Rindu

7.8K 716 183
                                    

Ketika rindu bercampur benci melebur menjadi satu, tak kan ada yang bisa mengobatinya...

***

Terdapat sosok laki-laki yang berada diruangan gelap dengan sinar dari lampu belajar dimeja. Ia tengah duduk bersandar sambil menatap foto-foto yang terpasang dinding kamarnya. Ia tersenyum saat menatap foto gadis yang tengah tersenyum lebar sambil membawa boneka beruang.

"Dari dulu kau cantik, tapi sayang kau melupakan sosok pangeranmu ini"

Laki-laki itu mengambil foto pigura dimejanya. Ia mengusap lembut foto sosok gadis yang telah menjadi belahan hatinya sejak kecil. Ia membiarkan gadis itu melupakannya dan membuat perkenalan baru dengan gadis dimasa kecilnya itu.

"Kenapa kau berubah? Sejujurnya aku tak terima saat melihat perubahanmu yang bisa mengundang banyak serangga dan pastinya para serangga itu harus ku basmi. Tunggu waktunya sayang, aku akan mengurungmu disini dan tak pernah membiarkanmu meninggalkan istanaku" laki-laki itu menunjukkan seringainya.

Laki-laki itu menyandarkan tubuhnya dikursi sambil memeluk foto ditangannya tadi. Ia memejamkan matanya mengingat setiap waktu yang mereka lakuin dulu. Ia terkekeh mengingat semuanya hingga ia mengingat kejadian yang membuat dadanya sakit karna gadisnya berani bersama orang lain.

"Andai kamu tau aku cemburu tadi, dan hampir saja menghampirimu. Tapi aku masih sadar kondisiku yang hanya bisa melihatmu dari kejauhan. Aku cemburu dengan orang yang lebih bisa dekat denganmu. Aku cemburu dengan orang yang lebih mengenalmu, dan aku cemburu dengan orang yang lebih bisa menjagamu. Tapi tenang saja, aku lah yang lebih layak untukmu"

Laki-laki itu mengeraskan rahangnya saat mengingat adegan yang membuat jiwa tergelapnya keluar. Ia tak suka miliknya disentuh orang lain, atapun dilirik orang lain. Miliknya hanya miliknya dan hanya dia yang berkuasa untuk miliknya itu.

Tok,,, tok,,, tok

Suara ketukan pintu membuat laki-laki itu menegapkan badannya dan membuka matanya. Ia sedikit menggeram marah saat ada seseorang yang menganggu ketenangannya.

"Masuk" ujar laki-laki itu datar.

"Maaf tuan muda, saya telah menganggu ketenangan anda. Tapi saya hanya ingin melapor kalo tugas yang anda berikan telah selesai. Ini berkas-berkas beserta flashdisk yang berisikan video-video gadis itu tuan" ucap orang yang memakai jas hitam sambil menyerahkan berkas-berkas dan juga flashdisk yang diminta bosnya itu.

Laki-laki itu hanya tersenyum tipis dan mengambil barang yang diberikan anak buahnya. Misinya untuk menghancurkan orang yang telah menganggu ratunya akhirnya akan terselesaikan. Entah terselesaikan oleh tekan batin yang akan dirasakan hama itu, atau kematian dari sang pembunuh berdarah dingin.

"Kau boleh keluar, dan tolong awasi ratuku. Jangan sampai gadis itu menyentuh ratuku dan aku harap kalian bisa menjalankan tugas kalian dengan baik atau kepala kalian yang akan menjadi jaminannya" ujar laki-laki itu datar.

Wajahnya yang samar-samar terkena lampu membuat orang didepannya sedikit tertekan karna melihat senyum iblis tuannya dan jangan lupakan aura menakutkan tuannya.

"Baik tuan muda, saya akan menjalankan tugas sebagai mungkin. Saya pamit pergi dulu" ucap bodyguard itu dengan sedikit membungkuk.

"Hm"

Laki-laki itu mulai membuka map yang berisikan berkas-berkas tentang hama yang ingin menganggu ratunya. Ia takkan membiarkan orang itu menyentuh ratunya walau seujung kuku.

"Cih,,, apa hukuman yang pantas untuk hama sepertimu? Aku tak sabar untuk bermain denganmu dan mengukir lukisan indah ditubuh kotormu itu. Aku akan memberikan waktu untukmu bermain dengan ratuku, hingga tiba waktunya aku lah yang akan mempermainkan hidupmu"

Zeraya's Life Journey(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang