7//DK

1.8K 96 0
                                    

🌼

Aku menyiapkan semua keperluan,memang saat ini kami sedang berada di taman untuk piknik,sekaligus pak Aska untuk lebih semangat lagi belajarnya,apa lagi gabriel yang melihat kesana-kemari,mungkin anak ini perlu melihat lingkungan yang membuat nya nyaman.

Memang taman saat ini ramai,mulai dari anak-anak hingga orang dewasa,begitu banyak anak-anak yang bermain sepak bola.

Kita bertiga hanya duduk diatas karpet dengan makanan juga untuk menemani kita hari ini..dengan melihat orang berlalu lalang Gabriel merasa senang,entah sudah berapa banyak biscuit dengan susu yang dia minum.pastas saja pipinya sangat gembul, gitu-gitu Gabriel makannya banyak.memang siapa yang akan membiarkan anak kecil kelaparan? Apa lagi gabriel mempunyai ayah yang kaya seperti pak Aska, apa pun gabriel mau pasti diberikan oleh pak Aska.

Tetapi pak Aska menurut ku tidak berlebihan,Gabriel anak kecil yang memang harus seperti itu bukan.. bahkan aku pernah melihat sangking ayahnya kaya anaknya yang masih kecil saat ulang tahun diberikan kado vila,bayangkan saja anak kecil sudah mempunyai vila.

Bukan aku yang memasak melainkan kita membeli terlebih dahulu sebelum ke taman.tidak banyak hanya beberapa dan cemilan,tidak banyak memang karena kita hanya sebentar agar gabriel tidak dirumah saja,dirinya butuh hiburan apa lagi ayahnya yang super sibuk itu.jika saja mereka tidak mencari pengasuh untuk gabriel entah apa yang terjadi.

Pak Aska pernah bercerita waktu itu kepadaku,tentang mamanya,faktanya mamanya pak Aska itu sudah meninggalkan mereka, meninggalkan suami dan pak Aska anaknya,belum lagi meninggalkan gabriel cucu satu-satunya.jika mamanya pak Aska masih hidup mungkin mereka tidak bersusah payah untuk mencari pengasuh untuk gabriel, kemungkinan besar mamanya pak Aska akan lebih fokus ke cucunya dari pada karirnya.

Kehidupan sehari-hari yang memang serba kecukupan bahkan melebihi batas tidak membuat seorang akan merasakan kebahagiaan, kebahagiaan tidak bisa diukur dengan harta yang melimpah, contohnya saja pak Aska,dirinya harus merelakan istrinya disaat melahirkan anak pertama mereka tanpa adanya ikatan cinta sendiri dari pak aska,justru itulah yang membuat pak Aska merasa menyesal,tetapi mau bagaimana lagi,semua sudah terjadi,belum lagi harus ditinggalkan oleh ibu kandungnya,entah seperapa sakit hatinya pak Aska,tetapi tidak ada yang mengetahui,pak Aska begitu pandai untuk menutupi lukanya,apa lagi gabriel,pak Aska sangat sedih jikalau mengingat gabriel,pak Aska merasa tidak becus untuk menjaga anaknya

Aku sendiri pun merasakan bagaimana kesedihan pak aska,dari raut wajahnya saja sudah terlihat jelas.

"Banyak-banyak in sabar pak,ini cobaan untuk bapak,Allah tidak akan memberi ujian tanpa hambanya bisa,pasti kita bisa melewati pak,hanya saja butuh waktu..pak aska harus bisa berdamai dengan masa lalu,membuka lembaran baru,mungkin ini yang terbaik buat pak aska,keliatan mungkin ini yang terbaik buat kita tetapi belum tentu baik di Allah..ini semua sudah yang terbaik pak"pak Aska melihatku teduh,aku yang melihatnya pun tersenyum tipis.

Seperti yang aku bilang kita tidak berlama-lama di taman,apa lagi ditambah gerimis pagi-pagi,membuat kita langsung pulang.

"Kadang saya merasa kasian pak ke Gabriel, mungkin udah saatnya bapak move on,ganti yang baru,saya,bapak maupun orang tua bapak tidak bisa berperan sebagaimana ibu yang semestinya,gabriel membutuhkan sosok ibu yang tulus pak"

"Iya.. terimakasih nasehatnya ya,saya lebih lega setelah bercerita ke kamu, walaupun itu belum semuanya tetapi saya sudah merasakan lega, terimakasih kasih juga tulus menjaga gabriel..jika kamu menjadi istri saya..."

"Hah?"aku cukup terkejut dengan pak Aska yang melontarkan pernyataan seperti itu.

Pak Aska menggenggam kedua tanganku,matanya menatapku dengan teduh,usapan di tanganku terasa begitu lembut.

Duda KampretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang