27

692 40 0
                                    

Kepala dan punggung yang menyenderkan ke sofa, dengan tangannya yang sibuk mengelus-elus bulu kucing miliknya. Ya siapa lagi kalau bukan Gabriel, anak kecil dengan mata bilonya yang membuat semua orang yang melihatnya akan selalu ingin menguyel-uyel sangking gemasnya. Kini anak itu tengah menonton film cartoon yang menurutnya sangatlah lucu.

"Gab-" Kaira yang hendak memberi makan buah-buahan untuk Gabriel terurungkan disaat lengannya digenggam oleh seseorang.

"Ra?"

"Y-ya pak?"

"Aku mau bicara sama kamu," Aska melihat anaknya yang anteng didepan TV lalu melanjutkan omongannya. "Mumpung Gabriel anteng."

Dengan bingung, dan penasaran apa yang akan dibicarakan pak aska, Kaira tetap membuntuti pak aska yang jalan terlebih dahulu.

"Pak aska mau putusin aku kali ya? Dia mau bilang mau rujuk sama mbak vinis?"

"Ra?"

"Eh? Iya-iya." Panggilan dari pak aska membuyarkan lamunan Kaira, dengan cepat gadis itu mengikuti Aska yang kini sudah dikolam renang rumah.

"Mau bicara apa ya pak?"

"Maaf kan sifat aku yang kemarin. Aku gak suka aja lihat kamu sama Resky dirumah dengan keadaan aku gak ada, aku sama vinis gak ada hubungan apa-apa, beneran gak ada, dan aku gak ada niatan rujuk atau pendekatan terlebih dahulu itu gak ada. Aku gak ada niatan untuk dekat dengan vinis atau perempuan lain selain kamu, Ra."

"Terus, instastory kamu kemarin?"

Pak aska mengerutkan keningnya. "Aku gak bikin instastory, aku gak pernah bikin malahan."

"Coba cek hp kamu."

"Loh?" Ujar Aska disaat dia sudah tahu postingan itu.

"Emang ponsel kamu gak di pin?"

"Ribet."

Kaira menghela nafasnya panjang. "Oke gak papa kalau emang hp kamu gak di pin, tapi kok bisa hp kamu dipegang sama mbak vinis? Sebegitu percayanya kamu sampai barang pribadi atau privasi kamu mbak vinis pegang?"

"Enggak gitu Ra, mungkin waktu aku ke toilet."

"Kamu alasan ya?"

"Enggak Ra, aku gak alasan. Memang waktu itu aku gak sengaja ninggalin hp aku dimeja kafe disaat aku ke toilet. Ya mungkin waktu aku ke toilet dia bajak hp aku."

"Kafe?"

"Iya, kita makan malam."

"Dinner?"

"Ah, kita makan bersama-sama, aku ada video-nya. Bentar,"

"Enggak usah."

"Ha? Nanti kamu ngambek?"

"Enggak."

"Ada yang mau ditanyain lagi, Ra? Aku gak mau dengan kepergian aku ke luar negeri kemarin menimbulkan rasa mengganjal di hati kamu yang membuat hubungan kita retak, aku gak mau."

"Kamu sama mbak vinis satu kamar?"

"Kok bisa mikir gitu? Ya gak mungkin Ra, uang aku banyak untuk sewa hotel satu kamar sendiri, ngapain harus sama vinis?"

"Ya, aku gak sengaja denger suara mbak vinis waktu kita telfon waktu itu."

"Dia ngomongnya diluar pintu waktu itu, aku telfon kamu dibelakang pintu, gak ada sinyal, kebetulan sinyalnya jelek."

"Mbak vinis perhatian ya sama kamu? Makanan yang kamu suka aja mbak vinis tahu."

Aska tersenyum hangat menatap gadis dihadapannya.  Tangannya mengelus rambut Kaira pelan. "Gak papa, nanti juga kamu tahu, begitupun dengan aku, aku tahu kamu, kamu tahu aku, kita butuh waktu, Ra."

Duda KampretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang