"Kamu masih bekerja sama sama mbak vinis, mas?" Tanya kaira yang melihat Aska sibuk dengan laptopnya. Entah kenapa, tiba-tiba dirinya ingin menanyakan sesuatu hal yang mungkin buat hatinya gak lega.
"Masih, kenapa. Hm?"
"Gak suka."
"Gak suka gimana? Kita juga udah kerja sama udah lama Ra, kenapa?"
"Ya, aku gak suka pokoknya. Apa lagi mbak vinis yang terang-terangan melihat kamu kaya tadi, pasti kamu kalau dikantor digodain terus ya sama mbak vinis. Bukannya juga waktu itu kalian udah gak kerja sama lagi, tapi kenapa tiba-tiba mbak vinis tadi pagi datang ke sini buat kasih tahu kamu kalau ada pertemuan sama kolega?"
"Cerewet ya bumil satu ini. Hmm." Aska menatap kaira gemas. Tak tinggal diam, satu tangannya mencubit pipi kaira yang chubby.
"Aku serius ya!"
"Iya memang waktu itu kita sempat gak kerja sama lagi karena vinis yang ingin fokus sama pekerjaannya, model. Tapi di suatu hari kedua orangtuanya kecelakaan dan gak bisa diselamatkan." Kaira membekap mulutnya, terkejut akan sang suami ucapkan. "Dari situ, vinis mau kerja sama lagi, walaupun jarak jauh, dan dia pulang pergi ke luar negeri. dia jadi tulang punggung untuk dirinya sendiri saat ini. Untuk masalah cemburu kamu-"
"Aku gak cemburu." Potong kaira cepat.
"Terus?"
"Gak suka."
"Apa bedanya?"
"Ada!"
Aska menghela nafasnya panjang. "Iya-iya, pokoknya kamu gak usah khawatir, sayang ya?. Kamu harus percaya sama aku, vinis udah tobat juga, itung-itung bantu dia, biar dapat pemasukan banyak."
"Tapi kalian dulunya mantan suami istri mas!"
"Iya, aku tahu. Vinis sudah gak pernah godain aku, semenjak vinis mau bekerjasama dia seolah-olah baru kenal malah. Kamu harus percaya sama aku, aku juga gak bakal main dibelakang kamu, okey?" Aska mengelus-elus perut buncit kaira.
"Awas aja ya! Kalau sampai aku tahu kamu main sama mbak vinis, aku gak mau anak aku katemu sama kamu."
"Iyaa, gak bakal." Kaira menyenderkan kepalanya ke dada suaminya. "Kamu gak mau apa-apa? Kamu gak ngidam?"
"Aku sebenarnya pengen bando ini mas." Kaira menunjukkan bando yang dia inginkan. Sebenarnya, sudah dari beberapa hari kebelakang dirinya menginginkan bando itu, tetapi setelah melihat harganya yang menurutnya terlalu wah untuk hanya sebuah bando. Dirinya mikir-mikir lagi kalau mau beli. Dirinya sadar kalau suaminya mampu, tetapi ini bando.
"Yaudah beli, sayang."
"Tapi harganya sepuluh juta."
"Ya enggak papa, kamu kan pengen, bandonya juga lucu, kamu pasti tambah gemes deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Kampret
Teen FictionPerjalanan yang jauh dengan tidak adanya tujuan itulah yang dilakukan dan dirasakan oleh gadis yang mempunyai nama kaira Amelia. Dia terus saja berjalan entah mau kemana. Untung saja ada orang yang memanggilnya untuk menjaga cucunya secara mendadak...