DUA BONUS HARI INI BIAR DAPAT PAHALA HIBUR ORANG WKWKWKWKW. Canda pahala 🤣
HAPPY READING 📖
-----------------------------------------
"Dia pacar Ben?" pekik Zoe histeris dengan mulut terbuka dan mata melebar. Tubuhnya telungkup, berjarak dari Jay dengan novelnya di tangan. Setelah dari studio, mereka pulang dan Jay malah menariknya ke kamar pria itu, bercerita banyak hal termasuk asisten baru yang hanya beberapa bulan bertahan, Zeya.
Jay berbaring miring dengan kepala yang ditumpu, mengangguk. "Sejujurnya, aku kaget. Tapi, ya kau tahulah, aku pura-pura cuek. Karena selama ini bekerja, Ben tidak tampak memiliki pasangan, kan?"
Zoe langsung terduduk bersila dengan novel yang Jay lempar tadi untuk dimintai tanda tangan. Ia baru tahu ternyata Jay adalah pengagum rahasianya. Pantas saja ia pernah melihat rak buku Jay berisi semua hasil tulisannya. Mendengar pengakuan Jay tadi, ia merasa lucu. Mereka adalah dua orang yang saling mengagumi. Bukankah ini takdir?
"Aku-aku masih tidak percaya! Ben sudah punya pacar? Namanya Zeya?!"
Jay lagi-lagi mengangguk, namun secepat mungkin memicingkan mata karena merasa ada yang tak beres. "Kenapa kau histeris sekali? Kau tidak suka Ben punya pacar?"
Masih dengan ekspresi bingungnya, Zoe tak menjawab. "Aku-aku tidak percaya! Ben pasti bercanda!"
Jay ikut duduk kemudian bersedekap dada. "Kenapa, huh? Kau tidak suka dia punya pacar? Kau takut dia tak membantu, menggodamu, atau malah kau menyesal menerimaku?" Ia menatap Zoe sinis. Yang ditatap malah diam dan pergi dari kamar, meninggalkannya dengan novel yang menjadi kisah cinta mereka. Sial, gadis itu benar-benar membuatnya sakit hati. Jadi, Zoe tak sepenuhnya mencintainya, begitu? Jadi Zoe tak suka Ben punya pacar? Apa Zoe mencintai Ben juga?
Kepergian Zoe membuat ia kesal setengah mati. Ia berbaring kasar lalu memunggungi pintu dan kembali bersedekap dada. Kalau akhirnya begini, kenapa pula ia harus mengemis cinta? Bayangkan ia sudah menjatuhkan harga diri di depan semua orang, namun yang didapat malah seperti ini. Ia berdecih ringan. Tak akan lagi ia mengemis seperti yang pernah berlalu. Tidak akan! Ia tidak akan luluh pada omong kosong itu lagi. Tidak akan!
***
Zoe kembali ke kamar Jay setelah memastikan pada Ben di halaman belakang jika Jay tidak bercanda. Bagaimana bisa ia melewatkan adegan ini? Melihat Jay memunggunginya, membuat ia mendekat dan memeluknya dari belakang.
"Astaga, aku pikir kau bohong," kekehnya sembari memejamkan mata dan mengelus wajahnya di punggung Jay.
Mendapat gerakan penolakan Jay, ia menaiki tubuh Jay dari samping dan melihat wajah Jay dari atas.
"Kenapa?" tanyanya bingung. Pasalnya ia merasa tak membuat kesalahan. Dan ... apakah Jay marah karena sesuatu yang tak sengaja ia perbuat?
Jay hanya diam, membalas perlakuan Zoe tadi. Biarkan saja bocah ini bertanya-tanya. Biarkan! Karena ia malas berurusan dengannya lagi! Apa Zoe tak tahu kode etik sebagai pasangan dengan tidak menyukai pihak ketiga?
Tak hilang akal, Zoe merangkak ke depan Jay, menyelipkan tubuhnya di dekat Jay dan melingkarkan lengannya di leher Jay. "Kenapa? Kau merajuk? Tapi karena apa?"
Jay berdecak kesal, berusaha tak menatap Zoe karena parahnya ia mulai luluh. Ia hendak berbalik, namun Zoe malah mendekapnya semakin erat. Bahkan paha gadis itu sudah merayap ke pinggangnya.
"Kenapa? Kau ini aneh. Aku baru keluar sebentar, kau sudah merajuk!" protes Zoe kesal. Ia benar, kan? Bahkan kalau dihitung pakai timer, ia merasa tidak sampai 10 menit meninggalkan Jay di kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assistant For A Year ✅
RomancePertama kali publish : 14 Febuari 2020 [PRIVATE ACAK] . Dalam masa pencarian asisten, ditemukan sosok bertubuh mungil, cerewet, namun pemalu dan terkadang pendiam oleh Benedict Handryson untuk seorang model seksi yang banyak keinginan, Jay Gould. Pe...