HAPPY READING 📖
---------------------------------------
"Hei, Zoe!" teriak Troy terlalu bersemangat saat memasuki dapur, melihat sosok mungil kesayangannya tengah menyiapkan makanan. Mendengar suaranya saja ia sudah terkejut dan cepat-cepat ke sini.
Jay yang duduk dan menatap makanannya, mendongak.
"Kau sudah ada di sini? Kenapa tidak bilang? Sejak kapan?" Troy merentangkan tangan, bersiap memeluk Zoe dengan ekspresi girang. Bagaimana tidak senang jika penghangat apartemen ini sudah kembali? Selama enam bulan tanpa Zoe, rasanya sepi. Ia pun jarang lagi ke sini karena merasa tak ada yang bisa dikunjungi. Kalau pun datang, mereka hanya bercerita singkat lalu pulang. Kalau ada Zoe, ia pasti bisa berbincang banyak dan tak bosan.
Sudah di dadanya, ia mendekap Zoe erat, memeluk tubuh mungil ini sembari mengelus kepala dan punggungnya bersamaan. "Adik kecilku ini lama sekali meninggalkan pria segar ini, tahu tidak."
Zoe tertawa renyah, balas memeluk Troy. Ia benar-benar nyaman dipeluk sosok ini, sosok kakak yang paling ia harapkan seperti Troy. Hangat dan penyayang. Hal yang paling ia syukuri bisa bertemu Troy dan merasakan perhatian lembutnya. Di balik ini, ia banyak berterima kasih pada Ben. Sosok yang membawanya ke tempat ini dan memulai cerita manisnya di sini.
"Aku sudah kembali seminggu yang lalu. Kau juga ke mana saja? Aku mencarimu, tapi kata Ben kau tidak ada di sini." Zoe mendongak, masih melingkarkan lengannya di pinggang Troy.
"Ah, aku berlibur sekaligus foto majalah," tutur Troy. Saat ia ingin melanjutkan, deheman keras menyentak mereka hingga spontan menoleh.
"Harus sekali, ya, berdekapan seperti itu?" tanya Jay sinis, melayangkan mata tajamnya pada Zoe dan aura permusuhan pada Troy. "Ingat, kau pacarku!" tunjuknya pada Zoe, kemudian telunjuknya beralih ke Troy. "Dan kau, jauhi pacarku!" tekannya.
Seketika keduanya menjauh sembari mengangkat tangan. Agak ketakutan dengan ekspresi mengerikan Jay. Bisa-bisa mereka terkena masalah jika Jay marah.
"Kalian berpacaran?" tanya Troy setelah mencerna baik-baik ucapan Jay. Tatapannya bergantian ke dua manusia yang tak pernah ia duga akan berhubungan lebih jauh.
"Ya, kenapa? Kau tidak suka?" Jay memicingkan mata, membuat Troy salah tingkah.
"Bukan. Maksudku, aneh saja kalian berpacaran padahal ...."
"Shut up," ucap Jay santai. "Kau, sini! Duduk dan temani aku!" perintahnya pada Zoe yang langsung dituruti. Belum saja Troy membuka suara, Ben mengintrupsi hingga tiga kepala menoleh sekaligus mengernyit saat Ben datang bersama triple D, Aiden, juga Flynn.
"Hei, kalian harus berkenalan dengan sosok dari proyek baru kalian," kata Ben langsung tanpa sapa-menyapa.
"Maksudmu?" tanya Darwin, sedangkan selebihnya menunggu. Namun, Zoe tahu Ben akan membongkar identitasnya di sini. Sekarang. Sial, ia menunduk, tak berani menampakkan wajah mungilnya ke mereka. Ia hanya menduga pasti akan ada pekikan histeris dari mereka semua.
Ben melirik Zoe sekilas kemudian terkekeh. "Ada penulis Assistant For A Year. Lonely Girl yang kalian tanya dan minta untuk bertemu. Itu dia." Ia menunjuk Zoe yang kini menahan napas.
"WHAT?!" Bukan lagi menahan napas, kini ia menahan tawa. Zoe memberanikan diri untuk mendongak lalu memberikan senyumnya, menunjukkan wujudnya yang tak mereka duga.
"SERIOUSLY?!" pekik Dante heboh. Namun, ada satu pria yang langsung mendekati Zoe sembari merogoh saku untuk mengambil ponsel.
"Guys, aku bertemu Zoe kembali! Kalian tahu, ternyata dia penulis dari novel yang selalu kureferensikan untuk kalian!" Aiden membuat vlog, mendekati Zoe dan menampakkan wajah mereka di satu layar. "Aku kaget, Zoe! Aku-aku tidak pernah menyangka itu kau! Benarkan, guys!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Assistant For A Year ✅
RomancePertama kali publish : 14 Febuari 2020 [PRIVATE ACAK] . Dalam masa pencarian asisten, ditemukan sosok bertubuh mungil, cerewet, namun pemalu dan terkadang pendiam oleh Benedict Handryson untuk seorang model seksi yang banyak keinginan, Jay Gould. Pe...