HAPPY READING 📖
---------------------------------
"Mau kubantu?" Ben menawarkan diri. Sudah lima menit ia kembali pulang berbelanja dan selama itu juga ia memerhatikan Zoe memotong sayur-sayuran.
"Tidak perlu, Ben. Kau tidak ke kolam renang? Seharusnya kau bersenang-senang!" Zoe menoleh sebentar lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Tidak. Sedang tidak mood untuk berenang apalagi pagi-pagi. Lagi pula aku tidak ada pekerjaan untuk diselesaikan. Semuanya sudah tuntas." Ben melangkah mendekat, berdiri di samping Zoe sembari memerhatikan tangan mungil itu bekerja. "Tanganku juga jadi gatal untuk memasak."
Zoe terkekeh. "Ya, sudah. Kalau kau mau membantuku memasak, silakan."
"Apa yang bisa kubantu?" Ben berkacak pinggang. Ia memerhatikan apa saja yang harus ia lakukan apalagi dengan pekerjaan yang setengah-setengah ia lakukan. Kalau dari awal ia membantu, mungkin ia tidak lagi bertanya.
"Kau bisa memanggang tortilla-nya dulu."
"Okay!" Ben mengambil apron di lemari kitchen set lalu memakainya, sedangkan Zoe melongo.
"Eh, ada apron?"
"Hm, ada. Kenapa?" Ben mengalihkan matanya pada tubuh Zoe dan akhirnya mengerti. "Oh, kau tidak tahu, ya?"
Zoe mengangguk lucu. Ben tertawa kecil sembari mengambil lagi apron di kitchen set.
"Untung saja ada dua. Nah, pakai! Nanti bajumu kotor." Zoe mengambil apron yang diberikan Ben lalu memakainya, bersamaan dengan Ben yang juga memakai apron.
Dilihatnya Ben mengambil teflon dan tortilla di dalam bungkusan lalu kepalanya pun mengikuti ke mana Ben pergi. Di sampingnya, Ben mulai menghidupkan kompor dan menuangkan sedikit minyak sayur kemudian memasukkan tortilla dan memanggangnya menggunakan api kecil.
"Kau lihai sekali, Ben. Kuyakin kau pasti chef-nya Jay. Melihat tanganmu yang cekatan, sudah kuduga kau bukan pria abal-abal dalam urusan dapur." Ben meliriknya sekilas lalu menyengir. "Kau tahu, kata orang kalau pria pandai dalam urusan dapur, dia pria paling seksi. Dan memang kuakui melihatmu memasak, memang keseksianmu berkali-kali lipat. Yang awalnya tidak seksi, malah jadi seksi."
Bukan cengiran, kali ini Ben tertawa lebar. "Kau memang perayu ulung, Zoe. Tak kusangka kecil-kecil kau sudah pandai merayu. Entah berapa banyak pria yang masuk ke jebakanmu."
Zoe tersenyum malu. Rona di wajahnya mulai tampak. "Bercanda. Hm, tapi yang bagian pria itu seksi kalau sedang memasak, itu benar! Aku tidak merayumu, tapi memang kenyataannya."
"Kalau begitu, lebih seksi aku yang sedang memasak atau Jay?" Ben menaikkan sebelah alis, menunggu reaksi menggemaskan Zoe.
Zoe menghentikan aktivitasnya lalu mendongak sembari tersenyum. "Sial, kau memberikanku pertanyaan menjebak!"
"Hahahahaha! Kau harus memilih satu." Ben membalikkan tortilla yang sudah berubah warna kecokelatan. Ia menuang sedikit minyak sayur untuk di sisi lain tortilla.
"Tentu saja Mr. Gould! Tidak memasak saja sudah seksi, apalagi memasak! Waw, aku membayangkan berapa kali lipat seksi kalau dia melakukannya! I swear, wanita mana pun akan tergila-gila. Termasuk aku, hahahaha!"
"Sudah kuduga. Banyak yang mengatakan itu bahkan sampai telingaku rasanya bosan mendengarnya terus." Ben memutar bola mata. Ia berkacak pinggang, menunggu tortilla yang ia panggang agak menampilkan warna layak untuk dimakan.
"Kau iri?"
"Bukan iri. Tapi memang bosan. Coba saja ada yang bilang Jay seburuk monyet, kan, lebih baik dan bervariasi. Bukannya mengatakan itu, malah terus-terusan bilang Jay tampan, seksi, panas. Kurasa dia sudah menjadi objek pelampiasan para wanita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Assistant For A Year ✅
RomancePertama kali publish : 14 Febuari 2020 [PRIVATE ACAK] . Dalam masa pencarian asisten, ditemukan sosok bertubuh mungil, cerewet, namun pemalu dan terkadang pendiam oleh Benedict Handryson untuk seorang model seksi yang banyak keinginan, Jay Gould. Pe...