Chapter - 6. The Hottest Jay

6.6K 420 14
                                    

HAPPY READING 📖

---------------------------------------

Hari ini ia melakukan tugasnya. Menjadi seorang asisten dari model seksi yang diimpikannya. Sudah berapa lama ia ingin melihat pria itu secara langsung, namun waktu sepertinya belum mengizinkan. Akhirnya, di sinilah dia. Memasak makanan untuk sarapan Jay dan menyiapkan pakaian sesuai dengan jadwal pemotretan dan syuting Jay yang telah diberikan Ben.

"Serius kau yang memasak kemarin?" Ketika ia sedang memotong sayuran, suara pria itu mengejutkannya hingga ia terjingkat.

"Yes. Why?" Matanya membulat. Pisau yang berada di tangannya bergetar.

"Oh." Lalu pergi meninggalkannya yang mematung. Zoe menghela napas. Berdekatan dengan Jay membuat nyalinya ciut. Tapi ia tahu ia tidak harus begini terus. Kegugupan itu harus ia hilangkan agar bisa beradaptasi dengan model idolanya. Beradaptasi dengan segala hal baru yang akan ia lalui selama setahun ke depan.

Berkutat dengan berbagai macam sayuran, akhirnya makanan untuk Jay telah selesai. Ia membuat salad untuk sarapan pagi Jay karena menurut penuturan Ben Jay tidak suka makanan berat di pagi hari tapi suka makanan berat di malam hari. What?

"Hei, Mr. Gould, makanan sudah selesai!" sapanya riang dengan tangan memegang piring layaknya pelayan restoran bintang lima. Ia tersenyum lebar dan memberikan piringnya pada Jay. Lirikan kesal ia dapat. Masa bodoh, ia harus berjuang keras agar ia tidak dilirik begitu lagi, bukan?

"Aku membuat salad sayur di pagi hari. Hope you like it!" Karena senyum lebar, matanya menyipit dan melihat matanya hilang, Jay berniat meledek.

"Di mana matamu? Kau masih tidur?" Ia mengerucutkan bibir.

"Ck, tidak. Mataku memang seperti ini. Jangan meledekku, Mr. Gould. Aku tahu kau tampan." Tanpa sadar ia tertawa mendengar guyonan receh Zoe. Hanya tawa biasa dan tidak sampai terbahak-bahak. Ia juga tidak tahu mengapa itu terdengar lucu.

"Nah, kau tertawa, kan. Aku tahu aku dapat membuat orang tertawa!" Alisnya terangkat—menyombongkan diri.

Jay berdehem dan memasang wajah datar. "Kemarikan saladnya."

"Yah, kau mendatarkan wajahmu lagi. Padahal kau sangat tampan kalau tertawa. Di Instagram-mu memang wajahmu sangat tampan. Kupikir itu editan. Ternyata setelah melihat langsung, kau jauh lebih tampan! Tenang saja, aku tahu kau pasti sudah punya pacar. Aku juga tidak mau merebut pacar orang, tapi apa kau tak mau berfoto denganku? Untuk kusimpan jadi kenang-kenangan atau kenang-kenanganmu. Oh, dan minta tanda tanganmu! Dari kemaren aku ingin meminta tanda tanganmu tapi sangat canggung dan malu." Sembari memberikan sarapan paginya, ia bercerita sementara Jay yang mendengar gadis cerewet ini berbicara panjang lebar, menguap sembari memutar bola matanya.

"Mendengarmu membuatku mengantuk!" Zoe membulatkan mata. Inikah sosok Jay yang ia idolakan?

"Kau Jay Gould, kan? Kenapa tingkahmu aneh?" Zoe mengerutkan alis sembari menelengkan kepala. Jay yang ia tahu di Instagram tidak seperti ini. Apa ini pencitraan massa?

"What do you mean?"

"Perasaanku di Instagram-mu kau senyum-senyum tebar pesona, ramah, kenapa kau bertemu denganku menyebalkan begini? Ups, oh my god!" Ia mengatupkan mulutnya menggunakan telapak tangan. Menyesal apa yang keluar dari mulutnya. Sepertinya ia salah bicara karena Jay malah menatapnya tak suka.

"Not your bussiness!" ketus Jay lalu kembali fokus memakan makanannya.

"Sorry, Mr. Gould. But trust me, aku tidak bermaksud menjelek-jelekkanmu. Tapi kalau perihal foto itu aku serius. Aku hanya bekerja selama—"

Assistant For A Year ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang