Bab 24

1.2K 113 0
                                    


Kehancuran dilambangkan oleh seekor naga merah yang telah lama dipercaya musnah dari dunia dan bagian dari cerita rakyat secara turun-temurun semata. Seekor naga hanya akan tunduk kepada orang yang ia anggap memiliki kekuatan melampaui dirinya. Bukan berarti dengan begitu maka sang naga mudah dikendalikan. Perlu kekuatan besar dan tak semua orang dapat melakukannya. Lucien salah satu yang dapat menaklukkan Goarboadth sejauh ini, untuk membantunya dalam peperangan. Watak sang naga memang semaunya sendiri tapi saat ia berada dalam perang, maka kesukaran guna membujuknya datang terbayarkan sudah.

Sang naga merah sejauh ini disembunyikan oleh Lucien dari Kerajaan Breziad. Ia memanggil Goarboadth sesekali waktu saja. Pasukan Lucien pun sangat teguh dalam menjaga rahasia sang raja. Kemunculan sang naga merah dapat mengakibatkan keresahan di kalangan rakyat maupun bangsawan. Terlepas dari semua, Lucien telah lama menjalin hubungan dengan sang naga. Pria itu memberikan rumah bagi sang naga yang tak terjangkau bangsa lain dan sebagai balasan Goarboadth membantu Lucien mengalahkan musuh dalam perang. Kembali lagi sang naga yang sering jual mahal itu perlu dibujuk keras dan menguras tenaga ekstra.

Ujian akhir dari Lucien bagi para prajurit yang berharap dapat bergabung dengan pasukan khusus sang raja berurusan langsung dengan peliharaan Lucien yang satu itu. Apabila para prajurit tidak sanggup melewati itu semua, maka hanya kematian yang dapat Lucien berikan pada anak buahnya. Rahasia itu sanggup tertutup rapat hingga bertahun-tahun lamanya, melalui metode yang Lucien terapkan.

Keraguan mulai terlahir setelah kejadian kemarin, Lucien menaruh kecurigaan bahwa ada orang lain yang mengetahui rahasia mengenai keberadaan naga merah itu. Ancaman Lucien tentu mengerikan dan membuat efek jera pada yang melanggar. Namun mungkin ada dari sekian banyak prajurit yang mengkhianati kepercayaannya. Petunjuk yang kian memberatkan dugaan pria itu seseorang juga dapat mengendalikan Goarboadth, yang seharusnya hanya Lucien saja yang dapat melakukan hal itu saat ini.

"Goarboadth, kemarilah dan menjauh dari istriku!" ketus Lucien menaruh kedua lengan di pinggang. Naga itu menghiraukan perintah mutlak yang biasa pria itu gunakan pada pasukan di bawah komandonya. Sang naga sibuk bermain bersama Zera. Pemahaman yang semakin menyulut api amarah dari pria itu.

Zera berkeliling mengelus-elus tubuh sang naga yang memakan waktu lama. "Namanya sudah berubah. Dia tidak akan menjawab panggilanmu, Lucien."

"Oddy, kau kadal besar tak tahu diri. Berdiri di hadapanku sekarang!" ketus Lucien meralat perkataan yang tadi. Oddy berjalan perlahan seraya membuang muka sejauh mungkin lalu menghampiri Lucien bersama langkah yang mengguncangkan debu sekitar.

"Mengapa selama ini kau diam—tak pernah berbicara padaku?" Lucien menahan dorongan untuk memaki sang peliharaan. Otot tegang pada rahang pria itu bukti ia nyaris menyemburkan api dari tenggorokan.

Oddy mendengus dan membalas tak merasa salah, "Aku memang tidak mau berbicara."

"Lalu, apa yang membuatmu berbicara sekarang?" Sang istri mungkin akan melihat dua tanduk yang terpasang di kepala Lucien.

"Wanita itu dan bayi yang sedang ia kandung dapat mengerti perasaanku. Mereka berkomunikasi padaku dengan cara berbeda," tutur sang naga menoleh ke arah Zera. Zera berdiri di samping Lucien sambil memegangi perut dan juga pinggang. Mengikuti percakapan antara kedua makhluk yang saling tak mau mengalah. Lucien tampak sering memaksa sang naga sedangkan sang naga membantah perintah pria itu. Padahal Lucien tercipta untuk dipatuhi maksud dan keinginannya.

Lucien memijat pangkal hidung mancung yang menghias wajahnya, melengkapi kesempurnaan. "Bayiku beromunikasi dengan kau? Aku tidak percaya—kau mengada-ada." Raut Zera tak kalah terkejut pada perkataan sang naga. Bagaimana mungkin?

I Married the King Who Burns Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang