21//DK

1.4K 66 6
                                    

*aska__

Setelah meeting tadi aku langsung menuju ke ruangku, aku sangat lelah, mencoba untuk memenangkan tender kali ini, persaingan yang ketat, presentasi perusahaan ku dengan perusahaan lain sama-sama memuaskan. Aku terus saja merapatkan do'a, memang siapa yang akan menyia-nyiakan tender begitu saja? Jelas saja tidak ada.

Beberapa berkas belum sempat aku cek.

Ketukan pintu berbunyi.

"Masuk!"

"Hi as."

"Hmm..ada apa." Aku bertanya ke arah vinis. Entah apa tujuan dirinya.

"Gak papa, aku kangen sama kamu."

"Vinis, ada perlu apa? Jika tidak silahkan kamu keluar!"

"Aska.." Dia mendekati ku.

"Urusan kita sudah selesai!"

"Jadi kamu sama kaira itu sudah baikan?"

"Hmm."

"Jika seperti itu saja kamu meminta ku untuk membantu mu as."

"Terima kasih!"

"Terimakasih pun tidak cukup as." Tanpa aba-aba vinis langsung duduk di pangkuanku.

Aku geram dengan wanita seperti vinis, kenapa dia menjadi berubah seperti ini.

Aku berdiri dengan rahang ku yang mengeras dan tatapan yang tajam.

Mau tidak mau vinis pun ikut berdiri.

"Bisa tidak kamu sopan sedikit vinis!"

"Aska?"

"Aku sudah mempunyai kekasih jadi tolong hargai itu, dan jangan membuat harga dirimu jatuh vinis! Kamu perempuan!
.jadi keluar lah!"

"Aska tap.."

"Keluar!!"

"Iya." Jawabannya dengan lesu.

"Tidak perlu menemuiku lagi, dan jangan mengusik kehidupan aku."

Brakk

Aku menutup pintu keras, aku tidak habis pikir dengan jalan fikiran vinis.

______

Aku mengucap salam seraya membuka pintu utama, aku melenggang ke ruang tengah yang sudah ada kaira dengan gabriel yang tengah bermain.

"Pa pa pa pa." Oceh Gabriel ketika melihat ku, seketika rasa lelahku hilang entah kemana, tetapi sedikit berbeda dengan kaira yang sama sekali tidak menyambutku melihat pun dirinya enggan.

Aku menggendong gabriel dengan menghujani wajahnya dengan ciumanku.

"Kok belum tidur?" Jika aku bertanya kepada gabriel pasti kaira akan menyahut tetapi kali ini tidak, aku bingung dibuatnya. apa aku terlalu malam pulang? Tetapi aku sama sekali tidak telat.

"Kaira?"

"Hmm?"

"Gabriel kenapa belum tidur?"

"Belum ngantuk."

"Kaira!"

"Iya?"

"Kamu kenapa?"

"Gak papa."

Aku menghela nafas berat. Aku merasa aneh dengan tingkah kaira malam ini, berbeda dengan hari-hari biasanya.

"Gabriel sana ke kakak dulu ya, papa mau bersih-bersih badan." aku mengecup puncak kepala Gabriel dengan mengusapnya pelan-pelan.

Duda KampretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang