Chapter - 41. The Best Kiss

4K 284 28
                                    

HAPPY READING 📖

----------------------------------------

"Jay, sesudah kau mengganti pakaianmu, kita akan—"

"Akan apa?" Jay menaikkan dada hingga Zoe memalingkan wajah untuk sebentar. Entah mengapa Jay akhir-akhir ini sering menggodanya. Ia serius, beberapa hari ini Jay sangat-sangat tampak berbeda. Lebih manis dan lembut.

"Kau ini apa-apaan!" Zoe terkekeh dan berusaha tidak tergoda dengan pemandangan di depannya, walaupun sudah cukup menggoyahkan. Bagaimana pula tidak tergoda, pria seksi itu mendekat dan memberikan seringai menggoda yang cukup menghipnotis.

"Apa-apaan apa?" Lagi-lagi Jay menggodanya. Oh, man. Wajah memerah gadis itu begitu menggoda. Ia mendekat dengan mata yang menatap intens ke kedua bola mata Zoe. Senyum miring terukir, ingin melihat reaksi apalagi yang Zoe berikan.

Zoe mengedipkan mata gelagapan, ia mulai salah tingkah ditatap seintens itu.

"Mengagumiku, huh?" tanya Jay. Ia memerangkap tubuh mungil itu dengan tubuhnya dan dua tangan yang berada di sisi kanan-kirinya. Kepalanya ia tundukkan dan dekatkan hingga hidungnya hampir menyentuh hidung pesek Zoe.

Zoe mundur beberapa senti dan ketika tidak ada celah untuk pergi karena terperangkap di dinding ruang ganti, ia menutup mata. Semula ia harus menyiapkan kepergian Jay bersama Angelica. Mereka akan melakukan photoshoot di Maldives sekaligus berkencan, sedangkan ia hanya ikut dengan syarat tidak terlalu dekat apalagi saat mereka bersama. Tidak ada yang melarang, hanya saja ia berinisiatif agar kejadian yang telah berlalu tidak terjadi lagi.

"Kau telah mencemari mataku secara sengaja, Jay." Ia memejamkan mata erat-erat dan menunggu Jay segera menjauh dari jaraknya.

"Benarkah? Bukankah kau yang sering mencuri-curi melihatku? Kenapa sekarang tak berkutik? Bahkan kau sering sekali menatapku tak berkedip, menggodaku," bisik Jay tepat di depan wajahnya. Sialan! Kini ia dapat menghirup napas mint Jay yang memabukkan. Dada ini semakin berdegup kencang, sekencang-kencangnya bak ingin terbang. Apalagi wajahnya semakin memerah dan ia malu. Jay tahu ia gugup. Jay tahu ia salah tingkah.

"Can you just stay away from me?" Ia tak kalah berbisik dan ketika membuka mata untuk mendorong Jay, Jay malah mendekatkan kepalanya ke bawah telinga dan mengenduskan hidungnya di sana.

"Kau sangat harum, Zoe." Jay memejamkan mata—meresapi harum tubuh Zoe yang menenangkan hidung dengan aroma lembut seperti bayi. Sialan, kenapa ia terlihat seperti pria pedofil yang mendekati anak kecil? Tapi untuk sekarang ia masa bodoh. Harum gadis ini memikatnya hingga tidak bisa lepas walau hanya sebentar saja. Ia berpindah pada ceruk leher mungil Zoe lalu meletakkan kepalanya di sana dan memejamkan mata. Mencari ketenangan karena kepalanya terasa ingin meledak tadi.

Kenapa ia kecewa melihat kedekatan Ben dengan Zoe? Kenapa ia tidak suka? Beberapa kali ia mendapati mereka berdua semakin, semakin, semakin intens! Troy yang di sana pun seperti berencana mendekatkan mereka berdua. Belum lagi saat ia melakukan syuting tadi, mereka terlihat berbincang sembari tertawa di belakang para sutradara, walaupun dengan suara kecil. Entah apa yang mereka bahas, tetap saja tak sopan.

"Jay?" Zoe membuka mata dan jelas yang pertama kali ia lihat adalah bahu berotot dan telanjang Jay. Ia menolehkan kepalanya ke kiri dan mendapati Jay memejamkan mata di ceruk lehernya. "Kau sakit?"

"Sst, keep silent. Aku hanya ingin tetap seperti ini." Menurut Jay ini memang bisa terjadi. Tapi menurutnya tidak. Ini tidak bisa dibiarkan. Jantungnya berdegup kencang daritadi dan Jay malah semakin membuatnya tak karuan. Ia menyatukan punggung tangannya ke kening Jay dan tidak merasakan panas. Namun, kenapa Jay bertingkah tak wajar?

Assistant For A Year ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang