(Name) mendengar ada suara yang memanggil namanya. Dia mencari-cari di mana asal suara tersebut, tapi sampai sekarang tidak ketemu juga dengan asal suara itu.
"Mungkin hanya perasaanku saja, tapi kenapa suaranya terdengar tidak asing di telingaku yah?"
(Name) kembali fokus dengan menyimak perbincangan antara Dominante memukuli Fanzell, pria yang mengikuti (Name) dan Noelle dengan keadaan yang hanya memakai boxer saja.
"Wah, drama yang sangat menyenangkan."
Timeskip saat (Name) menggunakan Ryōiki Tenkai
"Ryōiki Tenkai/Perluasan Domain : Penderitaan tak berakhir."
Karena (Name) mendapatkan sedikit kekuatan dari Sukuna, jadi perluasan domain miliknya berubah. Sekarang ini, Asta, Fanzell dan gadis yang mengaku sebagai murid dari Fanzell bernama Mariella, terkejut karena ruangan yang tadinya berwarna merah berubah sepenuhnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Credit/pembuat : ???
(Name) duduk di singgasananya (mirip kaya Sukuna tempat duduknya) sedangkan komandan dari kerajaan Diamond yang tadinya ingin menyerang mereka malah duduk di sebuah kursi kayu, dengan keadaan yang terikat oleh rantai besi.
"Aku tidak akan membunuhmu, tapi hanya membuat mentalmu mengalami sedikit gangguan karena aku harus menyerahkanmu kepada Kaisar Sihir," ucap (Name) dengan wajah yang tak ada ekspresi sama sekali.
(Name) menjentikkan jarinya dan penderitaan sang korban di mulai. (Name) hanya menatap dingin ke arah korbannya yang sedang menjerit kesakitan menerima hukuman mental dari perluasan domain milik (Name).
"Tidak ada rasa kasihan dan ampun di kamus klan Uchiha, saat mereka sedang berada dalam mode serius."
Beberapa saat kemudian, akhirnya Ryōiki Tenkai milik (Name) sudah selesai. Terlihat sang korban sudah tak sadarkan diri dan (Name) pastikan kalau korbannya akan mengalami sedikit gangguan mental. Akhirya mereka berhasil menyelamatkan Fanzell, Dominante, Mariella.
(Name) meng-summon anjing kepala tiga atau Cerberus untuk membawa korbannya ke hadapan Kaisar Sihir. Dia sudah mengatakannya kepada Kaisar Sihir lewat sihir komunikasi yang dia copy dari asisten Kaisar Sihir yaitu Marx.
Timeskip besok harinya
"Apa kamu yakin kami boleh pergi begitu saja?" tanya Dominante yang merasa tidak enak.
"Aku merasa kamu mungkin akan dapat masalah jika kami pergi begitu saja." sambung Fanzell.
"Sepertinya Komandan Yami tidak terlalu mempedulikan masalah iya, jadi tidak apa-apa, benar 'kan, Finral-senpai?" jawab Asta.
"Aku sudah berbicara dengan Kaisar Sihir dan beliau bilang kalau dia mengizinkan kalian pergi, selama tidak membawa keributan ke kerajaan Clover ini." sambung (Name).
"Dan apa kalian benar-benar serius ingin membawa bocah berperangai buruk itu bersama kalian?" tanya Asta yang merasa tidak yakin.
"Bukan berarti aki menyukai kepribadianku ini." Mariella membantah perkataan Asta.
"Kudengar mereka berusaha menculikku, tapi dia tidak jadi melakukannya." Dominante merasa tidak kerepotan kalau membawa Mariella ikut dengannya juga Farell, "Dan kalau dipikir-pikir, justru karena dialah aku bisa bertemu kembali dengan Zell."
Noelle mulai angkat suara, "Kurasa kalian itu terlalu bersikap lembek padanya atau semacamnya."
Mariella mulai terpancing, "Kalian semua memang benar-benar lugu, wajar saja aku bisa menipu kalian semua dengan mudah."
(Name) mulai melihat antara Noelle juga Mariella mulai memanas.
"Di samping itu, aku juga tidak meminta kalian melakukan semua ini, meskipun aku tidak mendapat bantuan dari orang-orang lugu seperti kalian."
"Kau pikir kau bisa bertahan hidup seorang diri? Seperti sebelumnya?" Noelle menatap sekilas ke arah (Name) yang sedang di peluk oleh Dominante dan di beri pujian oleh Fanzell.
Kedua alis Mariella sedikit mengerut.
"Menanggung beban hidup seorang diri itu memang mudah, ya? Kamu hanya perlu bilang, "cukup sabar, semuanya akan baik-baik saja" dan kamu tidak perlu memikirkan orang-orang yang ada di sekelilingmu, jadi kamu tidak perlu memikirkan yang lain." Noelle mengutarakan seluruh pesannya.
Asta juga Finral kagum dengan perkataan Noelle.
"Tapi itu tidak mungkin lagi! Di saat orang lain peduli padamu, masalahmu bukan lagi menjadi masalahmu sendiri." lanjut Noelle yang belum habis mengatakan pesannya.
Mariella tersentak kaget dengan ucapan terakhir dari Noelle, lalu dia menatap ke arah Dominante juga Fanzell.
"Kamu juga harus memikirkan mereka, jadi, kuharap kamu menderita." Noelle memalingkan wajahnya.
"Sepertinya kamu juga memiliki kepribadian yang buruk." komentar Mariella.
"Aku memang tidak ingin orang berpikir kalau aku ini orang baik, kok!" Noelle masih memalingkan wajahnya yang sedikit memerah.
"Baiklah, jika kita terus berbasa-basi seperti ini, perpisahannya akan-" mendadak Fanzell menangis.
"Jangan terlalu emosional begitu! Pergilah, paman! Antara yang berjuang menggapai impiannya dengan yang tidak melakukan apa-apa, kecepatan aliran waktunya berbeda, kan?" Asta sepertinya mengerti dengan perasaannya Fanzell, "Jadi pergilah, dan buat nona Domina bahagia!"
"Ya! Tentu saja, aku tidak akan menyia-nyiakan waktu yang sudah kamu berikan padaku dan mulai sekarang, aku akan berusaha tinggal bersama mereka berdua."
"Itu baru namanya semangat!"
Asta juga Fanzell memberikan salam ala laki-laki.
"Setelah semuanya selesai, aku pasti akam menulis surat untukmu."
"Ya, jaga dirimu!"
"Etto, aku sadar ini bukan saat yang tepat untuk menanyakan hal ini tapi kamu tahu 'kan, semua barang-barang milikku di rampas oleh para pembunuh itu tepat sebelum kalian membawaku ke markas kalian?"
Asta dan (Name) merasa ada yang tidak beres.
"Apa aku boleh pinjam uang?" tanya Fanzell sambil menggendong seekor kucing.
(Name) menggunakan sihir ruangnya untuk mengambil sekantong koin emas yang lumayan besar dan memberikannya kepada Fanzell. Betapa terkejutnya mereka, saat mengetahui koin emas yang di berikan (Name) kepada Fanzell.
"I-ini terlalu banyak bagi kami." tolak Fanzell yang tidak enak dengan (Name).
"Tenang saja, aku masih punya banyak uang jadi paman Fanzell anggap saja itu hadiah dari kami semua untuk paman Fanzell, nona Domina dan Mariella." jawab (Name) dengan tersenyum kecil.
Fanzell seperti di hadapkan sosok dewi yang mengambil wujud manusia. Dia tidak menyangka, kalau ada manusia yang sebaik (Name) di dunia ini.