Bab 30

1.4K 111 0
                                    


Suara-suara makian dari dua orang yang tengah dalam percekcokan sengit menggelegar dan memenuhi satu lorong di bagian istana belakang. Salah satu tempat dari banyaknya persembunyian yang bisa siapa pun pilih guna menyelesaikan debat yang tak berkesudahan. Adegan tarik ulur dari pihak seorang gadis yang jauh dari kata mengalah. Lady Fellixia terlihat memegangi lengan Pangeran Azrien untuk menahan kepergian sang pangeran.

Histeris. Setengah kurang waras atau betul-betul gila. Lady Fellixia terus menerus berteriak dan menangis sementara Pangeran Azrien hanya memberikan tatapan kosong dan datar. Jeritan gadis itu memekakkan telinga bagi orang lain yang dalam cakupan satu kilometer dari tempatnya merengek seperti bocah yang mengamuk.

Kendali diri Lady Fellixia seolah terhempas bersama angin yang lewat. Azrien bertahan dengan tidak melakukan hal kasar pada gadis itu. Ia merapatkan bibir hingga membentuk garis tipis. Mengaja sikap sempurna dan pengendalian diri setiap mengatasi gadis atau wanita lain yang merajuk. Bahkan ibunya sering melakukannya.

Diselang waktu antara terbitnya fajar dan menjelang matahari terbit. Ia khusus meminta pada satu pelayan pribadinya untuk menyiapkan jas formal dengan kesan sangat sopan melampaui yang pernah ia kenakan. Dengan satu tekad mematahkan hati gadis yang selalu mengikutinya kemana pun.

Pertunangan itu dilakukan secara satu pihak saat ia beranjak remaja. Direncanakan rapi oleh sang ibu. Dari awal ia menolak semua pendekatan yang Fellixia lakukan. Ia menjelaskan dari suara lembut penuh pengertian sampai lama-kelamaan keras dan tanpa perasaan. Namun apa daya gadis itu berkepala sekeras batu karang.

Dorongan yang diberikan sang ibu tiada henti. Awalnya Lady Fellixia malu-malu. Fellixia tampak murni dan seputih kapas yang rapuh tapi kala Marquess Brooks turut campur menjodohkan mereka berdua maka perkara menjadi kian parah dan tak terselesaikan. Salah satu faktor yang membuatnya kabur dari istana juga karena Pangeran Azrien letih menghadapi Lady Vivianette, Lady Fellixia, dan Marquess Brooks sekaligus.

Di umur dua puluh sembilan tahun di mana seluruh penjuru istana merasa pada umur itu sang pangeran telah memiliki paling sedikit tiga anak. Azrien selalu merinding dan membuang jauh-jauh pikiran menghabiskan sisa hidup dengan Lady Fellixia. Kabur ialah pilihan yang menggiurkan.

Dengan harapan saat ia kembali bila ia ingin pulang lebih tepatnya. Fellixia menyadari Azrien telah menghalalkan segala cara untuk membuatnya menjadi pihak yang diuntungkan dalam putusnya pertunangan konyol mereka sedari awal.

Pandangan masyarakat selalu keji bila seorang gadis atau wanita dicampakkan oleh seorang pria. Mereka akan bertanya-tanya perbuatan apa yang telah dilakukan si gadis sampai mendapatkan perlakuan seperti itu. Sedangkan bila wanita yang memutuskan hubungan terlebih dahulu maka pria tidak akan mendapatkan dampak besar bagi hidupnya. Mungkin saja si gadis merasa ragu akan calon suaminya atau memiliki pilihan yang lain. Pria tak dipertanyakan oleh kalangan masyarakat kerajaan yang bermata elang.

"Azrien! Aku tidak akan membiarkanmu membatalkan pertunangan kita!" desis Lady Fellixia dengan wajahnya yang semerah tomat karena marah.

"Pertunangan kita tetap harus dibatalkan, lagi pula ini hanyalah pertunangan yang dipaksakan oleh kedua orang tua kita. Hubungan kita tidak akan berakhir dengan baik," tegas Azrien menghancurkan segala harapan yang mungkin tebersit dalam pikiran gadis itu.

"Azrien, kau gila! Lihatlah wajah dan bahkan warna rambut kita sama. Ini menandakan bahwa kita memanglah ditakdirkan untuk bersama! Kumohon sadari itu!" Pundak Pangeran Azrien diguncang-guncang Lady Fellixia dalam keputusasaan.

"Bodoh! Kau akan menyesal telah mengatakan hal itu, Fellixia! Aku tidak pernah menginginkanmu dan tak akan pernah—sampai aku mati sekali pun," hardik Azrien memegang lengan Fellixia dan mendorongnya menjauh. Ia menatap lekat-lekat mata gadis itu yang berair.

I Married the King Who Burns Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang