Keluarga

7.8K 738 175
                                    

Gua kira mimpiku selama ini hanya bayangan semu, ternyata terjadi juga. Makasih untuk kalian yang telah mewujudkan mimpiku...

###

Raya berjalan kebelakang sekolah sambil menenteng tas dibahunya. Ia berniatan untuk membolos dan menemui masalalunya. Raya harus mencoba berdamai dengan mereka dan bersatu dengan luka yang sepertinya akan terobati oleh mereka.

Kata orang, terkadang orang menyakitimu adalah orang yang menyembuhkanmu juga. Sedikit konyol menurut Raya, tapi boleh dicoba siapa tau hasilnya sama.

"Dulu waktu kecil gua suka bilang kalo aturan dibuat untuk ditaati. Cih, tapi sekarang menurut gua aturan dibuat untuk dilanggar. Jika tidak ada yang melanggar lantas pegawai hukum ngapain? Gak bakal makan dia mah kalo tanpa adanya kita yang bikin ulah" gumam Raya sambil terkekeh pelan.

Raya melepaskan roknya dengan santai. Tenang saja, ia memakai hotpants didalamnya. Raya juga melepaskan seragam sekolahnya dan menyisahkan baju hitam polos dan juga hotpants. Ia segera memasukkan semuanya ditas ransel hitam miliknya.

"Sebagus-bagusnya sekolah pasti ada celah untuk murid kayak gua bebas. Gua sekolah bayar jadi kenapa harus dikengkang oleh aturan yang segitu banyaknya" gumam Raya.

Raya mengangkat seng yang menutupi akses jalannya. Ia segera keluar melalu jalan tikus yang selalu dirahasiakan oleh para berandalan sekolah yang biasanya ngeblong atau telat masuk sekolah.

Raya berjalan ke arah bengkel yang bercampur dengan warung. Matanya sedikit menyipit ketika melihat Ragil dan Ucup yang tengah duduk merokok disana. Bukannya mereka teman kelasnya? Kenapa bisa disini?.

"Ekhem" dehem Raya yang sekarang berada dibelakang Ragil dan Ucup.

Raya udah mengkode untuk cowok-cowok yang melihatnya agar diam aja. Ia lagi pengen mengerjai kedua curut yang tadi tak mau menolongnya untuk membawa motornya ke bengkel.

Ragil dan Ucup yang merasakan ada deheman di belakangnya langsung membalikan badan untuk melihat siapa yang berdehem. Mata mereka sontak melotot ketika melihat Raya yang lagi memandangnya tajam.

"Enak banget ya? Bolos dari tadi pagi sedangkan gua dipaksa masuk" sindir Raya.

"Eh, Neng geulisnya Ucup. Sini neng, duduk dulu atuh. Ngeteh yuk, akang bayarin" ujar Ucup sambil mengelapi kursi sampingnya.

"Duduk dulu Ray? Mau makan apa? Biar gua pesenin" sahut Ragil.

"Heleh, sok baik lu. Kenapa gak masuk kelas tadi?" tanya Raya yang tetap duduk disamping Ucup.

"Males Ray, entar gua dihukum kayak lo. Lo masih untung kulitnya putih, lah gua. Kulit udah item gini mau jemur-jemur kek bule-bule dibali ya tambah gosong atuh Ray" jawab Ragil.

"Lu mau jemur atau kagak, kulit lu tetep item bambang, karna pada dasarnya emak lo itu dulunya nyidam areng ya jadi kek gini"

"Lancar bener tuh mulut ngehujatnya" Ragil sedikit kesel mendengar ucapan Raya.

Raya menatap tiga cowok didepannya yang tengah memperhatikannya. Sepertinya mereka kakak kelas dilihat dari postur tubuhnya dan juga mukanya.

"Nama kalian siapa? Kenalan dulu dong, siapa tau nyaman" ujar Raya sambil tersenyum tipis menatap ketiga cowok didepannga.

"Jangan mulai Raya" peringatan dari Ragil meluncur bebas.

"Apaan sih Gil? Gua cuman mau kenalan ini loh, bukan mau macarin mereka" balas Raya sedikit sewot.

Raya kembali fokus kedepan tapi pandangnya tertuju pada cowok kecil yang berada ditengah. Cowok itu keliatan polos dan wajahnya malah gak ada ganteng-gantengnya tapi menuju ke arah imut dan manis.

Zeraya's Life Journey(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang