akbar yang tiba-tiba mendekat padanya. Sebenarnya ia bisa menebak kalau suaminya itu ingin mengajaknya berhubungan lagi seperti yang dua hari lalu mereka lakukan. Hanya saja ia memang sengaja berpura-pura tak mengerti.

"Masa gak ngerti sih, Sayang?" Akbar merangkak naik ke atas tubuh Shanum dan menindihnya. Lalu wajahnya menunduk untuk mengecup bibir istrinya itu. "Ya jelas, mau ngasih kamu kenikmatan," tambah Akbar setelah ia melepaskan bibirnya dari bibir sang istri. Senyum simpul selalu terukir di bibirnya ketika menatap wajah cantik istrinya itu. "Boleh 'kan?"

Wajah Shanum merona ketika mendengar hal itu langsung dari bibir Akbar. Tetapi kemudian ia hanya mengangguk kecil yang artinya memberi izin pada sang suami untuk menggaulinya. Yang mana dibalas senyuman manis oleh Akbar.

Shanum tak munafik kalau berhubungan suami istri memang terasa nikmat. Maka dari itu ia pun mengizinkan sang suami untuk menyentuhnya lagi, setelah dua hari yang lalu suaminya itu tidak meminta jatah. Entahlah, mungkin Akbar takut ia kecapean karena harus melayaninya dan mengurus anak mereka.

"Pil KBnya udah kamu minum 'kan?"

Shanum menganggukkan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan sang suami. Matanya pun terpejam ketika suaminya itu kembali mempertemukan bibir mereka. Mereka berciuman dengan begitu lembut dan menuntut. Bahkan Akbar menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan untuk mengeksplorasi mulutnya.

Tangan kiri Shanum perlahan terangkat menuju pundak Akbar. Sedangkan tangan kanannya bergerak menuju dada suaminya itu dan mengelusnya sensual. Ia pun tersenyum manakala terdengar erangan samar dari celah bibir sang suami yang masih mencium bibirnya.

Ciuman mereka semakin bertambah intens dan panas ketika gairah sudah mulai membara. Shanum pun perlahan menggerakkan tangannya menuju ujung kaus yang Akbar kenakan dan berniat membantu melepasnya. Setelah kaus itu tersingkir dari tubuh tegap sang suami, mereka pun berciuman lagi.

Akbar memindahkan ciumannya menuju leher Shanum dan mengecupnya. Lalu ciumannya semakin turun menuju dada istrinya itu. Tangannya bahkan sudah bekerja aktif membuka satu per satu kancing piyama tidur yang Shanum kenakan. Hingga akhirnya payudara istrinya yang memang tak memakai bra tertangkap oleh indra penglihatannya.

Shanum hanya mampu mendesah manakala Akbar mulai menciumi dadanya. Wajah suaminya itu tenggelam di antara payudaranya. Kemudian Akbar mengecup dan memberikan beberapa tanda merah di atas payudaranya. Suaminya itu menjilati payudaranya tanpa menyentuh puncaknya. Barulah kemudian, Akbar memainkan puncak payudaranya itu dengan jari tangannya dan memelintirnya pelan yang membuatnya merasa kian tersiksa.

Puas bermain dengan payudara sang istri, Akbar pun menurunkan ciumannya menuju perut Shanum. Ia mencium dan mengecup perut istrinya itu hingga membuat tubuh Shanum semakin menggelinjang nikmat. Tangannya pun ia gerakkan menuju pinggang celana sang istri untuk menariknya lepas beserta celana dalamnya sekaligus. Hingga akhirnya kini kewanitaan istrinya itu terpampang di hadapannya.

Awalnya Akbar menciumi betis Shanum dan semakin naik menuju pahanya. Hingga kemudian ia berhenti di depan pangkal paha sang istri. Ia pun menggerakkan jarinya di sana yang tentunya semakin membuat tubuh Shanum menegang. Lantas, ia pun mendekatkan wajahnya ke pusat tubuh sang istri dan mulai menjilat serta menyedot klitoris Shanum.

"Abang uhhh aaahh..."

Shanum refleks menjambak rambut Akbar yang wajah suaminya itu tenggelam di pangkal pahanya. Kakinya pun tanpa sadar semakin ia rapatkan gara-gara sensasi nikmat yang Akbar berikan. Namun, suaminya itu seakan tak peduli dan masih asik menjilati kewanitaannya.

Unpredictable WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang