HAPPY READING 📖
-----------------------------------------------
"Hahaha!" Zoe tertawa dengan tubuh bersandar malas di dada Jay. Sweater rajut abu-abu yang ia kenakan dari pemberian Jay membungkus tubuh mungilnya karena kedinginan, sedangkan Jay memeluknya dari samping. Kini mereka berkumpul di halaman belakang. Ben, Troy, dan Triple D mengadakan acara barbekyu di apartemen Jay di malam hari. Hasil makanan yang dibakar sudah jadi, mereka menyantapnya sembari bermain Truth or Dare yang berasal dari ide Darwin.
Jay pula melihat dari atas isi dari kartu yang Zoe ambil kemudian terkekeh.
Zoe mendongak sejenak lalu membuka mulutnya. Jay yang tahu itu, segera menyuapkan sosis bakar ke mulut Zoe yang langsung digigit gadis itu. Banyak yang bertanya-tanya mengapa Jay dan Zoe bisa sedekat itu. Padahal sebelumnya tidak begitu, kan? Tapi, pengecualian untuk Ben yang memang sudah mengenal mereka. Troy dan Triple D bahkan sibuk bertanya-tanya pada Ben, tentang dua sejoli yang seperti di mabuk cinta itu. Bagaimana tidak, sejak acara memanggang, Zoe tidak akan lepas dari Jay, begitupun Jay yang mengekori Zoe. Mereka pun sempat-sempatnya beromantis ria yang semakin memperkuat dugaan jika ada sesuatu di balik hubungan bos dan asisten itu.
"Akhirnya ada yang bisa kulakukan!" pekik Zoe histeris kemudian melayangkan senyum misterius pada lima pria di depannya sembari mengunyah.
"Memang perintahnya apa?" tanya Troy yang duduk di samping Ben. Duduk mereka melingkar dengan karpet hitam sebagai alas dan di depan mereka, tersedia makanan hasil memanggang tadi.
Senyumnya semakin misterius, matanya menyipit, mengarah pada Darwin yang sibuk mengunyah ayam panggang.
"Yakin mau dengar?" goda Zoe dengan tatapan yang tak lepas dari Darwin. Yang ditatap malah tak menyadari dan sibuk makan dengan pandangan sesekali ke Zoe. Rautnya pun terlihat menunggu.
"Baiklah-baiklah, mengingat kalian menunggu gadis imut ini mengumumkan kartu Dare, kuharap yang mendengar tidak tersedak." Tatapan Zoe kembali beralih ke kartu dan membaca, "Rias wajah di samping kiri dengan riasan pewarna makanan."
Darwin tersedak. Ia menepuk dada, wajahnya memerah bak kepiting rebus, bahkan lebih dari itu. Ia terbatuk-batuk keras dan mengimbangi sesak sekaligus batuk dan napas agar tak segera mati. Diteguk air mineral kemudian bernapas lega.
Zoe tertawa keras lalu duduk tegak. Ia menyatukan kedua telapak tangan dan menggosoknya seakan ingin menyantap sesuatu yang lezat. Ya, Darwin yang akan ia santap.
"Kau kepit si curut itu. Aku akan mengambil pewarna makanan," kata Troy lalu beranjak cepat mengambil pewarna makanan di dapur, sedangkan Ben, dan pria lainnya kecuali Jay langsung bergerak cepat menahan Darwin yang mengambil ancang-ancang hendak kabur. Zoe beranjak, meninggalkan Jay yang masih duduk dan memperhatikan mereka menahan Darwin.
Di depan Darwin, Zoe berkacak pinggang. "Hahaha, kena kau!"
"Ampun, Madam. Tidakkah ada pengampunan untuk pria tampan ini?" Zoe tertawa keras. "Serius, kalau kau membatalkan itu, aku akan mengajakmu keliling dunia." Zoe masih tertawa kemudian mengambil sesuatu dari belakang Darwin. Ia menaik-turunkan alis, memamerkan benda yang kini Darwin takuti.
"Zoe, please. Aku serius akan membawamu keliling dunia!" Darwin meyakinkan. Tangannya disekap oleh laki-laki biadab ini hingga ia tak bisa bergerak. Bahkan bahunya ditekan.
"Melihatmu menjadi badut sudah menjadi hadiah untukku." Zoe menepuk pipi Darwin dengan sarat menggoda lalu membuka tutup pewarna makanan dengan perlahan, seakan menyiksa Darwin di setiap detiknya.
"Noooooooo!" teriak Darwin menggerakkan kepalanya tak beraturan, menghindari coretan di wajah tampan ini. Bisa-bisa setelah dioles begitu, besoknya jerawatan, komedoan, terparah susah dibersihkan hingga menyisakan kotoran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assistant For A Year ✅
रोमांसPertama kali publish : 14 Febuari 2020 [PRIVATE ACAK] . Dalam masa pencarian asisten, ditemukan sosok bertubuh mungil, cerewet, namun pemalu dan terkadang pendiam oleh Benedict Handryson untuk seorang model seksi yang banyak keinginan, Jay Gould. Pe...