15

1K 59 1
                                    

*Kaira_

Karena pagi ini aku dengan pak Aska pergi ke rumah sakit, menjadikan Gabriel diam dirumah dengan baik Ijah, nanti kalau sudah kita pulang baru bik Ijah pulang kerumahnya. memang bik ijah tidak menginap, pasti pulang balik lagi, kampung bik Ijah memang dekat dengan rumah pak Aska, tetapi jika bik Ijah ingin menginap pak Aska tidak keberatan itu terserah bik Ijah. tetapi untuk saat ini bik Ijah harus pulang pergi, karena sakit anaknya kembali datang tetapi tidak separah waktu dulu.

Aku dengan pak aska ke rumah sakit hanya ingin memeriksakan keadaan kaki pak Aska, pak Aska sudah bisa berjalan pagi ini, walaupun harus pelan-pelan. bahkan pak Aska menyetir mobil, awalnya aku menolak, tetapi tahukan pak Aska bagaimana sifatnya. keras kepala!

Rumah sakit yang masih pagi membuat masih terlihat sepi, sehingga membuat kita tanpa harus mengantri terlebih dahulu.

"Bapak perlu bantuan?"

"Tidak."

Aku menghela nafas panjang, sikap pak Aska tidak berubah, ingin sekali aku menanyakannya tetapi kadang aku berfikir, buat apa?

Sepulangnya kita dari rumah sakit aku langsung menuju kekamar, Gabriel bahkan belum bangun dari tidurnya. aku memeluknya erat dengan mengelus-nya.

Disaat aku berhenti mengelus-elus Gabriel merasa terusik sampai pengeluarannya jelas, matanya mengecap beberapakali.

Aku terkekeh melihatnya, nyawanya belum kumpul ternyata.

"Gabriel sayang."

"Pa pa pa pa."

"Mau ketemu papa?"

"Pa pa."

"Kita cari papa kamu ya." Aku menggendong gabriel, tangan Gabriel begitu nakal memukul-mukul. aku menciumi wajah Gabriel, anak ini kalaupun tidak mandi pasti harum banget baunya beda dengan diriku.

Disaat aku menutup pintu, bertepatan juga pak Aska yang keluar kamar.

"Ini pak gabriel nyariin bapak kayaknya."

"Iya." Pak aska mengambil alih Gabriel dari ku. pak Aska langsung kembali kedalam kamar, aku hanya bisa menghela napas panjang. aku berniat untuk menyiapkan sarapan untuk gabriel.

Aku mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk kekamar pak aska.

"Kenapa?"

"Gabriel belum sarapan pak."

"Oh iya..masuk saja." Aku hampir saja lupa bahwa anakku belum sarapan.

Aku masuk kedalam pak Aska yang begitu wangi menurut ku. setelah aku menyuapi gabriel pak Aska hendak saja pergi tetapi aku mencegahnya.

"Saya mau bicara sama bapak."

"Bik Ijah." Panggil pak aska

"Iya den?"

"Tolong jagain Gabriel sebentar, saya ada urusan dengan kaira."

"Baik."

"Mau ngomong apa?"tanya pak aska tanpa menatapku. bik Ijah sudah keluar kamar memang.

"Kenapa bapak menghindar terus dari saya."

Sudah kuduga kaira akan menanyakan hal ini.

"Siapa yang menghindar?"

"Bapak lah, siapa lagi!"

"Saya tidak menghindar kaira."

"Jawab jujur pak, kenapa, kenapa?! Saya ada salah?"

"Bukannya kamu dekat dengan Resky? makanya saya menghindar dari kamu, mencoba menghilangkan perasaan ini."

"Pak, jujur saya gak suka sama sikap bapak yang seperti ini, saya juga gak suka kalau bapak dekat dengan cewek lain."

Duda KampretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang