Chapter - 47. Jealous Man

3.9K 326 26
                                    

HAPPY READING 📖

---------------------------------------

"Baby Zoe!" panggil Jay dengan suara keras saat tak mendapati Zoe di sekitarnya. Ia meliukkan kepala, mencari ke mana-mana posisi Zoe. Padahal ia hanya pamit sebentar ke toilet setelah syuting berakhir. Ia tahu ia agak lama di toilet karena sekaligus membersihkan diri, tapi setidaknya Zoe harus menunggunya selesai, kan? Sekarang? Saat keluar dari toilet dan mencarinya, gadis itu tak menunjukkan batang hidung.

Ia menarik napas panjang. Entah apa maksud Zoe meninggalkannya dan memilih berdiri di samping Aiden. Matanya menajam saat melihat lengan kekar Aiden tergeletak di bahu Zoe dengan tangan kanan yang memegang kamera. Ia mendekati mereka dan mendengar Aiden berkata, "Ceritakan pada mereka bagaimana Nona Manis ini bisa menjadi asisten?" Bahkan ia mendengar kikikan Zoe lalu hendak menjawab. Ia berhenti sejenak, mendengar alasan itu walau air mukanya mulai tak sedap.

"Aku mengidolakan model tampanku, jadi saat ada perekrutan asisten dari situs mereka, notifikasi di laptop dan ponsel langsung muncul. Jadi, aku langsung mendaftarkan diri. Sudah beberapa kali aku gagal, guys! Tidak mudah untuk mendaftar itu, guys! Bahkan menunjukkan di ke hadapan kalian itu butuh perjuangan, guys! Susah sekali, guys! Iya, guys! Serius, sangat susah, guys!"

Aiden tertawa renyah, kamera yang dipegang agak bergoyang. Ia mendekatkan kamera ke arah mereka. "Berikan kecup jauhmu, Baby."

Zoe tersenyum manis, menampakkan gigi putihnya lalu memajukan bibir dan memberikan kecupan dengan gaya sensual disertai kedipan mata.

"HAHAHAHA! Berikan like, comment, dan subscribe kalau kalian suka video ini. Jangan lupa berikan komentar apakah kalian mau aku berkolaborasi dengan Zoe lagi atau tidak," kata Aiden di sela-sela tawanya. Ia melambaikan tangan bersama Zoe sebagai akhir dari vlog untuk channel YouTube Aiden hari ini.

Setelah menutup kamera, Aiden memajukan telapak tangannya untuk melakukan high-five sembari menunduk sedikit dan Zoe membalas dengan agak melompat.

"Mantap! Kalau ini banyak yang menonton, aku akan mentraktir apa pun yang kau mau."

Zoe mengacungkan kedua ibu jari. "Yash! Aku tak sabar, guys!"

Jay mendekat kemudian berdehem kuat. Ia pikir waktu yang ia beri untuk mereka sudah habis. Jadi ia tidak perlu lagi menunggu, bahkan melihat interaksi sialan yang tak ia suka.

"Jay, tadi aku membuat vlog bersama Aiden!" seru Zoe memberitahu. Wajahnya teramat sumringah hingga ia melompat girang.

"Aku tahu," jawab Jay singkat lalu balik merangkul Zoe dan menatap Aiden datar. "Zoe kubawa, ya. Kau tidak memerlukannya lagi, kan?" tanyanya agak sinis pada Aiden.

Mendengar nada tak sedap Jay, Aiden sedikit tersentak. Ia mengangguk halus dan belum sempat mengatakan apa-apa pada Zoe, Jay telah membawanya pergi. Ia menyipitkan mata, agak tak suka interaksi mereka sedekat itu apalagi Jay terkesan menuduh. Ia menipiskan bibir kemudian berlalu dengan kesal.

"Tadi kami membuat vlog! Lain kali kita buat juga, ya?" ajak Zoe di rangkulan Jay. Ia menenteng totebag-nya sembari berjalan ke mobil untuk pulang. Waktunya juga sudah hampir malam. Hari ini tak ada Ben yang menjadi supir, melainkan mereka berdua yang datang ke sini.

"Pantasan nakal sekali kau, ya? Kau tidak mendengarku! Aku bilang tunggu aku, jangan ke mana-mana, tapi tetap saja pergi. Kalau dia menculikmu bagaimana? Kalau dia tiba-tiba membawamu ke tempat sepi dan melakukan hal tak senonoh? Siapa yang akan menolong?" Cecaran Jay membuat Zoe mengerucutkan bibir, agak sedih. Padahal ia hanya ingin berbaur dan menolong. Ajakan Aiden tadi lumayan menggiurkan. Mereka hanya membuat vlog singkat, setidaknya tiga menitan dengan kondisi berdua. Ia tidak tahu jika itu juga menimbulkan masalah karena semulanya ia berpikir Jay tidak akan marah, apalagi kepada Aiden yang notaben seorang lawan main.

Assistant For A Year ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang