34

1K 49 4
                                    

Beberapa hari belakangan, kaira selalu bangun ditengah malam, entah itu minum, nonton tv, atau bahkan makan, makanan berat dan ringan. Seperti saat ini, dirinya tengah membuat minuman hangat dengan buah dengan beberapa biscuit yang sudah dia siapkan.

Dan setiap malam pula pak Aska selalu menemani sang istri yang selalu bangun tengah malam.

"Jam segini enak gak ya makan sate?" Tanya kaira ke dirinya sendiri.

"Mas." Panggil kaira dari arah dapur menuju sang suami yang tengah menonton televisi serta tangannya yang membawa nampan.

"Kenapa?"

"Kayaknya enak makan sate jam segini."

"Mau beli? Tapi kayaknya gak ada, Ra."

"Aku pengen." Rengek nya.

"Sate?"

"Emm, bisa jadi, aku pengen makan sate jam segini, aku belum pernah makan sate jam segini soalnya."

"Besok aja gimana, besok kita beli terus taruh kulkas, paginya kamu makan."

"Gak ada jalan lain apa?"

"Mau bikin sendiri?"

"Emangnya dikulkas ada daging?"

Pak Aska mencoba berfikir, mencoba mengingat-ingat isi kulkas. "Adanya ayam, kan yang sapi udah kamu masak, Ra."

Kaira mengangguk. "Buattin ya mas." Pinta kaira.

"Iya, kamu tunggu disini." Kaira mengangguk seraya tersenyum. Kalau hanya membuat sate Aska bisa, karena semua yang dia perlukan serba instan sekarang.

Kaira memakan makanan miliknya, sembari menunggu sang suami yang tengah masak untuknya.

___

Aska membawa sate yang sudah siap. Hendak saja dia memanggil istrinya, ternyata kaira tertidur dengan duduk serta makanan yang berada di pangkuannya. Aska tersenyum, tangannya mengelus pipi kaira lembut. Mencoba untuk membangunkan, sebenarnya tidak tega, tetapi kaira mengidam dan dia sangat pengen seperti yang kalian tahu, jika tidak dibangunkan takutnya bumil satu itu akan marah-marah. Dan jika memang nantinya sate itu tidak dimakan Aska tidak masalah.

"Sayang."

"Euwhh.." Lenguh kaira. "Udah?" Tanya kaira dengan suara khas bangun tidur.

"Udah, jadi makan sate atau mau lanjut tidur aja?" Tanya Aska pelan, tangannya sendari tadi mengelus-elus rambut kaira.

"Dimakan, masa kamu udah capek-capek bikin aku gak makan, aku juga pengen."

"Mau disuapin?"

"Enggak mau, sendiri aja." Aska mengangguk. Terkadang memang lelah jika harus menuruti permintaan istrinya yang kadang neko-neko atau bahkan tidak kenal waktu. Tetapi satu sisi dirinya juga senang bisa menjadi suami yang berguna untuk istrinya disaat kaira butuh.

"Kamu nanti kerja, mas?"

Pak Aska mengangguk. "Ada yang mau kamu titipan?"

"Ah, enggak, mau tanya aja, nanti mau sarapan pake apa."

"Enggak usah repot-repot, kan aku udah pernah bilang, masalah makan kan bisa beli, sayang."

"Iya-iya aku ingat kok sama petuah kamu, tapi aku gak papa, gak usah khawatir, anak kamu pinter gini, gak rewel."

Pak Aska mengangguk. "Nasi goreng aja kalau gitu, biar kamu masaknya gak lama-lama."

"Kalau gitu aku masak nasi habis ini."

"Nanti aku bantuin."

Setelah memasak nasi, keduanya menuju kamar untuk melanjutkan tidur mereka mengingat saat ini masih tengah malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Duda KampretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang