❤️11 Halangan

17K 2.8K 137
                                    

"Jadi kamu pacaran sama Abimanyu?"

Pertanyaan itu membuatku menatap Hendra dengan kesal. Siang ini, Hendra menepati janjinya mengantarkan Ica ke toko karena memang Ica sudah rewel untuk pulang. Aku sendiri masih sibuk dengan jahitan yang harus aku selesaikan hari ini.

"Bukan urusan kamu juga."

Jawabanku itu membuat Hendra kini menarik kursi yang ada di sebelah mesin jahit. Untung saja Ica sedang membeli makan dengan Maya. Jadi tidak harus mendengarkan percakapan yang pastinya nantinya menjadi pertengkaran. Aku jamin itu.

Hendra kini menopang kan satu kakinya di kaki satunya lalu bersedekap. Dengan angkuhnya dia menatapku.

"Kata Mama, kemarin kamu nginep di rumahnya Tante Yati? Begitu ya? Aku udah nolongin kamu biar nggak repot dengan kerjaan kamu. Eh kamu malah enak-enakan sama laki yang belum sah jadi suami kamu. Pantas saja di kontrakan banyak yang gosipin kamu. Kenapa..."

"Hen...tolong ya. Jangan membuat aku emosi. Aku butuh konsentrasi. Kalau nggak ada perlu lagi kamu boleh keluar."

Aku menunjuk pintu toko dan membuat Hendra kini malah menatapku dengan marah.

"Aku nggak bakalan mau ceraiin kamu kalau kamu jadi liar gini. Kasihan Ica..."

Aku menghela nafas dan kini menghentikan ocehan Hendra.

"Mau aku liar, mau aku berbuat apapun sudah bukan urusan kamu. Paham itu?"

Tapi Hendra malah kini makin duduk bersandar dengan angkuhnya.

"Ya jadi urusanku lah Ndis. Kamu itu kan bundanya Ica. Kamu ngurusin Ica dan aku nggak Sudi kamu bakalan nikah ama Abimanyu. Keluarga mereka itu benalu di keluarga besar."

Aku sudah memejamkan mata dan tak kuat menahan keruwetan yang ditimbulkan sejak kedatangan Hendra ke sini. Kalau dia mau menghasutku itu tidak mempan. Kemarin, setelah mamanya Hendra pulang, Bu Ani malah jatuh pingsan. Dan aku makin merasa bersalah karena Bu Ani dilarikan ke rumah sakit dan sekarang masih ada di sana. Gula darahnya drop. Setelah aku ikut menemani dan menanyakan kepada Abimanyu apa hubungan dengan keluarga Hendra. Maka aku tahu hubungan keluarga mereka.

Jadi nenek mereka itu kakak beradik, Mamanya Hendra dan Bu Ani itu punya hubungan tidak baik dalam keluarga. Karena orang tua Mamanya Hendra merebut harta warisan yang harusnya milik orang tua Bu Ani. Meski nenek kedua orang tua kakak beradik tapi perseteruan itu terus berlanjut. Sampai terakhir kemarin, ternyata aset keluarnya Abimanyu juga dicurangin oleh keluarganya Hendra. Mereka tidak pernah saling akrab dan saling sindir. Aku tidak menyangka akan sekomplek itu.

"Pergi!"

Aku berteriak karena sudah tidak tahan dengan konfrontasi dari Hendra. Akhirnya Hendra dengan terpaksa beranjak bangun tapi sampai di ambang pintu dia mengatakan hal yang membuatku tidak tenang
"Kalau kamu seperti ini aku bisa mengajukan hak asuk Ica."

Sialan. Kenapa juga masalah ini harus berhubungan dengan Abimanyu?

*****

"Bu Ani gimana Mas?"

Aku kini menatap Abimanyu yang malam ini menyempatkan datang ke toko. Ica sudah tidur di dalam. Terpaksa aku lembur lagi dan membuat Abimanyu datang ke sini. Dia tampak sangat lelah. Aku tahu, Ibunya masih terbaring lemah di rumah sakit. Seharian ini aku belum sempat menjenguk beliau.

"Udah mendingan, tapi Ibu kalau kebanyakan pikiran jadi gitu."

Aku meletakkan satu cangkir teh hangat ke atas meja. Abimanyu kini bersandar di sofa. Dia memijit pelipisnya.
Aku duduk di sebelahnya dan menatapnya khawatir.

Repihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang